Kamis, 22 Oktober 2015

UPAYA PELESTARIAN PANTAI NATSEPA GUNA MENARIK MINAT WISATA PADA NEGERI SULI KABUPATEN MALUKU TENGAH SKRIPSI



UPAYA PELESTARIAN PANTAI NATSEPA GUNA
MENARIK MINAT WISATA PADA NEGERI SULI KABUPATEN
MALUKU TENGAH
SKRIPSI



 








                                                                                                                                         
                                                
OLEH
KAROLINA.REFO
2010-31-113

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2015


ABSTRAK

Karolina Revo 201031113. Upaya Pelestarian Pantai Natsepa Guna Menarik Minat Wisata Pada Negeri Suli Kabupaten Maluku Tengah. Skripsi Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura Ambon 2015.
Alam telah memberikan suatu perkembangan yang baik serta kontribusi kepada manusia, telah terbukti lewat perkembangan pariwisata yang  berkembang pesat. Pantai Natsepa dikawasan desa Suli tersebut yang memegang peranan penting dalam sumber daya manusia dari masyarakat setempat, karena keahlian ketrampilan di bidang pariwisata sangat dibutuhkan dalam pengelolaan pariwisata demi keberlanjutan dari objek wisata tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui obyek wisata pantai Natsepa yang ada dikawasan Negeri Suli sudah memenuhi syarat-syarat sebagai daerah tujuan wisata, dan peranan daya dukung lingkungan dalam pengelolaan obyek wisata pantai Natsepa, dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskritif, titik tolak penelitian bertumpu pada minat untuk mengetahui masalah atau fenomena sosial yang timbul karena berbagai rangsangan. Pantai merupakan tempat yang menyenangkan untuk menghabiskan liburan, menyegarkan pikiran akan penatnya pekerjaan. Salah satu pantai yang terkenal di Ambon adalah Pantai Natsepa. Pantai yang terletak di Negeri Suli ini menyuguhkan pemandangan yang indah. Pasir putih dan air jernih terhampar luas sejauh mata memandang. Ombak yang bergulung-gulung datang silih berganti menyambut para wisatawan seakan mengajak untuk bermain dan berenang. Teriknya matahari terkalahkan oleh sejuknya air laut yang dingin. Dinginnya ombak yang menghempas tubuh dan air laut yang terasa asin saat menyentuh bibir menambah keasikan saat bermain di Pantai Natsepa. Sarana dan prasaran pendukung belum seutuhnya memenuhi syarat-syarat daerah tujuan wisata, Untuk itu perlunya dilakukan pelestarian dan pengembangan pariwisata khususnya obyek wisata pantai Natsepa, dengan melihat pada faktor internal yaitu kekuatan/kelebihan dan kelemahan yang dimiliki serta faktor eksternal yaitu berbagi peluang dan tantangan agar strategi yang dilakukan efektif dan efisien. 
Kata Kunci: Pariwisata, Pantai Natsepa







ABSTRACT


.
Karolina Revo 201031113. Natsepa Coastal Conservation Efforts To Interest Interest Domestic Tourism In Suli Central Maluku district . Thesis History Education Studies Program Faculty of Teacher Training and Education Pattimura University in Ambon 2015
Nature has provided a good development and contribution to mankind, has been proven through the development of the rapidly growing tourism. Suli village Natsepa coast region which plays an important role in the human resources of the local community, because of the expertise in the field of tourism skills are needed in tourism for the sustainable management of tourist attraction. The purpose of this study was to determine the coastal attractions Natsepa existing area of ​​State Suli already meet the requirements as a tourist destination, and the role of environmental capacity in the management of coastal tourism Natsepa, using qualitative research methods descriptive, the starting point of the research is based on interest to determine problems or social phenomena that arise due to various stimuli. The beach is a pleasant place to spend holidays, refresh the mind will feeling tired job. One of the famous beach in Ambon is Natsepa Beach. The beach is located in the State of Suli presents a beautiful landscape. White sand and clear water spread out wide as far as the eye can see. Waves that roll came and went welcome the tourists seemed to invite to play and swim. Hot sun defeated by the cool sea water that cold. The chill waves crashing body and the sea water tasted salty when touching the lips add while while playing on the beach Natsepa. Facilities and infrastructure support has not fully meet the requirements area tourist destination, to the need for preservation and development of tourism especially coastal tourism Natsepa, by looking at factors intern namely strength / strengths and weaknesses as well as external factors that share the opportunities and challenges that strategies are effective and efficient.
Keywords: Tourism, Beaches Natsepa









Halaman Motto dan Persembahan
Motto
Lakukan yang terbaik, dapatkan yang terbaik, jadi yang terbaik dan harus berpegang pada Ora Et Labora.


Persembahan
Kupersembahkan skripsiku ini sebagai ucapan hormat dan dharma baktiku kepada:
1.      Ayahanda tercinta Leonard Baulu dan Ibunda tersayang Taroci Baulu/Saa yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang dan berkat doanyalah hingga penulis tiba pada penyelesaian studi.
2.      Saudara – saudariku tersayang Kakaku Yamni Agus dan Iryani, dan adik Aris
3.      Almamater tercinta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura Ambon.










KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis menyatakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat serta karuniaNya yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul: Upaya Pelestarian Pantai Natsepa Guna Menarik Minat Wisata Pada Negeri Suli Kabupaten Maluku Tengah  sebagai salah satu syarat akademik untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan, pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan ini banyak hambatan serta tantangan dan keterbatasan, namun akhirnya dapat diselesaikan atas bantuan dan bimbingan serta kerjasama yang baik dari semua pihak. Untuk itu segala bentuk saran dari semua pihak yang sifatnya membangun akan diterima dengan senang hati demi perbaikan skripsi ini.
Maka lewat kesempatan ini, izinkanlah penulis menyampaikan terima kasih yang setulus – tulusnya dan penghargaan yang tak terhingga kepada :
1.      Drs. Moh. Isa Odar, M.Si selaku Pembimbing I yang selalu dan senantiasa memberikan nasihat dan meluangkan waktu untuk membimbing serta mengarahkan penulis selama penulisan skripsi ini.
2.      WaIma. S.Pd, M.Pd selaku Pembimbing II yang meluangkan waktu untuk penulis dengan berbagai masukan yang membangun hingga terselesainya penulisan ini.
3.      Drs. Moh. Isa Odar, M.Si Selaku Penasehat Akademik yang senantiasa membimbing penulis mulai dari Semester I sampai saat ini.
4.       Nur Aida Kubangun, S. Pd, M. Pd. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah yang membantu penulis selama mengikuti proses perkuliahan.
5.      Prof. Dr. Th. Laurens, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan atas kesempatan mengikuti kuliah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura.
6.      Seluruh staf Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya dosen program Studi Pendidikan Sejarah yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama mengikuti perkuliahan.
7.      Para Pegawai Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang dengan senang hati melayani penulis selama menjadi mahasiswa.
8.      Seluruh Staf dan Perangkat Pemerintah Negeri Suli yang telah memberikan waktu dan tempat bagi penulis dalam menyelesaikan penelitian sampai terampungnya penulisan ini.
9.      Kedua orang tuaku tercinta ( Ayahanda Donatus dan Ibunda Margaretha ) yang telah melahirkan dan membesarkan penulis dengan susah payah, serta Kakaku Imelda, Patrisius, dan adik David dengan sabar memberikan dorongan, kepercayaan, kasih sayang dan perhatian serta pengorbanan kepada penulis dari awal hingga akhir.
10.  Bapak F. X. Revo dan mama Sarmini yang telah membantu penulis dalam studi.
11.  Keluarga Besar Revo dan Suratratan yang telah banyak membantu penulis dalam bentuk dukungan material maupun non material selama penulis mengikuti perkuliahan.
12.  Teman – teman seperjuangan “ angkatan 2010 “ Mega, Ulen, Matelda, Murdani, Marlen, Serli, Martha. Serta teman – teman lain yang tak dapat penulis sebutkan satu demi satu yang selama ini telah berjuang bersama – sama dibangku perkuliahan dalam susah maupun senang. Dan semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu demi satu yang selama telah membantu penulis demi untuk mencapai cita – cita.

                                                                                               Ambon, 23 Agustus   2015
                                                                                                              Penulis,

                                                                                                                          Hendrison Baulu











DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………..
LEMBARAN PENGESAHAN……………………………………………………….     
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………..
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………......
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang…………………………………………………………………
B.     Rumusan Masalah ……………………………………………………………….
C.     Tujuan Penelitian…………………………………………………………………
D.    Manfaat Penelitian……………………………………………………………….
E.     Penjelasan Istila…………………………………………….................................
BAB II  TINJAUAN PUSTAKA
A.    Konsep Pariwisata……………………………………………………………….
B.     Tinjauan Geografi Pariwisatawan Tentang Objek Wisata……………………….
C.     Syarat-Syarat Berdirinya Daerah Tujuan Wisata………………………………..
D.    Sosial Budaya Masyarakat Setempat…………………………………………….
E.     Pendekatan Adat Terhadap Alam……………………………………………….
F.      Daya Dukung Lingkungan………………………………………………………
BAB III  METODELOGI
A.    Tipe Penelitian……………………………………………………………………
B.     Lokasi Penelitian…………………………………………………………………
C.     Sumber Data……………………………………………………………………..
D.    Teknik Pengambilan Sampel…………………………………………………….
E.     Teknik Pengumpulan Data……………………………………………………….
F.      Validitas Data…………………………………………………………………….
G.    Teknik Analisis Data…………………………………………………………….
BAB IV HASIL PENELITIAN                                                                                            
A.    Gambaran Umum Lokasi  Penelitian…………………………………………….
1.      Letak Geografis………………………………………………………………
2.      Keadaan Iklim……………………………………………………………….
3.      Keadaan Penduduk………………………………………………………….
4.      Keadaan Ekonomi……………………………………………………….……
5.      Agama dan Kepercayaan……………………………………………………..
6.      Pendidikan……………………………………………………………………
B.     Analisis Data Dan Pengelolaan Data…………………………………………….
1.      Sejarah Pantai Natsepa……………………………………………………….
2.      Potensi Fisik…………………………………………………………………
3.      Pemandangan Alam………………………………………………………….
4.      Eksotika Pantai ……………………………………………………………....
5.      Akomodasi ………………………………………………………………….
6.      Akesbilitas …………………………………………………………………..
7.      Kelestarian Pantai Natsepa …………………………………………………..
BAB V PENUTUP                                                                                      
A.    Kesimpulan………………………………………………………………………
B.     Saran ……………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
i
ii
iii
iv
v
vi
vii

1
4
5
5
5

6
8
11
12
14
15

19
19
19
20
20
21
21

22
22
22
23
24
25
26
27
27
28
28
29
29
37
38

41
41




DAFTAR GAMBAR

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Pemandangan Alam Pantai Natsepa pagi hari ……………………….....................
Penamdangan Alam Pantai Natsepa sore hari …………………………………….
Hotel Aston ……………………………………………………………………….
Penginapan di Lokasi Natsepa …………………………………………………….
Tempat Ganti/Mandi………………………………………………………………
Tempat duduk/santai Natsepa 1……………………………………………………
Tempat duduk/santai Natsepa 2 …………………………………………………..
Tempat Jualan Rujak..……………………………………………………………..
Tempat Jualan……………………………………………………………………...
Tempat duduk dan tempat sampah………………………………………………..        
Tempat sampah ……………………………………………………………………
Rujak Pantai Netsepa ……………………………………………………………..
28
28
30
30
31
32
32
33
33
35
35
36











DAFTAR TABEL
1
2
3
4
Jumlah Penduduk Negeri Suli Berdasarkan Umur………………………………...
Mata Pencaharian Penduduk Negeri Suli………………………………………….
Status Agama Penduduk Negeri Suli………………………………………………
Tingkat Pendidikan Penduduk Negeri Suli………………………………………..

23
24
25
26


















DAFTAR LAPIRAN

1.      Surat Ijin  Penelitian Program Studi
2.      Surat Ijin Penelitian Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Sosial
3.      Surat Ijin Penlitian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
4.      Surat Ijin Penelitian Gubernur
5.      Surat Keterangan Selesai Penelitian Kesbangpol Kabupaten Maluku Tengah
6.      Surat Keterangan Selesai Penelitian Kecamatan Salahutu
7.      Surat Keterangan Selesai Penelitian Pemerintah Negeri Suli
8.      Pedoman Wawancara
9.      Daftar Informan
10.  Peta Pulau Ambon
11.  Peta Lokasi Penelitian
12.  Surat Keterangan Bebas Pustaka


DAFTAR INFORMAN

No
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Keterangan
1
2
3
4
5
Bapak Simon Haliwala
Bapak Karel
Bapak Ari
Bapak Oto
Bapak Andi Salenussa
67
64
57
50
39
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Pemilik Lokasi Pantai Natsepa
Masyarakat
Masyarakat
Masyarakat
Penjaga Pantai Natsepa








 
                                                                   BAB I                                                                  
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
 Alam telah memberikan suatu perkembangan yang baik serta kontribusi kepada manusia, telah terbukti lewat perkembangan pariwisata yang  berkembang pesat, perkembangan dunia pariwisata telah mengalami berbagai perubahan baik perubahan pola, bentuk dan sifat kegiatan. dorongan orang untuk melakukan perjalanan, cara berpikir, maupun sifat perkembangan itu sendiri. Di pariwisata sudah bukan hal yang baru lagi bahkan orang melakukan suatu perjalanan merupakan kebutuhan hidup suatu  manusia. Daya dukung lingkungan dibidang pariwisata dapat dinyatakan dalam jumlah  wisatawan dapat dinyatakan dalam jumlah wisatawan persatuan luas persatuan waktu.  Tetapi luas maupun waktu umumnya tidak dapat dirata-ratakan, karena penyebaran wisatawan dalam ruang dan waktu tidak merata. Tujuan wisatawan didunia yang ada di Indonesia salah satunya adalah Maluku.
1
 
Pantai Natsepa sebagai tempat berlibur para masyarakat Saat ini, di setiap akhir pekan, Pantai Natsepa selalu ramai pengunjung, khususnya warga kota Ambon. Tujuan mereka ke kawasan wisata Pantai Natsepa antara lain untuk berenang, naik perahu yang disewa per jam, menikmati pemandangan alam, sekadar menikmati kelapa muda, pisang goreng  dan jagung rebus. wajik atau rujak khas objek pantai Natsepa. Perkembangan pariwisata lebih berorientasi ke pariwisata alternatif dan Pariwisata Ekonomi, bahwa dari tahun ke tahun jumlah wisatawan internasiona Terutama yang mengunjungi Indonesia terus meningkat.
 sehingga kita dihadapkan Pada persoalan untuk menata produk-produk wisata sehingga dapat meningkatkan  Minat wisatawan untuk berkunjung.  
Pada hari-hari tertentu, pemandangan sekitar objek wisata alam Indonesia ini sangat indah, antara lain karena sekitar 12 meter dari bibir pantai sering melintas kapal - kapal besar pengangkut kayu dari Batu Gong, sebuah tempat pengolahan tripleks di pulau yang tampak diseberang pantai Natsepa.  Anda juga dapat mandi dipantai yang berombak rendah ini dan memborong ikan cakalang dan kepiting bakau yang dijual nelayan disekitar pantai. Objek wisata Pantai Natsepa terletak di Desa Suli, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Ambon. Terletak sekitar 18 km dari kota Ambon. Pariwisata merupakan industri yang sangat peka terhadap kerusakan lingkungan, Misalnya pencemaran oleh kerusakan pemandangan alam, serta sikap penduduk yang tidak ramah. Wisatawan juga disebut daya dukung lingkungan, pariwisata dapat dinyatakan dalam tempat berkunjungnya masyarakat.
Maluku merupakan daerah tujuan wisata yang memiliki keanekaragaman budaya Dan keindahan alam, Adanya berbagai macam objek-objek wisata dimasing-masing Kabupaten. Salah satunya kabupaten Maluku tengah yang menyajikan keindahan alam dan seni budayanya. Keindahan seni budaya juga didukung oleh keindahan alamnya agar   para wisatawan dapat menikmati keindahan tersebut. Daya dukung lingkungan merupakan    suatu ukuran jumlah individu dari suatu spesies yang dapat didukung oleh lingkungan tertentu. Menurut manik ( 2003:121 ), daya dukung lingkungan disuatu daerah sangat terikat pada kemampuannya untuk pulih kembali secara alami. Ada yang kemampuannya berlangsung dengan cepat. Untuk dapat pulih kembali seperti semula. Maluku dikenal dengan banyak pantai yang indah. Salah satu pantai yang  Ramai dikunjungi adalah Pantai Natsepa, lokasinya termasuk dalam Maluku Tengah Yang Pantai Natsepa yang tidak terlalu jauh dari pusat kota Ambon telah memudahkan Para wisatawan untuk mengunjunginya.
Pemandangan indah dari pantai ini akan Menjadi tempat rekreasi  yang tepat untuk menenangkan pikiran dan tak ketinggalan Kuliner yang ada ditempat ini yang khas dan akan selalu diingat yaitu Rujak Natsepa. Salah satu peristiwa wisata di Maluku Tengah di pulau Ambon adalah pantai Natsepa. Natsepa merupakan sebagai pantai yang memberikan kedamaian, karena memiliki potensi alam yang sangat besar untuk dijadikan sebagai objek wisata karena pemandangan pantai Natsepa tersebut dikembangkan oleh masyarakat secara optimal. Tujuan wisatawan di dunia ini yang ada di Indonesia salah satunya adalah Maluku. Dalam pengelolaan dan perkembangan wisata , pantai Natsepa dikawasan desa Suli tersebut yang memegang peranan penting dalam sumber daya manusia dari masyarakat setempat, karena keahlian ketrampilan di bidang pariwisata sangat dibutuhkan dalam pengelolaan pariwisata demi keberlanjutan dari objek wisata tersebut. Negeri Suli selain memilki objek wisata pantai Natsepa juga memiliki objek wisata lain seperti pantai Sopapei, serta bukit – bukit kecil yang memiliki keindahan yang sangat menarik. 
Maka itu sumber daya manusia dari masyarakat setempat sangat perlu ditingkatkan oleh pemerintah sekarang. Pantai Natsepa menjadi tujuan wisata favorit karena lokasinya yang tidak terlalu  jauh dari kota Ambon. Untuk menuju pantai ini tidaklah menyulitkan Dengan menempu perjalanan sekitar 30 menit dari kota Ambon menggunakan transportasi darat, maka sampailah Anda di Pantai Natsepa. Jaraknya yang dekat dengan pusat kota membuatnya menjadi lokasi favorit penduduk kota Ambon, maupun sebagian besar wisatawan yang sedang mengunjungi kota Ambon akan singgah ke pantai ini. 
Keindahan Pantai Natsepa Bagi yang tinggal di Ambon, tempat ini sudah tidak asing lagi dan mungkin sudah beberapa kali pergi ke pantai ini untuk menikmati suasana pantai yang sejuk dan pemandangan yang indah. Pasir putih menghampar disepanjang pantai menambah keindahan pantai ini. 
Pantai Natsepa itulah namanya, tempat yang menjadi tujuan wisata utama di Pulau Ambon, para pengunjung  yang datang ke Kota Ambon belum merasa  lengkap kalau belum datang ke pantai ini. Pantai Natsepa merupakan salah satu tempat wisata yang indah untuk dikunjungi di Ambon. Selain itu, ada juga pantai  lainnya seperti pantai Liang, Pintu Kota dan ragam wisata laut, sejarah dan wisata alam menarik lainnya.
Dengan latar penguraian diatas, maka penulis terdorong untuk melakukan kajian dengan judul: “Upaya Pelestarian Pantai Natsepa Guna Menarik Minat Wisata Pada Negeri Suli Kabupaten Maluku Tengah “.  
B.     Rumusan Masalah
Dari judul yang ditetapkan dan sesuai uraian sebelumnya maka permasalahan dapat Dirumuskan sebagai berikut :
1.      Apakah obyek wisata pantai natsepa yang ada dikawasan Negeri Suli sudah memenuhi syarat-syarat sebagai daerah tujuan wisata?
2.      Bagaimanakah peranan daya dukung lingkungan dalam pengelolaan obyek wisata pantai Natsepa dikawasan Negeri  Suli?
C.    Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui obyek wisata pantai natsepa yang ada dikawasan Negeri Suli sudah memenuhi syarat-syarat sebagai daerah tujuan wisata, dan peranan daya dukung lingkungan dalam pengelolaan obyek wisata pantai Natsepa dikawasan Negeri  Suli.
D.    Manfaat Penelitian
1.      Penulisan ini sangat penting karena dapat mengungkapkan upaya pelestarian pantai natsepa guna menarik minat wisata pada negeri Suli dengan lebih jelas dan mendetail agar masyarakat, terutama generasi penerus dapat mengetahui dan memahaminya dengan baik. 
2.      Dapat dijadikan sebagai refensi bagi penelitian selanjutnya dan memperkaya Upaya pelestarian pantai Natsepa guna menarik minat wisata pada negeri suli.
E.     Penjelasan Istilah
1.      Pantai natsepa adalah sebuah taman wisata yang awalnya dikenal oleh masyarakat desa suli sebagai taman berkumpul.
2.      Pantai adalah tempat yang di mana ada terdapat air laut yang memberikan suasana yang indah dari pemandangannya.




 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Konsep Pariwisata
Didalam membina atau meningkatkan kesadaran masyarakat di bidang ke pariwisatawan dibutuhkan penyebarluasan berbagai pengertian yang berhubungan dengan segala macam atau bentuk peristilahan yang sering digunakan dalam dunia pariwisatawan. Hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata antara lain adalah apa itu pariwisata dan apa saja yang dibutuhkan para wisatawan. Berkembangnya pariwisata nasional maka masyarakat akan mendapat pelajaran tentang manfaatnya, baik langsung maupun tidak langsung.
6
 
Pada hakekat pariwisata adalah suatu proses sementara dari seorang atau lebih diluar tempat tinggal. Karena berbagai kepentingan, ekonomi, social, kebudayaan dan kesehatan maupun kepentingan lain (Gamal Suwantoro, 1997:49). Hamparan pasir putih membuat keindahan pantai ini semakin nyata. Pantai terlihat bersih dengan laut yang cukup tenang, Banyak pepohonan disekitar pantai membuat pantai terasa rimbun. Para pengunjung dapat berteduh disela-sela bermain dipantai. Hijaunya dedaunan dari pohon-pohon ini juga menciptakan pemandangan yang lebih  indah karena perpaduan warna hijau, putih, dan biru yang serasi Menurut Darsoprajitno ( 2002:7 ), lingkungan peristiwa yang berbasisiskan alam, budaya dan warisan secara alami mempunyai keterbatasan dalam mempertahankan kondisinya terhadap fenomena kehidupan yang terus berubah dan berkembang.
Kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan memicu perubahan prilaku manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan dan keinginannya termasuk kebutuhan untuk bersenang-senang dengan melakukan perjalanan yang dalam berbagai kasus menjadi penyebab menurunnya wisatawan.Wisatawan merupakan seorang atau kelompok orang yang melakukan suatu perjalanan  wisata disebut dengan wisata ( tourit ), yaitu setiap orang yang datang kesuatu tempat tinggal dan dengan maksud apapun untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah, dengan demikian dapat dikatakan bahwa perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kenikmatan dan memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga karena kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olahraga untuk kesehatan, konvensi, keagamaan dan keperluan usaha yang lainnya.
Menurut Gamal Suwantoro (1997: 64) pariwisata berhubungan erat dengan pengertian Perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seorang diluar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Menurut Spilance, (1987:21), menyatakan pariwisata adalah perjalanan dari Satu tempat ke tempat lain bersifat sementara dilakukan perorang atau kelompok sebagai usaha untuk mencari keseimbangan dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan lingkungan. Spilance (1987:23) mengemukakan bahwa objek wisata adalah suatu tempat atau lokasi yang memiliki potensi untuk menarik minat seseorang untuk menarik minat seseorang untuk mengunjunginya bahwa objek wisata merupakan suatu areal atau wilayah yang terdapat dimuka bumi yang memiliki ciri khas berupah keindahan alamnya. Suatu wilayah dapat dijadikan sebagai objek wisata tidak hanya tergantung pada keindahan fenomenanya, melainkan juga karena kekhasan yang dimilki objek tersebut.
B.     Tinjauan Geografi Pariwisata Tentang Obyek Wisata
1.      Pengertian obyek wisata terlahir dari bahasa sansekerta yang komponen-komponen terdiri dari :
a.       Pari yang artinya penuh, lengkap dan berkeliling.
b.      Wis ( man ) yang artinya rumah, property, kampong, komunitas.
c.       Ata yang artinya pergi terus-menerus, mengembara ( roaming about ) yang dirangkai menjadi satu kata.
Pariwisata artinya, pergi meninggalkan rumah berkeliling terus-menerus. Dalam oprasionalnya istilah pariwisata sebagai pengganti istilah asing “ tourism “ atau “travel di beri makna oleh pemerintah Indonesia. Untuk mengadakan perjalanan mencari nafkah di tempat-tempat yang dikunjungi ( Pendit 2002 : 30 ).
2.      Jenis obyek
Menurut  Pandit ( 1999 : 38 ) perbedaan jenis obyek wisata akan memberikan kenikmatan dan kepuasan terhadap pengunjungnya. Berdasarkan perbedaan tersebut Pandit  mengemukakan beberapa jenis peristiwa yang dikenal dewasa ini sebagai berikut:
a.       Wisata budaya merupakan perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan atau peninjauan ke tempat lain.
b.      Wisata kesehatan merupakan perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan untuk menukar keadaan lingkungan dimana orang-orang mengunjungi tempat peristirahatannya.
c.       Wisata olahraga adalah wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan     berolahraga atau mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga disuatu tempat.
d.      Wisata komersial merupakan perjalanan wisata untuk mengunjungi pameran-pameran yang bersifat komersial, seperti pameran industri, pameran dagang dan sebagainya.
e.       Wisata industri merupakan perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang-orang ke suatu tempat atau daerah yang dimana terdapat pabrik atau bengkel besar dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan atau penelitian.
f.       Wisata politik merupakan perjalanan yang dilakukan untuk mengunjungi     atau mengambil bagian secara aktif dalam peristiwa politik, seperti hari perayaan republik.
g.      Wisata konvensi dilakukan dengan cara menyediakan fasilitas bangunan dengan ruangan tempat bersidang bagi peserta suatu musyawarah, pertemuan lainnya baik bersifat nasional maupun internasional.
Menurut Pandit wisata olahraga adalah wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolah raga atau bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau Negara.
 Menurut Spilance (1987: 34), membedakan pariwisata berdasarkan tujuan wisatawan disuatu tempat atau negara, maupun menunjukan potensinya sebagai suatu yang menarik, sehingga dapat menciptakan atraksi wisata yang dapat menjadikan multicultur tourism. Atraksi wisata adalah segala sesuatu yang dapat di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang semakin memiliki minat lebih besar untuk berkunjung ke suatu Daerah Tujuan Wisata (DTW). Agar daerah tujuan wisata mempunyai daya tarik maka suatu daerah tujuan wisata juga hharus memiliki beberapa syarat yang hharus dimiliki yaitu:
a.       Pariwisata untuk menikmati perjalanan (pleasure touirsm)
Pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan temat tinggalnya untuk berlibur, untuk mendapatkan ketenangan di luar kota atau sebaliknya untuk menikmati hhiburan di kota besar. Jenis ppariwisata ini menyangkut berbagai unsur yang sifatnya berbeda. Hal ini disebabkan karena pengertian pleasure sendiri memupnyai kadar yang berbeda, sesuai dengan karakter, citra rasa, latar belakang kehidupan serta sifat dari masing-maasing individu.   
b.      Pariwisata untuk rekriasi (recreation tourism)
Jenis pariwisata ini dilakuukan oleh orang yang menghendaki pemanfaatan hari llibur untuk beristirahat, melepaskan segala keletihan dan sealla kelelahannya, dengan mengunjungi tempat-tempat yang dapat menjamin tujuan rekreasi mereka, seperti tepi pantai atau pegunungan, dengan tujuan untuk menemukan kenikmatan yang mereka perlukan.
c.       Pariwisata untuk kebudayaan (cultur tourism)
Jenis pariwisata ini ditandai dengan adanya rangkaian motivasi seperti keinginan untuk belajar di pusat riset, mempelajari adat istiadat, mengunjung monument bersejarah, dan lain-lain.
d.      Pariwisata untuk olahraga (sport tourism)
Jenis pariwisata ini dibagi menjadi dua :
1.   Big Sports Events,  yaitu peristiwa olahraga besar seperti Olimpiade, yang menarik perhatian tidak hanya untuk olahragawan sendiri, tetapi ribuan penonton.
2.   Sporting Tourism Of the Practitioners, yaitu pariwisata olahraga bagi mereka yang ingin berlatih danmempraktekan sendiri, seperti pendaki gunung, memancing  dan lain-lain.
Hunziger dan Kraf (dalam Irawa 2010: 11) memberikan batasan pariwisata yangbersifat tenkis, yaitu kepariwisataan adalah keseluruhan jaringan dan gejala-gejala yang berkaitan dengan tinggalnya orang asing di suatu tempat, dengan syarat bahwa mereka tidak tinggal di tempat itu untuk melakukan pekerjaan yang penting yang memberikan keuntungan yang bersifat permanen maupun sementara.
C.    Syarat-syarat berdirinya daerah tujuan wisata
            Atraksi wisata yang baik harus dapat mendatangkan wisatawan sebanyak – banyaknya  menahan ditempat atraksi dalam waktu yang cukup lama dan memberikan kepuasan kepada wisatawan yang berkunjung. Ada beberapa syarat menurut Hadinoto, K ( 1996 : 45 ), diantaranya .
1.      Kegiatan ( act ) dan obyek ( artifact ) yang merupakan atraksi dalam keadaan yang baik.
2.      Atraksi wisata disajikan di hadapan wisatawan, maka penyajiannya                                    ( presentasi ) harus tepat ( pemandu wisata ).  
D.    Sosial budaya masyarakat setempat
            Sosial budaya masyarakat setempat adalah suatu corak hidup dari suatu lingkungan masyarakat yang tumbuh berkembang berdasarkan tata nilai yang disepakati oleh suatu lingkungan masyarakat, dan oleh menjadi eksistensial bagi lingkungan masyarakat tersebut. Beraneka ragam budaya dari lingkungan masyarakat, suku bangsa, dan bangsa-bangsa di dunia menyebabkan dunia kita menjadi semarak dan tidak Ciri-ciri dan spesifikasi budaya suatu lingkungan masyarakat atau suku bangsa dapat memperkaya wawasan, pandangan hidup serta makna seluruh kehidupan masayarakat setempat.( Fred Wibowo 2007: 93 ). 
Secara umum, sosial budaya bertujuan untuk mengembangkan kepribadian manusia sebagai makluk sosial (zoon politicon) dan sebagai makluk budaya (homo humanus), sehingga mampu menanggapi secara kritis dan berwawasan luas terhadap budaya dan masalah lingkungan sosial budaya, serta mampu menyelesaikan secara halus, arif dan manusiawi terhadap masalah-masalah tersebut. (Abdulkadir Muhammad, S.H. 2005: 4-5 ). Tujuan umum sosial budaya mengandung 3 (tiga) rumusan utama yaitu :
a.       Pengembangan kepribadian manusia sebagai makluk sosial dan makluk budaya
b.      Kemampuan menanggapi secara kritis dan berwawasan luas masalah sosial budaya dan masalah lingkungan sosial budaya.
c.       Kemampuan menyelesaikan secara halus, arif, dan manusiawi masalah-masalah tersebut.
            Sosial budaya pada masyarakat setempat adalah peristiwa atau kejadian yang timbul akibat  interaksi sosial dalam kelompok masyarakat guna memenuhi suatu kepentingan hidup pada masyarakat setempat.
Menurut Max Weber  menjelaskan stratifikasi sosial dalam 3 (tiga ) dimensi yaitu :
1.       Dimensi kekayaan
2.       Dimensi kekuasaan
3.       Dimensi prestise 
Pembangunan pariwisata memiliki sumber daya lingkungan yang menarik dan keindahan yang menonjol agar menarik banyak pengunjung. Maka perlu adanya penjagaan yang baik agar kualitas lingkungan pariwisata tetap terpelihara dan menarik. Ada beberapa tempat yang sudah dipenuhi oleh pantai Natsepa tersebut yaitu :
a.       Penginapan – penginapan
b.      Tempat – tempat rujak
c.       Tempat – tempat duduk bagi orang wisatawan yang berkunjung di pantai Natsepa tersebut dan lain – lain sebagainya.
Daerah pantai dengan pemandangan indah dan iklim yang baik akan menarik  perhatian sejumlah wisatawan. Tempat seperti ini menjadi tempat yang ideal untuk olahraga air, menjemur diri dan kegiatan rekriasi lainnya. Astraksi estetik dengan pantai yang penuh dengan pohon nyiur melambai, gelombang – gelombang lautan dan kehidupan karang dan tumbuh – tumbuhan atau taman laut yang beraneka warna akan banyak menarik para wisata.
E.     Pendekatan adat terhadap alam
Dalam pembangunan dan pengembangan pariwisata nilai-nilai atau adat istiadat budaya bangsa harus tetap terjaga kelestraiannya dan terpelihara, disamping adanya peningkatan penyediaan fasilitas, mutu dan kelencaran pelayanan agar banyak menarik wisatawan baik asing maupun domestik.  ( Imam Supardi 1985 : 108 – 109 ). Pengembangan kepariwisataan tentu tidak luput dengan pembangunan yang berkelanjutan untuk mendorong pengembangan objek wisata dalam hal ini menurut Undang-Undang No.9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan, pasal (5), menyatakan bahwa Pembangunan Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) dilakukan dengan cara mengusahakan, mengelola, dan membuat obyek-obyek baru sebagai obyk dan daya tarik wisata, kemudian pasal (6) dinyatakan bahwa, pembangunan obyek dan daya tarik wisata dilakukan dengan memperhatikan :
1.   Kemampuan untuk mendorong peningkatan perkembangan kehidupan ekonomi dan sosial budaya.
2.   Nilai-nilai agama, adat istiadat, serta pandangan dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.
3.   Kelestarian budaya dan mutu lingkungan hidup.
4.   Kelangsungan usaha pariwisata itu sendiri.
Dalam penilitian ini, dilakukan di Pantai Natsepa dengan kekayaan alam yang dimiliki dan keindahannya. Hal tersebut merupakan menjadi pendorong untuk pelestarian Natsepa supaya memberikan daya tarik tersendiri sehingga menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan sehingga dapat menarik wisatawan yang berkunjung ke Pantai Natsepa khususnya dan meningkatkan PAD Kabupaten Maluku Tengah.
F.     Daya dukung lingkungan
Daya dukung merupakan suatu ukuran atau jumlah individu dari suatu spesies yang dapat didukung oleh lingkungan tertentu. Kemampuan alam untuk dapat pulih kembali seperti semula disebut daya lenting ( Darsoprajitno 2002 : 7 ).  Lingkungan pariwisata yangberbasisikan alam, budaya dan warisan secara alami mempunyai keterbatasan dalam mempertahankan kondisinya terhadap kehidupan yang terus berubah dan berkembang. Kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan memicu perubahan perilaku manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan dan keinginannya termasuk kebutuhan untuk bersenang – senang dengan melakukan perjalanan yang dalam berbagai penyebab menurunnya pariwisata (Yoeti 2006: 239 ).  
Pantai Natsepa dengan hembusan angin dan pasir yang halus membuat anak-     anak lupa waktu saat sedang bermain bola Laut dengan air yang tenang karena terhalang teluk, membuat pantai ini aman untuk berenang bagi para pengunjungnya. Sekedar  berjalan ke arah laut sambil bermain air juga cukup aman dilakukan karena pantai ini tergolong landai/rata sehingga tidak membahayakan. Anda dapat menyewa ban sebagai pelampung untuk mencoba berenang di pantai ini.                                                                                                                                
 Sambil memandangi alam yang indah tersebut, jangan lewatkan untuk menikmati Rujak Natsepa yang terkenal itu. Banyak penjual rujak dipantai ini. Buah-buahan segar   seperti  mangga, jambu, nenas bercampur dengan gula merah dan kacang akan membuat para penikmatnya merasa segar setelah menikmati buah-buahan dari Rujak Natsepa. Rujak ini dimakan dengan tusuk sate sebagai penusuk buah dari rujak ini. Tumbuhnya budaya suatu masyarakat akibat mantapnya tata sosial dan kemampuannya dalam bidang ekonomi, mendorong kegiatan hidup manusia untuk lebih banyak memanfaatkan sumber daya alam termasuk penataannya. Pemanfaatan ini dapat mengganggu atau merusak keseimbangan tata alam, kecuali jika manusia mampu memahami dan memanfaatkan sesuai dengan hukum alam.
Suatu bentuk dari kegiatan pariwisata mempunyai peranan dalam menurunnya Kondisi lingkungan dan cenderung merusak kegiatan pariwisata. Erosi sumber daya alam terhadap lingkungan pariwisata yang telah dibangun dan kekacauan atau gangguan struktur sosial dari masyarakat setempat merupakan dampak dari indikator-indikator yang tidak di kehendak ( Ding dan Pilgram 1995: 87, Yoeti 2006: 54 ).
Berdasarkan fenomena tersebut maka pariwisata dalam kajian geografi selalu dikaitkan dengan fenomena alam yang berupa perubahan bentuk permukaan menghasilkan dan membentuk suatu kenampakan sebagai bahan potensi suatu objek wisata misalnya perubahan bentuk permukaan bumi karena tenaga oksigen dan endogen seperti bentuk pegunungan.
            Ada beberapa faktor-faktor pendukung lingkungan fisik pariwisata yaitu :
1.      Iklim adalah curah hujan dan suhu, faktor-faktor yang utama yang mempengaruhi Iklim yaitu letak geografis, luas permukaan tanah. Unsur iklim mempengaruhi terhadap perkembangan pariwisata di Indonesia yaiu
2.      tipe iklim koppen adalah tipe iklim A, iklim hujan tropis tropical rain climate.  
3.      Tata air merupakan unsur penting dalam kehidupan dimuka bumi, siklus hidrologis sangat mempengaruhi ketersediaan air termasuk tata air disuatu batang lahan.Variasi lokasi permukiman penduduk, dimana secara umum pemanfaatan lahan.           
4.      bergantung pada kesediaan air di suatu daerah, dapat bersumber dari air sungai, air tanah, air danau, dan air hujan.
5.      Topografi merupakan wilayah Indonesia yang terdiri atas bagian datar, miring atau berbukit, pegunungan dengan puncak-puncak yang tinggi. Aspek-aspek topografi yang berpengaruh yaitu topografi landai seperti pantai dan pegunungan dengan puncak-puncak yang tinggi yang ada dimaluku.
6.      Tanah merupakan akumulasi tubuh, tanah yang bebas menduduki sebagian sifat-sifat sebagian akibat pengaruh iklim yang bertindak terhadap bahan induk relief. Tanah yaitu, bahan organik dan tata air, dengan mengetahui keadaan tanah akan memudahkan suatu perencanaan.
7.      Vegetasi merupakan tumbuhan yang terdapat disuatu pariwisata yang semakin menambah keindahan dan kesejukan bagi para wisatawan yang berkunjung.        
8.      Penggunaan lahan dapat dikatakan karena adanya kebutuhan dan kegiatan masyarakat yang bersifat dinamis.



















 
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.    Tipe Penelitian
            Berdasarkan judul dan permasalahan yang diteliti maka, penelitian ini termasuk tipe kualitatif deskritif, titik tolak penelitian bertumpu pada minat untuk mengetahui masalah atau fenomena sosial yang timbul karena berbagai rangsangan. Metodologi penelitian merupakan elemen penting untuk menjaga realibilitas dan vasilitas hasil penelitian, ( Burhan Bungin ed 1979 : 64 ).
B.     Lokasi Penelitian
Penelitian di lakukan Pantai Natsepa di Negeri Suli, Kabupaten Maluku Tengah pada tanggal 18 Juni 2015.
C.    Sumber Data
Sumber data yang digunakan penelitian ini adalah :
a.       Sumber primer
Diperoleh dari penelitian lapangan yaitu hasil wawancara dengan para tokoh masyarakat, mantan raja dan tokoh-tokoh adat lainnya.
b.      Sumber sekunder
Diperoleh dari penelitian kepustakaan yaitu hasil-hasil penelitian yang telah ditulis dan dibubukan yang berhubungan dengan masalah yang penulis teliti.




19
 
 
D.    Tekni Pengambilan Sampel
            Sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dimana peneliti berusaha agar dalam sampel tersebut terdapat wakil-wakil dari segala lapisan populasi agar lebih representative seperti Raja/pejabat negeri dan para mantan Raja, tokoh-tokoh adat dan tokoh masyarakat yang dianggap memiliki pengetahuan, pengalaman dan pemahaman tentang upaya pelestarian pantai natsepa di Negeri Suli.
E.     Teknik Pengambilan Data
Guna mendapat data untuk jawaban masalah yang diteliti, maka penulis menggunakan metode :
a.       Wawancara
Menurut Bengong Suyanto dan Sutinah ed ( 2007 : 68 ), wawancara merupakan salah satu cara pengumpulan data dalam suatu penelitian. Karena menyangkut data, maka wawancara merupakan salah satu elemen penting dalam proses penelitian. Wawancara dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan untuk mendapat informasi ( data ) dari responden dengan cara bertanya langsung secara bertatap muka.
b.      Observasi
Observasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengamati dan Mengetahui secara langsung objek yang diteliti, di mana penulis langsung melakukan observasi ke lokasi penelitian dan pengambilan data – data yang mempunyai hubungan dengan penelitian ini.
        
F.     Validitas Data
            Setelah data dikumpulkan kemudian  kelompokan dan dicari hubungan antara data-data yang telah diseleksi menjadi fakta untuk mendapat kebenaran dari fakta-fakta itu maka dilakukan kritik sumber, ini dilakukan dua kali, yang Pertama adalah kritik eksteren dan kedua adalah kritik interen. Utuk kritik eksteren ini penulis menggunakan pertanyaan, apa, siapa, kapan, dimana dan pertanyaan-pertanyaan yang lain untuk menemukan keabsaan dari fakta – fakta. Kemudian dilakukan kritik interen, kritik interen dilakukan untuk memperoleh kualitas atau bobot dari fakta – fakta itu dengan menggunakan pertanyaan mengapa, dan bagaimana sesungguhnya sesuatu itu terjadi dan seterusnya. 
G.    Analisis Data
           Dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu. ( Sugiyono:2011: 246 ).





 
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Gambaran Umum Tentang Lokasi Penelitian
1.      Letak Geografis
Pantai Netsepa adalah salah satu Objek Wisata Alam yang ada di Negeri Suli , Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tenggah secara geografis terletak antara 3˚, 15˚―3˚,40˚ lintang selatan dan  126˚,30˚―127˚ Bujur Timur, sedangkan secara administratif
Ø  Sebelah utara dengan gunung salahutu
Ø  Sebelah selatan dengan teluk baguala
Ø  Sebelah timur dengan Negeri Tulehu dan Negeri Tial
Ø  Sebelah barat dengan Negeri Passo
Luas wilayah Negeri Suli 6.500 Ha dengan lahan pertanian : 1,547 Ha dengan princian sebagai berikut : Perkebunan rakyat : 1,150 Ha, Hutan rakyat : 9 Ha, Kebun : 200 Ha dan Lainnya : 50 Ha, Rawa-Rawa : 2 Ha, Lahan kosong : 124 Ha, Pemukiman : 42  Ha dan Lainnya : 4, 810 Ha
2.      Iklim
Iklim merupakan keadaan cuaca pada suatu daerah yang luas dan waktu yang cukup lama (25-30 tahun). Iklim di Negeri Suli merupakan iklim tropis dengan keadaan musiman terbagi menjadi 3 bagian yaitu :
1.     
22
 
Musim Timur berlangsung pada bulan Mei-Oktober yang dikenal dengan musim penghujan.
2.      Musim Barat berlangsung pada bulan Desember-Maret, musim ini yang dikenal dengan musim kemarau.
3.      Musim Pancarobah berlangsung pada bulan April dan November.
3.      Keadaan Penduduk
a.      Jumlah Penduduk
Sesuai data pemerintah Negeri Suli jumlah penduduk dapat di lihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1
Jumlah Penduduk Negeri Suli Berdasarkan Umur
No
Kelompok Umur
Jenis Kelamin
Jumlah
Presentase
(%)
Laki-Laki
Perempuan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
1213
0-4 tahun
5-9 tahun
10-14 tahun
15-19 tahun
20-24 tahun
25-29 tahun
30-34 tahun
35-39 tahun
40-44 tahun
45-49 tahun
50-54 tahun
55-59 tahun
60 tahun ke atas
294
348
359
369
374
321
418
429
403
412
396
282
441
481
461
467
474
487
498
464
391
358
344
337
353
584
775
809
826
843
861
819
882
820
761
756
733
635
1025
7.35
7.67
7.83
7.99
8.17
7.77
8
8
7
7
7
6
10
Jumlah
4.846  
   5.699  
1.0545   
100
Sumber : Kantor Negeri Suli 2015
Berdasarkan tabel di atas maka dapat di lihat bahwa jumlah penduduk Negeri Suli 1.0545 Jiwa yang terdri dari laki-laki 4.846 (46 %) dan perempuan 5.699 (54%) jiwa. Dengan rincian usia penduduk Negeri Suli sebagai berikut : 0-4 tahun berjumlah 775 (7.35), 5-9 tahun berjumlah 809 (7.67), 10-14 tahun berjumlah 826 (7.83), 15-19 tahun berjumlah 843 (7.99), 20-24 tahun berjumlah 861 (8.17), 25-29 tahun berjumlah 819 (7.77), 30-34 tahun berjumlah 882 (8), 35-39 tahun berjumlah 820 (8), 40-44 tahun berjumlah 761 (7), 45-49 tahun berjumlah 756 (7), 50-54 tahun berjumlah 733 (7), 55-59 tahun berjumlah 635 (6), dan 60 tahun ke atas berjumlah 1.021 (10).
b.      Pekerjaan (Mata Pencaharian)
Tabel 2
Mata Pencaharian Penduduk Negeri Suli
No
Mata Pencaharian
Frekuensi (f)
Presentase (%)
1
Petani
616
Orang
25.9
2
Pegawai Negeri Sipil
872
Orang
36.7
3
Nelayan
93
Orang
3.9
4
Dokter
6
Orang
0.3
5
TNI/Polri
93
Orang
3.9
6
Sopir
24
Orang
1.0
7
Pendeta
6
Orang
0.3
8
Pedagang
97
Orang
4.1
9
Peternak
7
Orang
0.3
10
Montir
19
Orang
0.8
11
Wiraswasta
508
Orang
21.4
12
Buru Tani
13
Orang
0.5
13
Pensiun
24
Orang
1.0
Jumlah
2.378
100
Sumber : Kantor Negeri Suli 2015

Dari tabel 2 di atas maka dapat disimpulkan bahwa penduduk Negeri Suli yang bermata pencaaharian petani 616 (25.9%), Pegawai Negeri Sipil 872 (36.7%), Nelayan 93 (3.9%), Dokter 6 (0.3%), Tentara Nasional Indonesia/Polri 93 (3.9%), Sopir 24 (1.0%), Pendeta 6 (0.3%), Pedagang 97 (4.1%), Peternak 7 (0.3%), Montir 19 (0.8%), Wiraswasta 508 (21.4%), Biru Tani, 13 (0.5%), dan Pensiun 24 (1.0%) . dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penduduk Negeri Suli yang bermata pencaharian yang paling banyak adalah Pegawwai Negeri Sipil (PNS) 872 (36.7%) dan yang paling sedikit adalah Dokter dan Pendeta 6 (0.3%) orang.
c.       Agama
Status Keagamaan Penduduk Negeri Suli dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut:
Tabel 3
Status Agama Penduduk Negeri Suli
No
Agama 
Frekuensi (f)
Presentase (%)
1
Kristen Protestan
9.550
Orang
90.6
2
Islam
754
Orang
7.2
3
Kristen Katolik
241
Orang
2.3
Jumlah
1.0545   
100
Sumber : Kantor Negeri Suli 2015
Berdasarkan tabel 3 di atas maka dapat disimpulkan bahwa penduduk Negeri Suli yang menganut agama Kristen Protestan 9.550 (90.6%), yang menganut agama Islam 754 (7.2%) dan yang menganut agama Kristen Katolik 241 (2.3%). Dari data tersebut maka dapat di simpulkan bahwa penduduk yang paling banyak menganut agama Kristen Protestan 9.550 (90.6%) dan yang penduduk yang paling sedikiit menganut agama Kristen Katolik berjumlah 241 (2.3%) orang.
d.      Pendidikan
Status tinggkat pendidikan penduduk Negeri Suli dapat dilihat pada tabel 4 berikut:
Tabel 4
Tingkat Pendidikan Penduduk Negeri Suli
No
Tingkat Pendidikan
Frekuensi (f)
Presentase (%)
1
Belum Sekolah
1.289
Orang
12.22
2
SD
2.203
Orang
20.89
3
SMP
1.834
Orang
17.39
4
SMA
3.945
Orang
37.41
5
D1/D2
157
Orang
1.49
6
D3
194
Orang
1.84
7
S1
872
Orang
8.27
8
S2
48
Orang
0.46
9
S3
3
Orang
0.03
Jumlah
1.0545   
100
Sumber : Kantor Negeri Suli 2015
Berdasarkan tabel 3 diatas maka dapat disimpulkann bahwa penduduk Negeri Suli yang belum sekolah sebanyak 1.289 (12.22%), yang berpendidikan Sekolah Dasar 2.203 (20.89%),  yang berpendidikan Sekolah Menengah Pertama sebesat 1.834 (17.39%), yang berpendidikan Sekolah Menengah Atas sebanyak 3.945 (37.41%), yang berpendidikan D1/D2 sebanyak 157 (1.49%), yang berpendidikan D3 sebanyak 194 (1.84%), yang berpendidikan Strata Satu (S1) sebanyak 872 (8.72%), yang berpendidikan Magister (S2) sebanyak 48 (0.46%), dan yang berpendidikan Doktor (S3) sebanyak 3 (0.03%). Dari data tersebut maka dapat disimpuklan bahwa penduduk Negeri Suli yang berpendidikan SMA 3.945 (37.41%) lebih banyak dan yang paling sedikit berpendidikan Doktor (S3) sebanyak 3 (0.03%) orang.
B.     Analisis dan Pengolahan Data
1.      Sejarah Pantai Natsepa
Dahulu kala kapitan-kapitan di Hulimual dan Suli persiapan berperang dengan kapitan Sahulau, kapitan Hulimual dan Kapitan Suli berkumpul di pantai Suli. Pantai tersebut belum ada nama sehingga kapitan-kapitan tersebut menamakannya Natarepa. Kata Natarepa di ambil dari bahasa tanah Negeri Suli, Natarepa yang artinya tempat persinggahan para Gusepa. Gusepa merupakan Kapal-kapal Kapitan  yang terbuat dari Gaba-gaba (pelepah dahan sagu). Kata Natsepa merupakan serapan dari bahasa tanah Negeri Suli yaitu Natarepa yang artinya tempat persinggahan kapal-kapal kapitan. Jadi Natsepa adalah tempat persinggahan kapal-kapal kapitan Hulimual dan Kapitan Suli. (Bapak Simon, Karel, Ari, Oto, dan Haliwela. Pada tanggal 18 Juni 2015.
1.      Potensi Fisik
a.      Penamdangan Alam
Peranan alam sebagai sumber daya alam pariwisata adalah sangat penting dan sangat besar di pantai Natsepa, merupakan tempat wisata yang sangat menarik wisatawan untuk berkunjung. Wisata alam ini tak pernah absen dari pengunjung, terutama saat libur panjang. Mereka bermain pasir, berenang, bermain watersport, berlari-lari di bibir pantai, berkeliling objek wisata yang terdapat di sana atau sekadar berfoto dengan berlatarkan pantai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pemandangan Indah pantai Natsepa pada gambar 1dan 2 berikut ini.
Gambar 1
Pemandangan Alam Pantai Natsepa pagi hari
Gambar 2
Penamdangan Alam Pantai Natsepa sore hari
a.      Eksotika Pantai
Pantai merupakan tempat yang menyenangkan untuk menghabiskan liburan, menyegarkan pikiran akan penatnya pekerjaan. Salah satu pantai yang terkenal di Ambon adalah Pantai Natsepa. Pantai yang terletak di Negeri Suli ini menyuguhkan pemandangan yang indah. Pasir putih dan air jernih terhampar luas sejauh mata memandang. Ombak yang bergulung-gulung datang silih berganti menyambut para wisatawan seakan mengajak untuk bermain dan berenang. Teriknya matahari terkalahkan oleh sejuknya air laut yang dingin. Dinginnya ombak yang menghempas tubuh dan air laut yang terasa asin saat menyentuh bibir menambah keasikan saat bermain di Pantai Natsepa ini.
b.      Akomodasi
Sarana dan prasaran yang menunjang kelestarian suatu objek wisata alam sebagai daya tarik wisata antara lain, Hotel/penginapan, kamar ganti/kamar mandi, tempat duduk/tempat santai, tempat jualan, dan tempat sampah :
a.      Hotel/penginapan.
Pantai Natsepa daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang mengunjungi tempat wisata tersebut dengan indah pemandangannya, tidak lengkap rasanya menikmati keindahan pantai Natsepa dalam waktu satu hari saja. Untuk melengkap liburan, wisatawan juga bisa menginap di hotel/motel/penginapan yang ada di kawasan pantai Natsepa. Mulai dari penginapan sederhana sampai yang berkelas semuanya ada di pantai Natsepa.
Tentunya hotel/penginapan memiliki fasilitas dan keunggulan tersendiri. Seperti salah satu hotel yang jaraknya kira-kira 500 m dari pantai Natsepa, hotel Aston memiliki fasilitas yang sangat baik seperti: kamar full AC, kolam renang, dan fasilitas lainnya sedangkan di bandingakan dengan penginapan yang lainnya yang ada di pantai Natsepa  sangat sederhana yang difasilitasi dengan tempat tidur dan kamar mandi dengan harga berkisar antara Rp 700.000 – 1.000.000,  sedangkan hotel yang ada di lokasi Pantai Natsepa harganya berkisat antara Rp 200.000 – 350.000. Harga hotel yang berfaryaisi sehinggan banyak wisatawan yang mengunjungi tempat wisata tersebut. Untuk lebih jelas nya dapat di lihat pada gambar 3 dan 4 di bawah ini.
Gambar 3
Hotel Aston
Gambar 4
Penginapan di Lokasi Natsepa
b.      Kamat mandi/Tempat ganti
Kamar mandi/tempat ganti merupakan sarana penting dalam dunia pariwisata, dimana kamar mandi ini digunakan pengunjuang pada saat selesai menikmati pemandangan pantai, rekriasi, renang, berdayung dan lain-lain. Selesai dengan kegiatan atau aktifitas-aktifitas tersebut maka pengunjung harus membersihkan diri.
Telah dipersiapkan kamar ganti/mandi bagi pengunjung yang ke pantai Natsepa. Kamar mandi/ganti tersebut oleh pemerintah dan pemilik lokasi tersebut. Kamat ganti tersebut jika diklasifikasikan Rancana Tata Ruang Wilaya (RTRW badan standarisasi Nasional 2005) tersebut maka tempat mandi/ganti tersebut sudah layak untuk digunakan oleh wisatawan, dikaji dari ketersediaan air bersih yang disediakan dan bangunan yang bersih. Maka dapat disimpulkan bahwa tempat ganti tersebut layak untuk di gunakan. Tempat ganti tersebut sering digunakan oleh wisatawn dengan tarif harga Rp 2.000 – 3.000 untuk satu kali menggunakannya. Untuk lebih jelassnya dapat lihat gambar 5 berikut ini.
20150721_133216.jpg
Gambar 5
Tempat Ganti/Mandi
c.       Tenpat duduk/santai
Tempat duduk di pantai Natsepa berkriasi ada yang dibuat dari beton, kayu, dan gaba-gaba (pelepah dahan sagu). Tempat duduk tersebut kedudukannya berkriasi ada yang duduk menghadap ke tempat jualan rujak dan ada yang menghadap ke laut. ketika duduk menikmati rujak Suli sambil duduk menikmati waktu pagi hari ketika sang surya memencarkan warna keemasan di atas kulit air laut begitu indahnya.
Indahnya ketika duduk di pantai Natsepa pada waktu pagi hari akan terlihat para nelayan bepergian untuk menangkap ikan dengan angin bertiup dari arah timur membuat keindahan pantai Natsepa terlihat begitu indah.   akan tetapi tempat duduk tersebut tidak diatur secara teratur. 
Tempat duduk yang disediakan di pantai Natsepa jika di kaji dari RTRW (Rancangan Tata Ruang dan Wilayah), tentang kelayakan tempat santai bagi wisatawan yang mengunjungi tempat tersebut, maka tempat duduk tersebut belum layak disebabkan karena belum ditata dengan rapih. Tempat duduk tersebut harus ditata seindah mungkin supaya pengunjung yang datang berkunjung  duduk sambil melihat ke laut tetapi yang kelihatan hanya tempat duduk yang lain dan dagangan masyarakat sekitar, untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar berikut ini.
Gambar 5
Tempat duduk/santai Natsepa 1
Gambar 6
Tempat duduk/santai Natsepa 2


d.      Tempat Jualan
Gambar 7
Tempat Jualan Rujak
Gambar 8
Tempat Jualan

Dari gambar 7 dan 8 di atas maka dapat disimpulkan bahwa Pemprov Maluku melakukan pembenahan objek wisata Pantai Natsepa dengan membuat tempat khusus bagi para penjual jajanan dan aneka makanan ringan agar tidak menutupi jalan raya. "Ruas jalan dari arah Kota Ambon menuju Desa Tulehu dan Liang yang melintasi Desa Suli memang sempit dan berfungsi dua arah, sehingga kebijakan pemerintah provinsi (pemprov) membangun tempat berjualan bagi pedagang sangat tepat," kata Andi Salenussa, seorang pejaga pintu masuk Pantai Natsepa. (pada tanggan 18 Juni 2015.)
Dinas Pekerjaan Umum Maluku membangun tempat khusus berjualan bagi pedagang dengan mengecor lantai berukuran sekitar 100 meter lebih dan lebarnya 2 meter di atas talud penahan ombak. Tujuannya, agar arus lalulintas di depan tempat objek wisata pantai ini lebih lancar karena kios-kios pedagangnya akan ditata rapih dan tidak memenuhi bahu jalan. Pedagang rujak lainnya, Ny. Omi (54) menuturkan, selain menyiapkan tempat jualan, Pemprov melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Maluku juga menyumbangkan bangku panjang dan tenda-tenda jualan berukuran 3 x 3 meter setinggi 2 meter bagi 40-an penjual rujak.
"Tenda berwarna-warni yang terbuat dari bahan plastik ini akan dipasang berjejer di sepanjang lantai beton yang sedang dikerjakan, sehingga nantinya kalau dilihat dari laut seperti restoran apung di bibir Pantai Natsepa," ujarnya. Dia berharap, tenda-tenda ini harus dipasang pada landasan yang kokoh agar tidak mudah rusak diterpa angin kencang, ketika tiba musm badai. Karena pengalaman membuat tempat jualan dari atap daun sagu atau pun terpal selalu rusak ketika datang musim badai dan deburan ombak yang naik ke badan jalan antara bulan Juni hingga Agustus. Peranan pihak swasta dalam memperindah lokasi objek wisata ini juga ditandai dengan pembukaan hotel Aston bertaraf internasional, sehingga wisatawan domestik maupun mancanegara yang datang tidak akan kesulitan mencari tempat penginapan.
e.       Tempat sampah

Gambar 9
                              Tempat duduk dan tempat sampah   

Gambar 10
Tempat Sampah
Samapah merupakan material sisa yang tidak diinginkan oleh semua pihak sehingga telah disediakan tempat sampah. Tempat sampah merupakan tempat yang menampung sampah yang dihasilkan oleh wisatawan seperti gelas plastik, botol plastik, kresek, tisu dan lain-lain. Tempat sampah yang disediakan di pantai Natsepa seperti gambar 9 dan 10 di atas.  
Dari data akomodasi (sarana-prasaran ) tersebut maka dapat disimpulkan jika wisatawan merasa jemu dengan hanya berendam dan bermain pasir, maka pengunjung bisa merasakan sensasi mancing di pantai pasir putih ini, bukan itu saja  namun ada juga beberapa alternatife yang disediakan oleh pengelola, yakni snorkling dan diving. Ingin memacu adrenalin pengunjung, silahkan rasakan sensasinya saat wisatawan menaiki banana boat, atau ber-jetski ria. Jika itu terlalu berbahaya bagi pengunjung yang takut pengunjung bisa menggunakan perahu/sampan sewaan guna melihat terumbu karang tanpa harus basah-basahan.
Soal konsumsi pengunjung tidak perlu khawatir, ada beberapa restoran yang dapat pengunjung kunjungi di dalam areal wisata pantai ini, satu yang tidak boleh pengunjung lewati yakni, “Rujak Natsepa.”  untuk lebih jelasnya dapat dilihat rujak pantai Natsepa pada gambar 11 Di bawah ini.
Gambar 11
            Rujak Pantai Netsepa
Campuran buah-buahan segar yang diiris tipis serta ditaburi bumbu kacang dengan hara per porsi Rp 12.000 ini patut untuk dinikmati saat-saat matahari tenggelam.
Sarana hiburan dan rekreasi bahwa ada terdapat cukup sarana hiburan, disamping panorama alam dan kodisi fisiknya, seperti pantai dan laut. Pengunjung dapat berekreasi, berperahu tradisional, berenang, papan luncur untuk anak-anank.
Memiliki penganan has yang cukup populer rasanya tidaklah lengkap kalau berkunjung ke Natsepa tanpa mencicipi rujak suli sebagai penganan has, disamping bakso, mie, instan, pisang goreng, es kelapa muda, sagu gula, jagung rebus, minuman dan makanan kemasan dan lain-lain. Sumber pendapatan masyarakat, dan daerah. Pendapatan daerah pada objek wisata Natsepa melalui retribusi masuk pengunjung, parkir kendaraan, penjual makanan, jasa sewa bangunan dan sarana yang tersedia. Untuk sekali masuk di Pantai Natsepa wisatawan mengeluarkan uang sebesar Rp 3000 per orang untuk menikmati keindahan Pantai Natsepa. Kegiatan kepariwisataan sebagai suatu industri, mengaitkan berbagai bidang lain, yang secara langsung maupun tidak menyerap tenaga kerja, terutama di dalam dan sekitar obyek wisata, seperti penjual penganan, pengemudi ojek, penyewa perahu dan pelampung, pemilik penginapan, pemilik restoran dan lain-lain.
c.       Aksebilitas
Lokasi Pantai ini berada di Desa Suli Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah. Jarak yang harus ditempuh untuk mencapai objek wisata pantai yang terkenal dengan pasirnya yang  putih ini yakni  ±15 Km dari pusat kota Ambon dan ±23 Km dari Bandara Internasional Pattimura. Ada beberapa alternative transportasi yang bisa anda gunakan untuk mencapai lokasi ini. 
Dari pusat kota, dengan menggunakan angkot (Rp. 5.000/orang.) Angkot mulai beroperasi pada pukul 04.50  – 21.00 WIT. Ada juga alternative lain, yakni menggunakan mobil charteran, harganya juga sudah pasti berkisar di atas Rp. 100.000. Sedangkan untuk transportasi dari Bandara anda dapat menggunakan angkutan kota (Angkot) menuju daerah “Passo,” nah sesampai di Passo anda harus ganti angkot (Angkot yang melewati Pantai Natsepa di antaranya adalah : Jurusan Tulehu, Tengah-tengah, Liang dan Tial) biayanya hanya Rp.5.000. Anda takut tersesat?? Jangan khawatir anda hanya tinggal memberi tahu tujuan anda pada si supir. Atau jika anda bukan tipe orang yang senang naik turun angkot, maka anda bisa menggunakan Taxi langsung dari bandara, kisaran harganya di atas Rp.100.000. sedangkan untuk biaya tiket masuk ke kawasan Natsepa anda cukup merogoh Rp.5.000.
Berdasakan perhitungan jarak tempuh rata-rata terdekat antara desa-desa di pulau Ambon ke obyek wisata Pantai Natsepa jarak rata-rata antara pantai Natsepa (Suli) dengan semua desa di kota Ambon adalah 15,65 km, dan semua desa di pulau Ambon adalah 24,19 km.
d.      Kelestarian Pantai Natsepa
a.      Kekuatan
Objek wisata pantai Natsepa memiliki beberapa kelebihan/ kekuatan yang strategis, antara lain :
1.1. Sebagai wisata alam
Obyek wisata pantai Natsepa didasarkan pada daya tarik keindahan alam, didominasi oleh laut dan pantai, sebagai sumber daya alam atau sesuatu yang tidak diciptakan oleh manusia dan teknologi. Lokasi di pesisir pantai yang landai, ditumbuhi pepohonan liar dan pohon buah-buahan seperti kelapa, mangga dan lain-lain, pasir putih sepanjang pantai, juga laut yang bening membiru, bebas dari pencemaran. Tentulah merupakan panorama yang asri untuk dinikmati setiap orang yang ingin berpiknik.
1.2. Paling sering dikunjungi masyarakat pulau Ambon
Jumlah pengunjug ke objek wisata pantai Natsepa dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Tahun 2010 sebanyak 19.547 orang sampai dengan tahu 2014 sebanyak 64.595 orang atau 179 orang/hari. Rata-rata 40.317 orang/tahun atau 111 oran perhari, berarti meningkat setiap tahunnya 27,65 %.
1.3. Lokasi yang strategis
Lokasi yang strategis dapat dilihat dari dua hal, yaitu :
a.       Letak pantai Natsepa yang tepat berbatasan dengan kota Ambon sebagai pusat kota propinsi dengan jumlah penduduk yang lebih besar dan tingkat eknomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah kabupaten Maluku Tengah. Berarti potensi permintaan dari penduduk kota Ambon atau dari luar kawasan lebih besar dibanding dari dalam kawasan Maluku Tengah.
b.      Tingkat aksesbilitas dari dan ke objek wisata pantai Natsepa terhadap semua daerah pemukiman di pulau Amon cukup baik, juga dari luar wilayah dan negara lain, ditunjang oleh jaringan sarana dan prasarana transportasi lokal maupun transportasi udara dan laut.
Berdasarkan perhitungan jarak tempuh rata-rata terdekat antara desa-desa di pulau Ambon ke obyek wisata Pantai Natsepa dan objek wisata lain sebagai pembanding, diperoleh hasil :
o  Jarak rata-rata antara pantai Natsepa (Suli) dengan semua desa di kota Ambon adalah 15,65 km, dan semua desa di pulau Ambon adalah 24,19 km.
o  Jarak rata-rata antara pantai Namalatu (latuhalat) dengan semua desa di kota Ambon adalah 30,66 km, dan semua desa di pulau Ambon adalah 71,5 km.
o  Jarak rata-rata antara pantai Hunimua (Liang) dengan semua desa di kota Ambon adalah 38,65 km, dan semua desa di pulau Ambon adalah 47,19 km.
b.      Kelemahan
Berdasarkan hasil penelitian dan observasi di objek wisata pantai Natsepa, terdapat beberapa kelemahan, antara lain
a.       Jenis hiburan/ifen yang ditawarkan
Terlihat sangat minim jenis hiburan/sarana permainan bagi pengunjung di pantai Natsepa, dan kurangnya kegiatan olahraga pantai dan air yang mungkin lebih menarik pengunjung, misalnya pernah dilakukan lomba layar tingkat nasional tahun 2007 lalu.
b.      Pengelolaan
Adanya hak kepemilikan areal kawasan pantai Natsepa oleh beberapa pihak, sehingga pengelolaanya juga terkesan masing-masing berdiri sendiri.
c.       Keamanan
Faktor keamanan untuk pengunjung terabaikan, karena tidak saja harus dilihat dari segi ketertiban yang memangnya tidak menonjol, namun letak objek wisata yang dilalui jalur transportasi umum cukup bersar risikonya ( riskan), bising, tidak ada petugas yang mengawasinya. Tidak ada regu siaga bencana khususnya regu penolong di laut.
d.      Penataan yang tidak asri
Terlihat bangunan-bangunan milik pedagang makanan dan minuman yang terhampar di tepian pantai, ini sebenarnya mengganggu arti dari wisata alam pantai dan laut. Pandangan pengujung ke arah laut terhalang dan tidak leluasa duduk didalam bangunan/tenda tersebut, keculi mau besedia membeli apa yang dijual pemilik bangunan/tenda tersebut.
e.       Sarana air dan kamar mandi yang masih kurang memadai
Air bersih dimanapun tak terkecuali dalam obyek wisata Natsepa merupakan salah satu kebutuhan utama untuk membersihkan badan serta kamar mandi dan ruang ganti masih kurang, baik kebersihan maupun jumlahnya yang masih terbatas















 
BAB V
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Pantai Natsepa adalah merupakan suatu komoditi yang potensil di Negeri Suli diminati oleh penduduk dari luar kawasan, ibarat mengeksport komoditi untuk mendatangkan penerimaan di dalam wilayah kepada pemerintah sebagai PAD, dan pendapatan masyarakat sebagai balas jasa turut serta dalam industri pariwisata.
Sarana dan prasaran pendukung belum seutuhnya memenuhi syarat-syarat daetah tujuan wisata, Untuk itu perlunya dilakukan pelestarian dan pengembangan pariwisata khususnya obyek wisata pantai Natsepa, dengan melihat pada faktor interal yaitu kekuatan/kelebihan dan kelemahan yang dimiliki serta faktor eksternal yaitu berbagi peluang dan tantangan agar strategi yang dilakukan efektif dan efisien. 
B.      SARAN
42
 
Agar supaya pemerintah memperhatikan berbagai faktor internal dan eksternal diatas, karena kelestarian pariwisata pantai Natsepa sebagai obyek wisata alam, sekaligus menunjang kelestarian lingkungan hidup dan juga kesejahteraan masyarakat yang terlibat serta pendapatan pemerintah daerah. Perlu adanya suatu studi untuk mengevaluasi tentang biaya dan manfaat, sebagai upaya menarik investasi dalam ranka pengembangan obyek wista pantai Natsepa.                                  







DAFTAR PUSTAKA

Binarto,R ( 1997 ). Geografi social,yokjakarta : U. P. Spring.
Bungin Burhan ed. ( 2001 ). Metode Penelitian Kualitatif.Raja Wali Pers,Jakarta.
Fandeli, Chafid. 1995. Dasar-Dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Yogyakarta : Liberti.
Gamal Suwantoro. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta : Andi
Hadinoto,K. ( 1996 ). Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata, Jakarta.
Hamalik, Oemar 1978. Travel dan Tour Asas-Metode-Teknik.Jakarta : PT Pradnya Paramita.
Nyoman S Pendit. 1990. Ilmu Pariwisata Sebagai Pengantar Perdana. Jakarta: PT. Pradayaparamita.
Pratikto, W. A., H. D. Armono, dan Suntoyo. 1997. Perencanaan Fasilitas Pantai dan Laut. BPFE. Yogyakarta.
Spillance, J. ( 1987 ).Pariwisata Indonesia, Jogjakarta.
Sujali, 1989. Geografi Pariwisata Dan Kepariwisataan. Yogyakarta : Fakultas Geografi Univeresitas Gadjah Mada.
Sugiyono ( 2011 ). Metode Penelitian Kuantitatif, Dan Kualitatif. PT Alfabeta Bandung.
Supardi Imam ( 1985 ). Lingkungan Hidup Dan Kelestariannya. PT Alumni.
Undang-Undang kepriwisataan No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan
Wibowo  Fred ( 2007 ). Kebudayaan Menggugat . Yogjakarta, Pinus Book Publisher.
Wahab Salah. Ph.D.1989. Pemasaran Pariwisata. Jakarta : Pradnya Pramita.
Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa
                       1995. Anatomi Pariwisata. Bandung : Angkasa
                       1995. Penuntun Praktis Pramuwisata Profesional : Angkasa
                       2003. Tours and Travel Marketing. Jakarta : Pradnya Pramita
                       1980. Pemasaran Pariwisata. Bandung : Angkasa Offet

PEDOMAN WAWANCARA
Pengantar,
I.                    Keterangan
1.       Daftar pertanyaan (angket) ini disusun untuk digunakan sebagai alat mengumpulkan data, fakta dan informasi sebagai bahan penulisan sktipsi
2.       Judul Skripsi yang di tulis adalah : Upaya Pelestarian Pantai Natsepa Guna Menarik Minat Wisata Pada Negeri Suli Kabupaten Maluku Tengah
3.      Kepada Yth Bapak/Ibu/Sdr/Sdri, dimohon utuk dapat memberikan tanggapan terhadap pernyataan (angket) ini, dengan cara memilih dan menberikan tada
4.      silang (X) pada salah satu alternatif tanggapan yang telah disediakan (a, b, c, d, e) yang dianggap paling tepat.
5.      Atas partisipasi dan bantuannya Penulis ucapkan terima kasih.
Identitas/ Identity of Respondent
Nama       : ……………………………………

DAFTAR PERTANYAAN
Persepsi Wisatawan yang Berkunjung ke Pantai Natsepa
  1. Menurut Bapak/Ibu/Sdra/i Objek wisata apa yang menarik di Negeri Suli?
b       Pantai Natsepa
c        Pantai Suli Bawah
Jelaskan:
2.      Ada rencana apa Bapak/Ibu/Sdra/i ke pantai Natsepa?
a.      Liburan
b.     Kegiatan
c.      Mengunjungi saudara
d.     Lainnya  
Jelaskan;
  1. Apakah daya tarik Pantai Natsepa bagi Bapak/Ibu/Sdra/i?
a.      Rujak
b.     Pantai pasir putih
c.      Ramai
Jelaskan:
  1. Menurut Bapak/Ibu/Sdra/i apakah objek daya tarik wisata di Pantai Natsepa telah memadai?
a.       Sangat memadai
b.     Cukup memadai
c.      Memadai
  1. Bagaimana harga tarif masuk ke pantai Natsepa sudah sesuai dengan fasilitas yang disediakan bagi Bapak/Ibu/Sdra/i?
    1. Sesuai
    2. Tidak sesuai
Jelaskan :
  1. Menurut Bapak/Ibu/Sdra/i bagaimanakah fasilitas infrastruktur seperti tempat beristirahat di pantai Natsepa?
a        Sudah baik
b       Cukup baik
c        Tidak baik
Jelaskan;
  1. Fasilitas apa yang harus diperbaiki untuk menarik minat para wisatawan?
a.      Tempat duduk
b.     Tempat beristirahat
Jelaskan;
  1. Apakah pantai Natsepa memiliki daya tarik tersendiri?
    1. Ya 
    2. Tidak
Jelaskan :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar