UPAYA
PELESTARIAN PANTAI NATSEPA GUNA
MENARIK
MINAT WISATA PADA NEGERI SULI KABUPATEN
MALUKU
TENGAH
SKRIPSI
![]() |
OLEH
KAROLINA.REFO
2010-31-113
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PATTIMURA
AMBON
2015
ABSTRAK
Karolina
Revo 201031113. Upaya
Pelestarian Pantai Natsepa Guna Menarik Minat Wisata Pada Negeri Suli Kabupaten
Maluku Tengah. Skripsi Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura Ambon 2015.
Alam telah memberikan suatu
perkembangan yang baik serta kontribusi kepada manusia, telah terbukti lewat
perkembangan pariwisata yang berkembang
pesat. Pantai Natsepa dikawasan desa Suli tersebut yang memegang peranan
penting dalam sumber daya manusia dari masyarakat setempat, karena keahlian
ketrampilan di bidang pariwisata sangat dibutuhkan dalam pengelolaan pariwisata
demi keberlanjutan dari objek wisata tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui obyek wisata pantai Natsepa yang ada dikawasan Negeri Suli sudah
memenuhi syarat-syarat sebagai daerah tujuan wisata, dan peranan daya dukung
lingkungan dalam pengelolaan obyek wisata pantai Natsepa, dengan menggunakan
metode penelitian kualitatif deskritif, titik tolak penelitian bertumpu pada
minat untuk mengetahui masalah atau fenomena sosial yang timbul karena berbagai
rangsangan. Pantai merupakan tempat yang
menyenangkan untuk menghabiskan liburan, menyegarkan pikiran akan penatnya
pekerjaan. Salah satu pantai yang terkenal di Ambon adalah Pantai Natsepa.
Pantai yang terletak di Negeri Suli ini menyuguhkan pemandangan yang indah.
Pasir putih dan air jernih terhampar luas sejauh mata memandang. Ombak yang bergulung-gulung datang
silih berganti menyambut para wisatawan seakan mengajak untuk bermain dan berenang. Teriknya matahari
terkalahkan oleh sejuknya air laut yang dingin. Dinginnya ombak yang menghempas tubuh
dan air laut yang terasa asin saat menyentuh bibir menambah keasikan saat
bermain di Pantai Natsepa. Sarana
dan prasaran pendukung belum seutuhnya memenuhi syarat-syarat daerah tujuan
wisata, Untuk itu perlunya dilakukan pelestarian dan pengembangan pariwisata
khususnya obyek wisata pantai Natsepa, dengan melihat pada faktor internal
yaitu kekuatan/kelebihan dan kelemahan yang dimiliki serta faktor eksternal yaitu
berbagi peluang dan tantangan agar strategi yang dilakukan efektif dan efisien.
Kata Kunci: Pariwisata, Pantai
Natsepa
ABSTRACT
.
Karolina Revo 201031113. Natsepa Coastal
Conservation Efforts To Interest Interest Domestic Tourism In Suli Central
Maluku district . Thesis History Education Studies Program Faculty of Teacher
Training and Education Pattimura University in Ambon 2015
Nature
has provided a good development and contribution to mankind, has been proven
through the development of the rapidly growing tourism. Suli village Natsepa
coast region which plays an important role in the human resources of the local
community, because of the expertise in the field of tourism skills are needed
in tourism for the sustainable management of tourist attraction. The purpose of
this study was to determine the coastal attractions Natsepa existing area of
State Suli already meet the requirements as a tourist destination, and the
role of environmental capacity in the management of coastal tourism Natsepa,
using qualitative research methods descriptive, the starting point of the
research is based on interest to determine problems or social phenomena that
arise due to various stimuli. The beach is a pleasant place to spend holidays,
refresh the mind will feeling tired job. One of the famous beach in Ambon is
Natsepa Beach. The beach is located in the State of Suli presents a beautiful
landscape. White sand and clear water spread out wide as far as the eye can
see. Waves that roll came and went welcome the tourists seemed to invite to
play and swim. Hot sun defeated by the cool sea water that cold. The chill
waves crashing body and the sea water tasted salty when touching the lips add while
while playing on the beach Natsepa. Facilities and infrastructure support has
not fully meet the requirements area tourist destination, to the need for
preservation and development of tourism especially coastal tourism Natsepa, by
looking at factors intern namely strength / strengths and weaknesses as well as
external factors that share the opportunities and challenges that strategies
are effective and efficient.
Keywords: Tourism, Beaches
Natsepa
Halaman Motto dan Persembahan
Motto
Lakukan yang terbaik, dapatkan yang terbaik, jadi
yang terbaik dan harus berpegang pada Ora Et Labora.
Persembahan
Kupersembahkan
skripsiku ini sebagai ucapan hormat dan dharma baktiku kepada:
1. Ayahanda
tercinta Leonard Baulu dan Ibunda tersayang Taroci Baulu/Saa yang telah
membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang dan berkat doanyalah hingga
penulis tiba pada penyelesaian studi.
2. Saudara
– saudariku tersayang Kakaku Yamni Agus dan Iryani, dan adik Aris
3. Almamater
tercinta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura Ambon.
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis menyatakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
serta karuniaNya yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan
judul: Upaya Pelestarian Pantai Natsepa
Guna Menarik Minat Wisata Pada Negeri Suli Kabupaten Maluku Tengah sebagai salah satu syarat akademik untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan, pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Pattimura.
Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa penulisan ini banyak hambatan serta tantangan dan
keterbatasan, namun akhirnya dapat diselesaikan atas bantuan dan bimbingan
serta kerjasama yang baik dari semua pihak. Untuk itu segala bentuk saran dari
semua pihak yang sifatnya membangun akan diterima dengan senang hati demi
perbaikan skripsi ini.
Maka
lewat kesempatan ini, izinkanlah penulis menyampaikan terima kasih yang setulus
– tulusnya dan penghargaan yang tak terhingga kepada :
1. Drs.
Moh. Isa Odar, M.Si selaku Pembimbing I yang selalu dan senantiasa memberikan
nasihat dan meluangkan waktu untuk membimbing serta mengarahkan penulis selama
penulisan skripsi ini.
2. WaIma.
S.Pd, M.Pd selaku Pembimbing II yang meluangkan waktu untuk penulis dengan
berbagai masukan yang membangun hingga terselesainya penulisan ini.
3. Drs.
Moh. Isa Odar, M.Si Selaku Penasehat Akademik yang senantiasa membimbing
penulis mulai dari Semester I sampai saat ini.
4. Nur Aida Kubangun, S. Pd, M. Pd. Selaku Ketua
Program Studi Pendidikan Sejarah yang membantu penulis selama mengikuti proses
perkuliahan.
5. Prof.
Dr. Th. Laurens, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan atas
kesempatan mengikuti kuliah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Pattimura.
6. Seluruh
staf Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya dosen program Studi
Pendidikan Sejarah yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama
mengikuti perkuliahan.
7. Para
Pegawai Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang dengan senang hati melayani
penulis selama menjadi mahasiswa.
8. Seluruh
Staf dan Perangkat Pemerintah Negeri Suli yang telah memberikan waktu dan
tempat bagi penulis dalam menyelesaikan penelitian sampai terampungnya
penulisan ini.
9. Kedua
orang tuaku tercinta ( Ayahanda Donatus dan Ibunda Margaretha ) yang telah
melahirkan dan membesarkan penulis dengan susah payah, serta Kakaku Imelda, Patrisius,
dan adik David dengan sabar memberikan dorongan, kepercayaan, kasih sayang dan
perhatian serta pengorbanan kepada penulis dari awal hingga akhir.
10. Bapak
F. X. Revo dan mama Sarmini yang telah membantu penulis dalam studi.
11. Keluarga
Besar Revo dan Suratratan yang telah banyak membantu penulis dalam bentuk
dukungan material maupun non material selama penulis mengikuti perkuliahan.
12. Teman
– teman seperjuangan “ angkatan 2010 “ Mega, Ulen, Matelda, Murdani, Marlen,
Serli, Martha. Serta teman – teman lain yang tak dapat penulis sebutkan satu
demi satu yang selama ini telah berjuang bersama – sama dibangku perkuliahan
dalam susah maupun senang. Dan semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan
satu demi satu yang selama telah membantu penulis demi untuk mencapai cita –
cita.
Ambon, 23 Agustus 2015
Penulis,
Hendrison Baulu
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL…………………………………………………………………..
LEMBARAN
PENGESAHAN……………………………………………………….
DAFTAR
ISI ……………………………………………………………………………
DAFTAR
TABEL………………………………………………………………………
DAFTAR
GAMBAR…………………………………………………………………..
DAFTAR
LAMPIRAN……………………………………………………………......
KATA
PENGANTAR …………………………………………………………………
BAB
I PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang…………………………………………………………………
B.
Rumusan Masalah ……………………………………………………………….
C.
Tujuan Penelitian…………………………………………………………………
D.
Manfaat Penelitian……………………………………………………………….
E.
Penjelasan
Istila…………………………………………….................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Konsep
Pariwisata……………………………………………………………….
B.
Tinjauan Geografi Pariwisatawan
Tentang Objek Wisata……………………….
C.
Syarat-Syarat Berdirinya Daerah
Tujuan Wisata………………………………..
D.
Sosial Budaya Masyarakat
Setempat…………………………………………….
E.
Pendekatan Adat Terhadap
Alam……………………………………………….
F.
Daya Dukung
Lingkungan………………………………………………………
BAB III METODELOGI
A. Tipe Penelitian……………………………………………………………………
B. Lokasi Penelitian…………………………………………………………………
C. Sumber Data……………………………………………………………………..
D. Teknik Pengambilan Sampel…………………………………………………….
E. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………………….
F. Validitas Data…………………………………………………………………….
G. Teknik Analisis Data…………………………………………………………….
BAB
IV HASIL PENELITIAN
A.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian…………………………………………….
1.
Letak Geografis………………………………………………………………
2.
Keadaan Iklim……………………………………………………………….
3.
Keadaan Penduduk………………………………………………………….
4.
Keadaan Ekonomi……………………………………………………….……
5.
Agama dan Kepercayaan……………………………………………………..
6.
Pendidikan……………………………………………………………………
B.
Analisis Data Dan Pengelolaan
Data…………………………………………….
1.
Sejarah Pantai Natsepa……………………………………………………….
2.
Potensi Fisik…………………………………………………………………
3.
Pemandangan
Alam………………………………………………………….
4.
Eksotika Pantai
……………………………………………………………....
5.
Akomodasi ………………………………………………………………….
6.
Akesbilitas
…………………………………………………………………..
7.
Kelestarian Pantai Natsepa
…………………………………………………..
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan………………………………………………………………………
B.
Saran ……………………………………………………………………………..
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
|
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
1
4
5
5
5
6
8
11
12
14
15
19
19
19
20
20
21
21
22
22
22
23
24
25
26
27
27
28
28
29
29
37
38
41
41
|
DAFTAR
GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
|
Pemandangan Alam Pantai Natsepa pagi hari
……………………….....................
Penamdangan Alam Pantai Natsepa sore hari …………………………………….
Hotel Aston ……………………………………………………………………….
Penginapan di Lokasi Natsepa …………………………………………………….
Tempat Ganti/Mandi………………………………………………………………
Tempat duduk/santai Natsepa 1……………………………………………………
Tempat duduk/santai Natsepa 2
…………………………………………………..
Tempat Jualan Rujak..……………………………………………………………..
Tempat Jualan……………………………………………………………………...
Tempat duduk dan tempat sampah………………………………………………..
Tempat sampah ……………………………………………………………………
Rujak Pantai Netsepa ……………………………………………………………..
|
28
28
30
30
31
32
32
33
33
35
35
36
|
DAFTAR
TABEL
1
2
3
4
|
Jumlah Penduduk Negeri Suli Berdasarkan Umur………………………………...
Mata Pencaharian Penduduk Negeri Suli………………………………………….
Status Agama Penduduk Negeri Suli………………………………………………
Tingkat Pendidikan Penduduk Negeri Suli………………………………………..
|
23
24
25
26
|
DAFTAR LAPIRAN
1.
Surat Ijin Penelitian Program Studi
2.
Surat Ijin
Penelitian Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Sosial
3.
Surat Ijin
Penlitian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
4.
Surat Ijin
Penelitian Gubernur
5.
Surat Keterangan
Selesai Penelitian Kesbangpol Kabupaten Maluku Tengah
6.
Surat Keterangan
Selesai Penelitian Kecamatan Salahutu
7.
Surat Keterangan
Selesai Penelitian Pemerintah Negeri Suli
8.
Pedoman
Wawancara
9.
Daftar Informan
10. Peta Pulau Ambon
11. Peta Lokasi Penelitian
12. Surat Keterangan Bebas Pustaka
DAFTAR INFORMAN
No
|
Nama
|
Umur
|
Jenis Kelamin
|
Keterangan
|
1
2
3
4
5
|
Bapak Simon Haliwala
Bapak Karel
Bapak Ari
Bapak Oto
Bapak Andi Salenussa
|
67
64
57
50
39
|
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
|
Pemilik Lokasi Pantai Natsepa
Masyarakat
Masyarakat
Masyarakat
Penjaga Pantai Natsepa
|
|
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alam telah
memberikan suatu perkembangan yang baik serta kontribusi kepada manusia, telah
terbukti lewat perkembangan pariwisata yang
berkembang pesat, perkembangan dunia pariwisata telah mengalami berbagai
perubahan baik perubahan pola, bentuk dan sifat kegiatan. dorongan orang untuk
melakukan perjalanan, cara berpikir, maupun sifat perkembangan itu sendiri. Di pariwisata
sudah bukan hal yang baru lagi bahkan orang melakukan suatu perjalanan
merupakan kebutuhan hidup suatu manusia.
Daya dukung lingkungan dibidang pariwisata dapat dinyatakan dalam jumlah wisatawan dapat dinyatakan dalam jumlah
wisatawan persatuan luas persatuan waktu.
Tetapi luas maupun waktu umumnya tidak dapat dirata-ratakan, karena
penyebaran wisatawan dalam ruang dan waktu tidak merata. Tujuan wisatawan
didunia yang ada di Indonesia salah satunya adalah Maluku.
|
sehingga kita
dihadapkan Pada persoalan untuk menata produk-produk wisata sehingga dapat
meningkatkan Minat wisatawan untuk
berkunjung.
Pada hari-hari tertentu, pemandangan sekitar objek wisata alam Indonesia ini sangat
indah, antara lain karena sekitar 12 meter dari bibir pantai sering melintas
kapal - kapal besar pengangkut kayu dari Batu Gong, sebuah tempat pengolahan
tripleks di pulau yang tampak diseberang pantai
Natsepa. Anda juga dapat mandi
dipantai yang berombak rendah ini dan memborong ikan cakalang dan kepiting
bakau yang dijual nelayan disekitar pantai. Objek wisata Pantai Natsepa terletak di Desa Suli, Kecamatan
Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Ambon. Terletak sekitar 18 km dari
kota Ambon. Pariwisata merupakan industri yang sangat peka terhadap kerusakan
lingkungan, Misalnya pencemaran oleh kerusakan pemandangan alam, serta sikap
penduduk yang tidak ramah. Wisatawan juga disebut daya dukung lingkungan,
pariwisata dapat dinyatakan dalam tempat berkunjungnya masyarakat.
Maluku merupakan daerah tujuan wisata yang memiliki
keanekaragaman budaya Dan keindahan alam, Adanya berbagai macam objek-objek
wisata dimasing-masing Kabupaten. Salah satunya kabupaten Maluku tengah yang
menyajikan keindahan alam dan seni budayanya. Keindahan seni budaya juga
didukung oleh keindahan alamnya agar
para wisatawan dapat menikmati keindahan tersebut. Daya dukung
lingkungan merupakan suatu ukuran
jumlah individu dari suatu spesies yang dapat didukung oleh lingkungan
tertentu. Menurut manik ( 2003:121 ), daya dukung lingkungan disuatu daerah
sangat terikat pada kemampuannya untuk pulih kembali secara alami. Ada yang
kemampuannya berlangsung dengan cepat. Untuk dapat pulih kembali seperti semula.
Maluku dikenal dengan banyak pantai
yang indah. Salah satu pantai yang Ramai
dikunjungi adalah Pantai Natsepa, lokasinya termasuk dalam Maluku Tengah Yang
Pantai Natsepa yang tidak terlalu jauh dari pusat kota Ambon telah memudahkan
Para wisatawan untuk mengunjunginya.
Pemandangan
indah dari pantai ini akan Menjadi tempat rekreasi yang tepat untuk menenangkan pikiran dan tak
ketinggalan Kuliner yang ada ditempat ini yang khas dan akan selalu diingat
yaitu Rujak Natsepa. Salah satu peristiwa wisata di Maluku
Tengah di pulau Ambon adalah pantai Natsepa. Natsepa merupakan sebagai pantai
yang memberikan kedamaian, karena memiliki potensi alam yang sangat besar untuk
dijadikan sebagai objek wisata karena pemandangan pantai Natsepa tersebut
dikembangkan oleh masyarakat secara optimal. Tujuan wisatawan di dunia ini yang
ada di Indonesia salah satunya adalah Maluku. Dalam pengelolaan dan
perkembangan wisata , pantai Natsepa dikawasan desa Suli tersebut yang memegang
peranan penting dalam sumber daya manusia dari masyarakat setempat, karena
keahlian ketrampilan di bidang pariwisata sangat dibutuhkan dalam pengelolaan
pariwisata demi keberlanjutan dari objek wisata tersebut. Negeri Suli selain
memilki objek wisata pantai Natsepa juga memiliki objek wisata lain seperti
pantai Sopapei, serta bukit – bukit kecil yang memiliki keindahan yang sangat
menarik.
Maka itu sumber daya manusia dari masyarakat
setempat sangat perlu ditingkatkan oleh pemerintah sekarang. Pantai Natsepa menjadi tujuan wisata favorit
karena lokasinya yang tidak terlalu jauh
dari kota Ambon. Untuk menuju pantai ini tidaklah menyulitkan Dengan menempu
perjalanan sekitar 30 menit dari kota Ambon menggunakan transportasi darat,
maka sampailah Anda di Pantai Natsepa. Jaraknya yang dekat dengan pusat kota
membuatnya menjadi lokasi favorit penduduk kota Ambon, maupun sebagian besar
wisatawan yang sedang mengunjungi kota Ambon akan singgah ke pantai ini.
Keindahan Pantai Natsepa Bagi yang tinggal di Ambon,
tempat ini sudah tidak asing lagi dan mungkin sudah beberapa kali pergi ke
pantai ini untuk menikmati suasana pantai yang sejuk dan pemandangan yang
indah. Pasir putih menghampar disepanjang pantai menambah keindahan pantai ini.
Pantai Natsepa itulah
namanya, tempat yang menjadi tujuan wisata utama di Pulau Ambon, para
pengunjung yang datang ke Kota Ambon belum merasa lengkap kalau belum datang ke pantai ini. Pantai Natsepa merupakan salah satu
tempat wisata yang indah untuk dikunjungi di Ambon. Selain itu, ada juga pantai lainnya seperti pantai Liang, Pintu Kota dan
ragam wisata laut, sejarah dan wisata alam menarik lainnya.
Dengan
latar penguraian diatas, maka penulis terdorong untuk melakukan kajian dengan
judul: “Upaya Pelestarian Pantai Natsepa Guna
Menarik Minat Wisata Pada Negeri Suli Kabupaten Maluku Tengah “.
B.
Rumusan
Masalah
Dari
judul yang ditetapkan dan sesuai uraian sebelumnya maka permasalahan dapat
Dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah
obyek wisata pantai natsepa yang ada dikawasan Negeri Suli sudah memenuhi
syarat-syarat sebagai daerah tujuan wisata?
2. Bagaimanakah
peranan daya dukung lingkungan dalam pengelolaan obyek wisata pantai Natsepa
dikawasan Negeri Suli?
C.
Tujuan
Penelitian
Adapun
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui obyek wisata pantai natsepa yang
ada dikawasan Negeri Suli sudah memenuhi syarat-syarat sebagai daerah tujuan
wisata, dan peranan daya dukung lingkungan dalam pengelolaan obyek wisata
pantai Natsepa dikawasan Negeri Suli.
D.
Manfaat
Penelitian
1. Penulisan
ini sangat penting karena dapat mengungkapkan upaya pelestarian pantai natsepa
guna menarik minat wisata pada negeri Suli dengan lebih jelas dan mendetail
agar masyarakat, terutama generasi penerus dapat mengetahui dan memahaminya
dengan baik.
2. Dapat
dijadikan sebagai refensi bagi penelitian selanjutnya dan memperkaya Upaya
pelestarian pantai Natsepa guna menarik minat wisata pada negeri suli.
E.
Penjelasan
Istilah
1. Pantai
natsepa adalah sebuah taman wisata yang awalnya dikenal oleh masyarakat desa
suli sebagai taman berkumpul.
2. Pantai
adalah tempat yang di mana ada terdapat air laut yang memberikan suasana yang
indah dari pemandangannya.
|
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Konsep
Pariwisata
Didalam membina atau meningkatkan kesadaran
masyarakat di bidang ke pariwisatawan dibutuhkan penyebarluasan berbagai
pengertian yang berhubungan dengan segala macam atau bentuk peristilahan yang
sering digunakan dalam dunia pariwisatawan. Hal-hal yang berhubungan dengan
pariwisata antara lain adalah apa itu pariwisata dan apa saja yang dibutuhkan
para wisatawan. Berkembangnya pariwisata nasional maka masyarakat akan mendapat
pelajaran tentang manfaatnya, baik langsung maupun tidak langsung.
|
Kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan memicu
perubahan prilaku manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan dan keinginannya
termasuk kebutuhan untuk bersenang-senang dengan melakukan perjalanan yang
dalam berbagai kasus menjadi penyebab menurunnya wisatawan.Wisatawan merupakan
seorang atau kelompok orang yang melakukan suatu perjalanan wisata disebut dengan wisata ( tourit ), yaitu setiap orang yang datang
kesuatu tempat tinggal dan dengan maksud apapun untuk melakukan pekerjaan yang
menerima upah, dengan demikian dapat dikatakan bahwa perjalanan yang dilakukan
oleh seseorang atau dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kenikmatan dan
memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga karena kepentingan yang
berhubungan dengan kegiatan olahraga untuk kesehatan, konvensi, keagamaan dan
keperluan usaha yang lainnya.
Menurut Gamal Suwantoro (1997: 64) pariwisata
berhubungan erat dengan pengertian Perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu
perubahan tempat tinggal sementara seorang diluar tempat tinggalnya karena
suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Menurut
Spilance, (1987:21), menyatakan pariwisata adalah perjalanan dari Satu tempat
ke tempat lain bersifat sementara dilakukan perorang atau kelompok sebagai
usaha untuk mencari keseimbangan dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam
dimensi sosial, budaya, alam dan lingkungan. Spilance (1987:23) mengemukakan
bahwa objek wisata adalah suatu tempat atau lokasi yang memiliki potensi untuk
menarik minat seseorang untuk menarik minat seseorang untuk mengunjunginya
bahwa objek wisata merupakan suatu areal atau wilayah yang terdapat dimuka bumi
yang memiliki ciri khas berupah keindahan alamnya. Suatu wilayah dapat
dijadikan sebagai objek wisata tidak hanya tergantung pada keindahan
fenomenanya, melainkan juga karena kekhasan yang dimilki objek tersebut.
B.
Tinjauan
Geografi Pariwisata Tentang Obyek Wisata
1. Pengertian
obyek wisata terlahir dari bahasa sansekerta yang komponen-komponen terdiri
dari :
a. Pari
yang artinya penuh, lengkap dan berkeliling.
b. Wis
( man ) yang artinya rumah, property, kampong, komunitas.
c. Ata
yang artinya pergi terus-menerus, mengembara ( roaming about ) yang dirangkai
menjadi satu kata.
Pariwisata artinya, pergi
meninggalkan rumah berkeliling terus-menerus. Dalam oprasionalnya istilah
pariwisata sebagai pengganti istilah asing “ tourism “ atau “travel di beri makna
oleh pemerintah Indonesia. Untuk mengadakan perjalanan mencari nafkah di
tempat-tempat yang dikunjungi ( Pendit 2002 : 30 ).
2. Jenis
obyek
Menurut
Pandit ( 1999 : 38 ) perbedaan jenis obyek wisata akan memberikan
kenikmatan dan kepuasan terhadap pengunjungnya. Berdasarkan perbedaan tersebut
Pandit mengemukakan beberapa jenis
peristiwa yang dikenal dewasa ini sebagai berikut:
a. Wisata
budaya merupakan perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk
memperluas pandangan atau peninjauan ke tempat lain.
b.
Wisata kesehatan merupakan perjalanan
seorang wisatawan dengan tujuan untuk menukar keadaan lingkungan dimana
orang-orang mengunjungi tempat peristirahatannya.
c.
Wisata olahraga adalah wisatawan yang
melakukan perjalanan dengan tujuan
berolahraga atau mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga disuatu
tempat.
d. Wisata
komersial merupakan perjalanan wisata untuk mengunjungi pameran-pameran yang
bersifat komersial, seperti pameran industri, pameran dagang dan sebagainya.
e. Wisata
industri merupakan perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau
mahasiswa, atau orang-orang ke suatu tempat atau daerah yang dimana terdapat
pabrik atau bengkel besar dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan
atau penelitian.
f. Wisata
politik merupakan perjalanan yang dilakukan untuk mengunjungi atau mengambil bagian secara aktif dalam
peristiwa politik, seperti hari perayaan republik.
g. Wisata
konvensi dilakukan dengan cara menyediakan fasilitas bangunan dengan ruangan
tempat bersidang bagi peserta suatu musyawarah, pertemuan lainnya baik bersifat
nasional maupun internasional.
Menurut Pandit wisata olahraga adalah wisatawan yang
melakukan perjalanan dengan tujuan berolah raga atau bermaksud mengambil bagian
aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau Negara.
Menurut
Spilance (1987: 34), membedakan pariwisata berdasarkan tujuan wisatawan disuatu
tempat atau negara, maupun menunjukan potensinya sebagai suatu yang menarik,
sehingga dapat menciptakan atraksi wisata yang dapat menjadikan multicultur tourism. Atraksi wisata
adalah segala sesuatu yang dapat di daerah tujuan wisata yang merupakan daya
tarik agar orang-orang semakin memiliki minat lebih besar untuk berkunjung ke
suatu Daerah Tujuan Wisata (DTW). Agar daerah tujuan wisata mempunyai daya
tarik maka suatu daerah tujuan wisata juga hharus memiliki beberapa syarat yang
hharus dimiliki yaitu:
a. Pariwisata
untuk menikmati perjalanan (pleasure
touirsm)
Pariwisata
ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan temat tinggalnya untuk
berlibur, untuk mendapatkan ketenangan di luar kota atau sebaliknya untuk
menikmati hhiburan di kota besar. Jenis ppariwisata ini menyangkut berbagai
unsur yang sifatnya berbeda. Hal ini disebabkan karena pengertian pleasure sendiri memupnyai kadar yang
berbeda, sesuai dengan karakter, citra rasa, latar belakang kehidupan serta sifat
dari masing-maasing individu.
b. Pariwisata
untuk rekriasi (recreation tourism)
Jenis
pariwisata ini dilakuukan oleh orang yang menghendaki pemanfaatan hari llibur
untuk beristirahat, melepaskan segala keletihan dan sealla kelelahannya, dengan
mengunjungi tempat-tempat yang dapat menjamin tujuan rekreasi mereka, seperti
tepi pantai atau pegunungan, dengan tujuan untuk menemukan kenikmatan yang
mereka perlukan.
c. Pariwisata
untuk kebudayaan (cultur tourism)
Jenis
pariwisata ini ditandai dengan adanya rangkaian motivasi seperti keinginan
untuk belajar di pusat riset, mempelajari adat istiadat, mengunjung monument
bersejarah, dan lain-lain.
d. Pariwisata
untuk olahraga (sport tourism)
Jenis pariwisata ini dibagi menjadi dua
:
1.
Big
Sports Events, yaitu peristiwa olahraga besar seperti
Olimpiade, yang menarik perhatian tidak hanya untuk olahragawan sendiri, tetapi
ribuan penonton.
2.
Sporting
Tourism Of the Practitioners, yaitu pariwisata
olahraga bagi mereka yang ingin berlatih danmempraktekan sendiri, seperti
pendaki gunung, memancing dan lain-lain.
Hunziger dan Kraf (dalam Irawa
2010: 11) memberikan batasan pariwisata yangbersifat tenkis, yaitu
kepariwisataan adalah keseluruhan jaringan dan gejala-gejala yang berkaitan
dengan tinggalnya orang asing di suatu tempat, dengan syarat bahwa mereka tidak
tinggal di tempat itu untuk melakukan pekerjaan yang penting yang memberikan
keuntungan yang bersifat permanen maupun sementara.
C.
Syarat-syarat
berdirinya daerah tujuan wisata
Atraksi wisata yang baik harus
dapat mendatangkan wisatawan sebanyak – banyaknya menahan ditempat atraksi dalam waktu yang
cukup lama dan memberikan kepuasan kepada wisatawan yang berkunjung. Ada
beberapa syarat menurut Hadinoto, K ( 1996 : 45 ), diantaranya .
1. Kegiatan
( act ) dan obyek ( artifact ) yang merupakan atraksi dalam
keadaan yang baik.
2. Atraksi
wisata disajikan di hadapan wisatawan, maka penyajiannya (
presentasi ) harus tepat ( pemandu wisata ).
D.
Sosial
budaya masyarakat setempat
Sosial budaya masyarakat setempat
adalah suatu corak hidup dari suatu lingkungan masyarakat yang tumbuh
berkembang berdasarkan tata nilai yang disepakati oleh suatu lingkungan
masyarakat, dan oleh menjadi eksistensial bagi lingkungan masyarakat tersebut.
Beraneka ragam budaya dari lingkungan masyarakat, suku bangsa, dan
bangsa-bangsa di dunia menyebabkan dunia kita menjadi semarak dan tidak
Ciri-ciri dan spesifikasi budaya suatu lingkungan masyarakat atau suku bangsa
dapat memperkaya wawasan, pandangan hidup serta makna seluruh kehidupan
masayarakat setempat.( Fred Wibowo 2007: 93 ).
Secara
umum, sosial budaya bertujuan untuk mengembangkan kepribadian manusia sebagai
makluk sosial (zoon politicon) dan
sebagai makluk budaya (homo humanus),
sehingga mampu menanggapi secara kritis dan berwawasan luas terhadap budaya dan
masalah lingkungan sosial budaya, serta mampu menyelesaikan secara halus, arif
dan manusiawi terhadap masalah-masalah tersebut. (Abdulkadir Muhammad, S.H.
2005: 4-5 ). Tujuan umum sosial budaya mengandung 3 (tiga) rumusan utama yaitu
:
a. Pengembangan
kepribadian manusia sebagai makluk sosial dan makluk budaya
b. Kemampuan
menanggapi secara kritis dan berwawasan luas masalah sosial budaya dan masalah
lingkungan sosial budaya.
c. Kemampuan
menyelesaikan secara halus, arif, dan manusiawi masalah-masalah tersebut.
Sosial budaya pada masyarakat
setempat adalah peristiwa atau kejadian yang timbul akibat interaksi sosial dalam kelompok masyarakat
guna memenuhi suatu kepentingan hidup pada masyarakat setempat.
Menurut
Max Weber menjelaskan stratifikasi
sosial dalam 3 (tiga ) dimensi yaitu :
1. Dimensi kekayaan
2. Dimensi kekuasaan
3. Dimensi prestise
Pembangunan pariwisata memiliki sumber daya
lingkungan yang menarik dan keindahan yang menonjol agar menarik banyak
pengunjung. Maka perlu adanya penjagaan yang baik agar kualitas lingkungan
pariwisata tetap terpelihara dan menarik. Ada beberapa tempat yang sudah
dipenuhi oleh pantai Natsepa tersebut yaitu :
a. Penginapan
– penginapan
b. Tempat
– tempat rujak
c. Tempat
– tempat duduk bagi orang wisatawan yang berkunjung di pantai Natsepa tersebut
dan lain – lain sebagainya.
Daerah pantai dengan pemandangan indah dan iklim
yang baik akan menarik perhatian
sejumlah wisatawan. Tempat seperti ini menjadi tempat yang ideal untuk olahraga
air, menjemur diri dan kegiatan rekriasi lainnya. Astraksi estetik dengan
pantai yang penuh dengan pohon nyiur melambai, gelombang – gelombang lautan dan
kehidupan karang dan tumbuh – tumbuhan atau taman laut yang beraneka warna akan
banyak menarik para wisata.
E.
Pendekatan
adat terhadap alam
Dalam pembangunan dan pengembangan pariwisata
nilai-nilai atau adat istiadat budaya bangsa harus tetap terjaga kelestraiannya
dan terpelihara, disamping adanya peningkatan penyediaan fasilitas, mutu dan
kelencaran pelayanan agar banyak menarik wisatawan baik asing maupun
domestik. ( Imam Supardi 1985 : 108 –
109 ). Pengembangan kepariwisataan tentu tidak luput dengan pembangunan yang
berkelanjutan untuk mendorong pengembangan objek wisata dalam hal ini menurut
Undang-Undang No.9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan, pasal (5), menyatakan
bahwa Pembangunan Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) dilakukan dengan cara
mengusahakan, mengelola, dan membuat obyek-obyek baru sebagai obyk dan daya
tarik wisata, kemudian pasal (6) dinyatakan bahwa, pembangunan obyek dan daya
tarik wisata dilakukan dengan memperhatikan :
1. Kemampuan
untuk mendorong peningkatan perkembangan kehidupan ekonomi dan sosial budaya.
2. Nilai-nilai
agama, adat istiadat, serta pandangan dan nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat.
3. Kelestarian
budaya dan mutu lingkungan hidup.
4. Kelangsungan
usaha pariwisata itu sendiri.
Dalam penilitian ini, dilakukan di Pantai Natsepa dengan
kekayaan alam yang dimiliki dan keindahannya. Hal tersebut merupakan menjadi
pendorong untuk pelestarian Natsepa supaya memberikan daya tarik tersendiri
sehingga menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan sehingga dapat menarik
wisatawan yang berkunjung ke Pantai Natsepa khususnya dan meningkatkan PAD
Kabupaten Maluku Tengah.
F.
Daya
dukung lingkungan
Daya dukung merupakan suatu ukuran atau jumlah
individu dari suatu spesies yang dapat didukung oleh lingkungan tertentu.
Kemampuan alam untuk dapat pulih kembali seperti semula disebut daya lenting (
Darsoprajitno 2002 : 7 ). Lingkungan
pariwisata yangberbasisikan alam, budaya dan warisan secara alami mempunyai
keterbatasan dalam mempertahankan kondisinya terhadap kehidupan yang terus
berubah dan berkembang. Kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan memicu perubahan
perilaku manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan dan keinginannya termasuk
kebutuhan untuk bersenang – senang dengan melakukan perjalanan yang dalam
berbagai penyebab menurunnya pariwisata (Yoeti 2006: 239 ).
Pantai Natsepa
dengan hembusan angin dan pasir yang halus membuat anak- anak lupa waktu saat sedang bermain bola
Laut dengan air yang tenang karena terhalang teluk, membuat pantai ini aman
untuk berenang bagi para pengunjungnya. Sekedar
berjalan ke arah laut sambil bermain air juga cukup aman dilakukan
karena pantai ini tergolong landai/rata sehingga tidak membahayakan. Anda dapat
menyewa ban sebagai pelampung untuk mencoba berenang di pantai ini.
Sambil memandangi alam yang indah tersebut,
jangan lewatkan untuk menikmati Rujak Natsepa yang terkenal itu. Banyak penjual
rujak dipantai ini. Buah-buahan segar
seperti mangga, jambu, nenas
bercampur dengan gula merah dan kacang akan membuat para penikmatnya merasa
segar setelah menikmati buah-buahan dari Rujak Natsepa. Rujak ini dimakan
dengan tusuk sate sebagai penusuk buah dari rujak ini. Tumbuhnya
budaya suatu masyarakat akibat mantapnya tata sosial dan kemampuannya dalam
bidang ekonomi, mendorong kegiatan hidup manusia untuk lebih banyak
memanfaatkan sumber daya alam termasuk penataannya. Pemanfaatan ini dapat
mengganggu atau merusak keseimbangan tata alam, kecuali jika manusia mampu
memahami dan memanfaatkan sesuai dengan hukum alam.
Suatu bentuk dari kegiatan pariwisata mempunyai
peranan dalam menurunnya Kondisi lingkungan dan cenderung merusak kegiatan
pariwisata. Erosi sumber daya alam terhadap lingkungan pariwisata yang telah
dibangun dan kekacauan atau gangguan struktur sosial dari masyarakat setempat
merupakan dampak dari indikator-indikator yang tidak di kehendak ( Ding dan
Pilgram 1995: 87, Yoeti 2006: 54 ).
Berdasarkan fenomena tersebut maka pariwisata dalam
kajian geografi selalu dikaitkan dengan fenomena alam yang berupa perubahan
bentuk permukaan menghasilkan dan membentuk suatu kenampakan sebagai bahan
potensi suatu objek wisata misalnya perubahan bentuk permukaan bumi karena
tenaga oksigen dan endogen seperti bentuk pegunungan.
Ada beberapa faktor-faktor
pendukung lingkungan fisik pariwisata yaitu :
1. Iklim
adalah curah hujan dan suhu, faktor-faktor yang utama yang mempengaruhi Iklim
yaitu letak geografis, luas permukaan tanah. Unsur iklim mempengaruhi terhadap
perkembangan pariwisata di Indonesia yaiu
2. tipe
iklim koppen adalah tipe iklim A,
iklim hujan tropis tropical rain climate.
3. Tata
air merupakan unsur penting dalam kehidupan dimuka bumi, siklus hidrologis
sangat mempengaruhi ketersediaan air termasuk tata air disuatu batang lahan.Variasi
lokasi permukiman penduduk, dimana secara umum pemanfaatan lahan.
4. bergantung
pada kesediaan air di suatu daerah, dapat bersumber dari air sungai, air tanah,
air danau, dan air hujan.
5. Topografi
merupakan wilayah Indonesia yang terdiri atas bagian datar, miring atau berbukit,
pegunungan dengan puncak-puncak yang tinggi. Aspek-aspek topografi yang
berpengaruh yaitu topografi landai seperti pantai dan pegunungan dengan
puncak-puncak yang tinggi yang ada dimaluku.
6. Tanah
merupakan akumulasi tubuh, tanah yang bebas menduduki sebagian sifat-sifat
sebagian akibat pengaruh iklim yang bertindak terhadap bahan induk relief.
Tanah yaitu, bahan organik dan tata air, dengan mengetahui keadaan tanah akan
memudahkan suatu perencanaan.
7. Vegetasi
merupakan tumbuhan yang terdapat disuatu pariwisata yang semakin menambah
keindahan dan kesejukan bagi para wisatawan yang berkunjung.
8. Penggunaan
lahan dapat dikatakan karena adanya kebutuhan dan kegiatan masyarakat yang
bersifat dinamis.
|
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tipe
Penelitian
Berdasarkan judul dan permasalahan
yang diteliti maka, penelitian ini termasuk tipe kualitatif deskritif, titik
tolak penelitian bertumpu pada minat untuk mengetahui masalah atau fenomena
sosial yang timbul karena berbagai rangsangan. Metodologi penelitian merupakan
elemen penting untuk menjaga realibilitas dan vasilitas hasil penelitian, (
Burhan Bungin ed 1979 : 64 ).
B.
Lokasi
Penelitian
Penelitian
di lakukan Pantai Natsepa di Negeri Suli, Kabupaten Maluku Tengah pada tanggal 18
Juni 2015.
C.
Sumber
Data
Sumber
data yang digunakan penelitian ini adalah :
a. Sumber
primer
Diperoleh dari
penelitian lapangan yaitu hasil wawancara dengan para tokoh masyarakat, mantan
raja dan tokoh-tokoh adat lainnya.
b. Sumber
sekunder
Diperoleh dari
penelitian kepustakaan yaitu hasil-hasil penelitian yang telah ditulis dan
dibubukan yang berhubungan dengan masalah yang penulis teliti.
|
D.
Tekni
Pengambilan Sampel
Sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dimana peneliti
berusaha agar dalam sampel tersebut terdapat wakil-wakil dari segala lapisan
populasi agar lebih representative
seperti Raja/pejabat negeri dan para mantan Raja, tokoh-tokoh adat dan tokoh
masyarakat yang dianggap memiliki pengetahuan, pengalaman dan pemahaman tentang
upaya pelestarian pantai natsepa di Negeri Suli.
E.
Teknik
Pengambilan Data
Guna
mendapat data untuk jawaban masalah yang diteliti, maka penulis menggunakan
metode :
a. Wawancara
Menurut
Bengong Suyanto dan Sutinah ed ( 2007 : 68 ), wawancara merupakan salah satu
cara pengumpulan data dalam suatu penelitian. Karena menyangkut data, maka
wawancara merupakan salah satu elemen penting dalam proses penelitian.
Wawancara dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan untuk mendapat informasi
( data ) dari responden dengan cara bertanya langsung secara bertatap muka.
b. Observasi
Observasi
adalah suatu metode yang digunakan untuk mengamati dan Mengetahui secara
langsung objek yang diteliti, di mana penulis langsung melakukan observasi ke lokasi
penelitian dan pengambilan data – data yang mempunyai hubungan dengan
penelitian ini.
F.
Validitas
Data
Setelah data dikumpulkan
kemudian kelompokan dan dicari hubungan
antara data-data yang telah diseleksi menjadi fakta untuk mendapat kebenaran
dari fakta-fakta itu maka dilakukan kritik sumber, ini dilakukan dua kali, yang
Pertama adalah kritik eksteren dan kedua adalah kritik interen. Utuk kritik
eksteren ini penulis menggunakan pertanyaan, apa, siapa, kapan, dimana dan
pertanyaan-pertanyaan yang lain untuk menemukan keabsaan dari fakta – fakta.
Kemudian dilakukan kritik interen, kritik interen dilakukan untuk memperoleh
kualitas atau bobot dari fakta – fakta itu dengan menggunakan pertanyaan
mengapa, dan bagaimana sesungguhnya sesuatu itu terjadi dan seterusnya.
G.
Analisis
Data
Dalam penelitian kualitatif, dilakukan
pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data
dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis
terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah
dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan
lagi, sampai tahap tertentu. ( Sugiyono:2011: 246 ).
|
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tentang Lokasi
Penelitian
1.
Letak
Geografis
Pantai Netsepa
adalah salah satu Objek Wisata Alam yang ada di Negeri Suli , Kecamatan
Salahutu, Kabupaten Maluku Tenggah secara geografis terletak antara 3˚,
15˚―3˚,40˚ lintang selatan dan 126˚,30˚―127˚
Bujur Timur, sedangkan secara administratif
Ø Sebelah
utara dengan gunung salahutu
Ø Sebelah
selatan dengan teluk baguala
Ø Sebelah
timur dengan Negeri Tulehu dan Negeri Tial
Ø Sebelah
barat dengan Negeri Passo
Luas wilayah
Negeri Suli 6.500 Ha dengan lahan pertanian : 1,547 Ha dengan princian sebagai
berikut : Perkebunan rakyat : 1,150 Ha, Hutan rakyat : 9 Ha, Kebun : 200 Ha dan
Lainnya : 50 Ha, Rawa-Rawa : 2 Ha, Lahan kosong : 124 Ha, Pemukiman : 42 Ha dan Lainnya : 4, 810 Ha
2.
Iklim
Iklim merupakan keadaan
cuaca pada suatu daerah yang luas dan waktu yang cukup lama (25-30 tahun). Iklim
di Negeri Suli merupakan iklim tropis dengan keadaan musiman terbagi menjadi 3
bagian yaitu :
1.
|
2. Musim
Barat berlangsung pada bulan Desember-Maret, musim ini yang dikenal dengan
musim kemarau.
3. Musim
Pancarobah berlangsung pada bulan April dan November.
3.
Keadaan
Penduduk
a.
Jumlah
Penduduk
Sesuai data pemerintah Negeri Suli
jumlah penduduk dapat di lihat pada tabel berikut ini :
Tabel
1
Jumlah
Penduduk Negeri Suli Berdasarkan Umur
No
|
Kelompok Umur
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah
|
Presentase
(%)
|
|
Laki-Laki
|
Perempuan
|
||||
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
1213
|
0-4
tahun
5-9
tahun
10-14
tahun
15-19
tahun
20-24
tahun
25-29
tahun
30-34
tahun
35-39
tahun
40-44
tahun
45-49
tahun
50-54
tahun
55-59
tahun
60
tahun ke atas
|
294
348
359
369
374
321
418
429
403
412
396
282
441
|
481
461
467
474
487
498
464
391
358
344
337
353
584
|
775
809
826
843
861
819
882
820
761
756
733
635
1025
|
7.35
7.67
7.83
7.99
8.17
7.77
8
8
7
7
7
6
10
|
Jumlah
|
4.846
|
5.699
|
1.0545
|
100
|
|
Sumber
: Kantor Negeri Suli 2015
|
Berdasarkan tabel di atas maka
dapat di lihat bahwa jumlah penduduk Negeri Suli 1.0545 Jiwa yang terdri dari
laki-laki 4.846 (46 %) dan perempuan 5.699 (54%) jiwa. Dengan rincian usia
penduduk Negeri Suli sebagai berikut : 0-4 tahun berjumlah 775 (7.35), 5-9
tahun berjumlah 809 (7.67), 10-14 tahun berjumlah 826 (7.83), 15-19 tahun
berjumlah 843 (7.99), 20-24 tahun berjumlah 861 (8.17), 25-29
tahun berjumlah 819 (7.77), 30-34 tahun berjumlah 882 (8), 35-39 tahun
berjumlah 820 (8), 40-44 tahun berjumlah 761 (7), 45-49 tahun berjumlah 756
(7), 50-54 tahun berjumlah 733 (7), 55-59 tahun berjumlah 635 (6), dan 60 tahun
ke atas berjumlah 1.021 (10).
b.
Pekerjaan
(Mata Pencaharian)
Tabel
2
Mata
Pencaharian Penduduk Negeri Suli
No
|
Mata
Pencaharian
|
Frekuensi
(f)
|
Presentase
(%)
|
|
1
|
Petani
|
616
|
Orang
|
25.9
|
2
|
Pegawai
Negeri Sipil
|
872
|
Orang
|
36.7
|
3
|
Nelayan
|
93
|
Orang
|
3.9
|
4
|
Dokter
|
6
|
Orang
|
0.3
|
5
|
TNI/Polri
|
93
|
Orang
|
3.9
|
6
|
Sopir
|
24
|
Orang
|
1.0
|
7
|
Pendeta
|
6
|
Orang
|
0.3
|
8
|
Pedagang
|
97
|
Orang
|
4.1
|
9
|
Peternak
|
7
|
Orang
|
0.3
|
10
|
Montir
|
19
|
Orang
|
0.8
|
11
|
Wiraswasta
|
508
|
Orang
|
21.4
|
12
|
Buru
Tani
|
13
|
Orang
|
0.5
|
13
|
Pensiun
|
24
|
Orang
|
1.0
|
Jumlah
|
2.378
|
100
|
||
Sumber
: Kantor Negeri Suli 2015
|
Dari tabel 2 di
atas maka dapat disimpulkan bahwa penduduk Negeri Suli yang bermata
pencaaharian petani 616 (25.9%), Pegawai Negeri Sipil 872 (36.7%), Nelayan 93
(3.9%), Dokter 6 (0.3%), Tentara Nasional Indonesia/Polri 93 (3.9%), Sopir 24
(1.0%), Pendeta 6 (0.3%), Pedagang 97 (4.1%), Peternak 7 (0.3%), Montir 19
(0.8%), Wiraswasta 508 (21.4%), Biru Tani, 13 (0.5%), dan Pensiun 24 (1.0%) .
dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penduduk Negeri Suli yang
bermata pencaharian yang paling banyak adalah Pegawwai Negeri Sipil (PNS) 872
(36.7%) dan yang paling sedikit adalah Dokter dan Pendeta 6 (0.3%) orang.
c.
Agama
Status Keagamaan Penduduk Negeri
Suli dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut:
Tabel
3
Status
Agama Penduduk Negeri Suli
No
|
Agama
|
Frekuensi
(f)
|
Presentase
(%)
|
|
1
|
Kristen Protestan
|
9.550
|
Orang
|
90.6
|
2
|
Islam
|
754
|
Orang
|
7.2
|
3
|
Kristen Katolik
|
241
|
Orang
|
2.3
|
Jumlah
|
1.0545
|
100
|
||
Sumber : Kantor Negeri Suli 2015
|
Berdasarkan
tabel 3 di atas maka dapat disimpulkan bahwa penduduk Negeri Suli yang menganut
agama Kristen Protestan 9.550 (90.6%), yang menganut agama Islam 754 (7.2%) dan
yang menganut agama Kristen Katolik 241 (2.3%). Dari data tersebut maka dapat
di simpulkan bahwa penduduk yang paling banyak menganut agama Kristen Protestan
9.550 (90.6%) dan yang penduduk yang paling sedikiit menganut agama Kristen
Katolik berjumlah 241 (2.3%) orang.
d.
Pendidikan
Status tinggkat pendidikan penduduk
Negeri Suli dapat dilihat pada tabel 4 berikut:
Tabel
4
Tingkat
Pendidikan Penduduk Negeri Suli
No
|
Tingkat Pendidikan
|
Frekuensi (f)
|
Presentase (%)
|
|
1
|
Belum
Sekolah
|
1.289
|
Orang
|
12.22
|
2
|
SD
|
2.203
|
Orang
|
20.89
|
3
|
SMP
|
1.834
|
Orang
|
17.39
|
4
|
SMA
|
3.945
|
Orang
|
37.41
|
5
|
D1/D2
|
157
|
Orang
|
1.49
|
6
|
D3
|
194
|
Orang
|
1.84
|
7
|
S1
|
872
|
Orang
|
8.27
|
8
|
S2
|
48
|
Orang
|
0.46
|
9
|
S3
|
3
|
Orang
|
0.03
|
Jumlah
|
1.0545
|
100
|
||
Sumber : Kantor Negeri Suli 2015
|
Berdasarkan
tabel 3 diatas maka dapat disimpulkann bahwa penduduk Negeri Suli yang belum
sekolah sebanyak 1.289 (12.22%), yang berpendidikan Sekolah Dasar 2.203
(20.89%), yang berpendidikan Sekolah
Menengah Pertama sebesat 1.834 (17.39%), yang berpendidikan Sekolah Menengah
Atas sebanyak 3.945 (37.41%), yang berpendidikan D1/D2 sebanyak 157 (1.49%),
yang berpendidikan D3 sebanyak 194 (1.84%), yang berpendidikan Strata Satu (S1)
sebanyak 872 (8.72%), yang berpendidikan Magister (S2) sebanyak 48 (0.46%), dan
yang berpendidikan Doktor (S3) sebanyak 3 (0.03%). Dari data tersebut maka
dapat disimpuklan bahwa penduduk Negeri Suli yang berpendidikan SMA 3.945
(37.41%) lebih banyak dan yang paling sedikit berpendidikan Doktor (S3)
sebanyak 3 (0.03%) orang.
B.
Analisis
dan Pengolahan Data
1.
Sejarah
Pantai Natsepa
Dahulu
kala kapitan-kapitan di Hulimual dan Suli persiapan berperang dengan kapitan
Sahulau, kapitan Hulimual dan Kapitan Suli berkumpul di pantai Suli. Pantai
tersebut belum ada nama sehingga kapitan-kapitan tersebut menamakannya
Natarepa. Kata Natarepa di ambil dari bahasa tanah Negeri Suli, Natarepa yang
artinya tempat persinggahan para Gusepa. Gusepa merupakan Kapal-kapal Kapitan yang terbuat dari Gaba-gaba (pelepah dahan
sagu). Kata Natsepa merupakan serapan dari bahasa tanah Negeri Suli yaitu
Natarepa yang artinya tempat persinggahan kapal-kapal kapitan. Jadi Natsepa
adalah tempat persinggahan kapal-kapal kapitan Hulimual dan Kapitan Suli.
(Bapak Simon, Karel, Ari, Oto, dan Haliwela. Pada tanggal 18 Juni 2015.
1. Potensi Fisik
a.
Penamdangan
Alam
Peranan alam
sebagai sumber daya alam pariwisata adalah sangat penting dan sangat besar di
pantai Natsepa, merupakan tempat wisata yang sangat menarik wisatawan untuk
berkunjung. Wisata alam ini tak pernah absen
dari pengunjung, terutama saat libur panjang. Mereka bermain pasir, berenang,
bermain watersport, berlari-lari di bibir pantai, berkeliling objek wisata yang
terdapat di sana atau sekadar berfoto dengan berlatarkan pantai. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pemandangan Indah pantai Natsepa pada gambar 1dan 2
berikut ini.
![]() |
![]() |
Gambar 1
Pemandangan
Alam Pantai Natsepa pagi hari
|
|
![]() |
![]() |
Gambar 2
Penamdangan
Alam Pantai Natsepa sore hari
|
a.
Eksotika
Pantai
Pantai
merupakan tempat yang menyenangkan untuk menghabiskan liburan, menyegarkan
pikiran akan penatnya pekerjaan. Salah satu pantai yang terkenal di Ambon
adalah Pantai Natsepa. Pantai yang terletak di Negeri Suli ini menyuguhkan
pemandangan yang indah. Pasir putih dan air jernih terhampar luas sejauh mata
memandang. Ombak yang
bergulung-gulung datang silih berganti menyambut para wisatawan seakan mengajak
untuk bermain dan berenang.
Teriknya matahari terkalahkan oleh sejuknya air laut yang dingin. Dinginnya ombak yang menghempas tubuh
dan air laut yang terasa asin saat menyentuh bibir menambah keasikan saat
bermain di Pantai Natsepa ini.
b.
Akomodasi
Sarana
dan prasaran yang menunjang kelestarian suatu objek wisata alam sebagai daya
tarik wisata antara lain, Hotel/penginapan, kamar ganti/kamar mandi, tempat
duduk/tempat santai, tempat jualan, dan tempat sampah :
a.
Hotel/penginapan.
Pantai Natsepa
daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang mengunjungi tempat wisata tersebut dengan
indah pemandangannya, tidak lengkap rasanya menikmati keindahan pantai Natsepa
dalam waktu satu hari saja. Untuk melengkap liburan, wisatawan juga bisa menginap
di hotel/motel/penginapan yang ada di kawasan pantai Natsepa. Mulai dari
penginapan sederhana sampai yang berkelas semuanya ada di pantai Natsepa.
Tentunya
hotel/penginapan memiliki fasilitas dan keunggulan tersendiri. Seperti salah
satu hotel yang jaraknya kira-kira 500 m dari pantai Natsepa, hotel Aston
memiliki fasilitas yang sangat baik seperti: kamar full AC, kolam renang, dan
fasilitas lainnya sedangkan di bandingakan dengan penginapan yang lainnya yang
ada di pantai Natsepa sangat sederhana
yang difasilitasi dengan tempat tidur dan kamar mandi dengan harga berkisar
antara Rp 700.000 – 1.000.000, sedangkan
hotel yang ada di lokasi Pantai Natsepa harganya berkisat antara Rp 200.000 –
350.000. Harga hotel yang berfaryaisi sehinggan banyak wisatawan yang
mengunjungi tempat wisata tersebut. Untuk lebih jelas nya dapat di lihat pada
gambar 3 dan 4 di bawah ini.
![]() |
Gambar 3
Hotel Aston
|
![]() |
Gambar 4
Penginapan di
Lokasi Natsepa
|
b.
Kamat
mandi/Tempat ganti
Kamar
mandi/tempat ganti merupakan sarana penting dalam dunia pariwisata, dimana
kamar mandi ini digunakan pengunjuang pada saat selesai menikmati pemandangan
pantai, rekriasi, renang, berdayung dan lain-lain. Selesai dengan kegiatan atau
aktifitas-aktifitas tersebut maka pengunjung harus membersihkan diri.
Telah
dipersiapkan kamar ganti/mandi bagi pengunjung yang ke pantai Natsepa. Kamar
mandi/ganti tersebut oleh pemerintah dan pemilik lokasi tersebut. Kamat ganti
tersebut jika diklasifikasikan Rancana Tata Ruang Wilaya (RTRW badan
standarisasi Nasional 2005) tersebut maka tempat mandi/ganti tersebut sudah
layak untuk digunakan oleh wisatawan, dikaji dari ketersediaan air bersih yang
disediakan dan bangunan yang bersih. Maka dapat disimpulkan bahwa tempat ganti
tersebut layak untuk di gunakan. Tempat ganti tersebut sering digunakan oleh
wisatawn dengan tarif harga Rp 2.000 – 3.000 untuk satu kali menggunakannya. Untuk
lebih jelassnya dapat lihat gambar 5 berikut ini.
![]() |
Gambar 5
Tempat
Ganti/Mandi
|
c.
Tenpat
duduk/santai
Tempat duduk di
pantai Natsepa berkriasi ada yang dibuat dari beton, kayu, dan gaba-gaba
(pelepah dahan sagu). Tempat duduk tersebut kedudukannya berkriasi ada yang
duduk menghadap ke tempat jualan rujak dan ada yang menghadap ke laut. ketika
duduk menikmati rujak Suli sambil duduk menikmati waktu pagi hari ketika sang
surya memencarkan warna keemasan di atas kulit air laut begitu indahnya.
Indahnya ketika
duduk di pantai Natsepa pada waktu pagi hari akan terlihat para nelayan
bepergian untuk menangkap ikan dengan angin bertiup dari arah timur membuat
keindahan pantai Natsepa terlihat begitu indah.
akan tetapi tempat duduk tersebut
tidak diatur secara teratur.
Tempat duduk
yang disediakan di pantai Natsepa jika di kaji dari RTRW (Rancangan Tata Ruang
dan Wilayah), tentang kelayakan tempat santai bagi wisatawan yang mengunjungi
tempat tersebut, maka tempat duduk tersebut belum layak disebabkan karena belum
ditata dengan rapih. Tempat duduk tersebut harus ditata seindah mungkin supaya
pengunjung yang datang berkunjung duduk
sambil melihat ke laut tetapi yang kelihatan hanya tempat duduk yang lain dan
dagangan masyarakat sekitar, untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar berikut
ini.
![]() |
![]() |
Gambar 5
Tempat
duduk/santai Natsepa 1
|
Gambar 6
Tempat
duduk/santai Natsepa 2
|
d.
Tempat
Jualan
![]() |
![]() |
Gambar 7
Tempat Jualan
Rujak
|
Gambar 8
Tempat Jualan
|
Dari gambar 7
dan 8 di atas maka dapat disimpulkan bahwa Pemprov
Maluku melakukan pembenahan objek wisata Pantai Natsepa dengan membuat tempat
khusus bagi para penjual jajanan dan aneka makanan ringan agar tidak menutupi
jalan raya. "Ruas jalan dari
arah Kota Ambon menuju Desa Tulehu dan Liang yang melintasi Desa Suli memang
sempit dan berfungsi dua arah, sehingga kebijakan pemerintah provinsi (pemprov)
membangun tempat berjualan bagi pedagang sangat tepat," kata Andi
Salenussa, seorang pejaga pintu masuk Pantai Natsepa. (pada tanggan 18 Juni 2015.)
Dinas Pekerjaan
Umum Maluku membangun tempat khusus berjualan bagi pedagang dengan mengecor
lantai berukuran sekitar 100 meter lebih dan lebarnya 2 meter di atas talud
penahan ombak. Tujuannya, agar arus
lalulintas di depan tempat objek wisata pantai ini lebih lancar karena
kios-kios pedagangnya akan ditata rapih dan tidak memenuhi bahu jalan. Pedagang
rujak lainnya, Ny. Omi (54) menuturkan, selain menyiapkan tempat jualan,
Pemprov melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Maluku juga menyumbangkan
bangku panjang dan tenda-tenda jualan berukuran 3 x 3 meter setinggi 2 meter
bagi 40-an penjual rujak.
"Tenda
berwarna-warni yang terbuat dari bahan plastik ini akan dipasang berjejer di
sepanjang lantai beton yang sedang dikerjakan, sehingga nantinya kalau dilihat dari
laut seperti restoran apung di bibir Pantai Natsepa," ujarnya. Dia berharap, tenda-tenda ini harus
dipasang pada landasan yang kokoh agar tidak mudah rusak diterpa angin kencang,
ketika tiba musm badai. Karena pengalaman
membuat tempat jualan dari atap daun sagu atau pun terpal selalu rusak ketika
datang musim badai dan deburan ombak yang naik ke badan jalan antara bulan Juni
hingga Agustus. Peranan pihak swasta dalam memperindah lokasi objek wisata ini
juga ditandai dengan pembukaan hotel Aston bertaraf internasional, sehingga
wisatawan domestik maupun mancanegara yang datang tidak akan kesulitan mencari
tempat penginapan.
e. Tempat
sampah
![]() |
|
Gambar 9
Tempat duduk dan
tempat sampah
|
|
![]() |
|
Gambar 10
Tempat Sampah
|
Samapah merupakan material sisa yang tidak diinginkan
oleh semua pihak sehingga telah disediakan tempat sampah. Tempat sampah
merupakan tempat yang menampung sampah yang dihasilkan oleh wisatawan seperti
gelas plastik, botol plastik, kresek, tisu dan lain-lain. Tempat sampah yang
disediakan di pantai Natsepa seperti gambar 9 dan 10 di atas.
Dari data akomodasi (sarana-prasaran ) tersebut maka dapat disimpulkan jika
wisatawan merasa jemu dengan hanya berendam dan bermain pasir, maka pengunjung
bisa merasakan sensasi mancing di pantai pasir putih ini, bukan itu saja namun ada juga beberapa alternatife yang
disediakan oleh pengelola, yakni snorkling dan diving.
Ingin memacu adrenalin pengunjung, silahkan rasakan sensasinya saat wisatawan
menaiki banana boat, atau ber-jetski ria. Jika itu
terlalu berbahaya bagi pengunjung yang takut pengunjung bisa menggunakan
perahu/sampan sewaan guna melihat terumbu karang tanpa harus basah-basahan.
Soal konsumsi pengunjung tidak perlu khawatir, ada beberapa restoran yang
dapat pengunjung kunjungi di dalam areal wisata pantai ini, satu yang tidak
boleh pengunjung lewati yakni, “Rujak Natsepa.” untuk lebih jelasnya
dapat dilihat rujak pantai Natsepa pada gambar 11 Di bawah ini.
![]() |
![]() |
Gambar 11
Rujak Pantai Netsepa
|
Campuran buah-buahan segar yang diiris tipis serta ditaburi bumbu kacang
dengan hara per porsi Rp 12.000 ini patut untuk dinikmati saat-saat matahari
tenggelam.
Sarana hiburan dan rekreasi bahwa
ada terdapat cukup sarana hiburan, disamping panorama alam dan kodisi fisiknya,
seperti pantai dan laut. Pengunjung dapat berekreasi, berperahu tradisional,
berenang, papan luncur untuk anak-anank.
Memiliki penganan has yang cukup
populer rasanya tidaklah lengkap kalau berkunjung ke Natsepa tanpa mencicipi
rujak suli sebagai penganan has, disamping bakso, mie, instan, pisang goreng,
es kelapa muda, sagu gula, jagung rebus, minuman dan makanan kemasan dan
lain-lain. Sumber pendapatan masyarakat, dan daerah. Pendapatan daerah pada
objek wisata Natsepa melalui retribusi masuk pengunjung, parkir kendaraan,
penjual makanan, jasa sewa bangunan dan sarana yang tersedia. Untuk sekali
masuk di Pantai Natsepa wisatawan mengeluarkan uang sebesar Rp 3000 per orang
untuk menikmati keindahan Pantai Natsepa. Kegiatan kepariwisataan sebagai suatu
industri, mengaitkan berbagai bidang lain, yang secara langsung maupun tidak
menyerap tenaga kerja, terutama di dalam dan sekitar obyek wisata, seperti
penjual penganan, pengemudi ojek, penyewa perahu dan pelampung, pemilik
penginapan, pemilik restoran dan lain-lain.
c.
Aksebilitas
Lokasi Pantai ini berada di Desa Suli Kecamatan Salahutu, Kabupaten
Maluku Tengah. Jarak yang harus ditempuh untuk mencapai objek wisata pantai
yang terkenal dengan pasirnya yang putih ini yakni ±15 Km dari
pusat kota Ambon dan ±23 Km dari Bandara Internasional Pattimura. Ada beberapa
alternative transportasi yang bisa anda gunakan untuk mencapai lokasi
ini.
Dari pusat kota, dengan menggunakan angkot (Rp. 5.000/orang.) Angkot
mulai beroperasi pada pukul 04.50 – 21.00 WIT. Ada juga alternative lain,
yakni menggunakan mobil charteran, harganya juga sudah pasti berkisar di atas
Rp. 100.000. Sedangkan untuk transportasi dari Bandara anda dapat menggunakan
angkutan kota (Angkot) menuju daerah “Passo,” nah sesampai di Passo anda harus
ganti angkot (Angkot yang melewati Pantai Natsepa di antaranya adalah :
Jurusan Tulehu, Tengah-tengah, Liang dan Tial) biayanya hanya Rp.5.000.
Anda takut tersesat?? Jangan khawatir anda hanya tinggal memberi tahu tujuan
anda pada si supir. Atau jika anda bukan tipe orang yang senang naik turun
angkot, maka anda bisa menggunakan Taxi langsung dari bandara, kisaran harganya
di atas Rp.100.000. sedangkan untuk biaya tiket masuk ke kawasan Natsepa anda
cukup merogoh Rp.5.000.
Berdasakan perhitungan jarak tempuh
rata-rata terdekat antara desa-desa di pulau Ambon ke obyek wisata Pantai
Natsepa jarak rata-rata antara pantai Natsepa (Suli) dengan semua desa di kota
Ambon adalah 15,65 km, dan semua desa di pulau Ambon adalah 24,19 km.
d.
Kelestarian
Pantai Natsepa
a.
Kekuatan
Objek wisata pantai Natsepa memiliki
beberapa kelebihan/ kekuatan yang strategis, antara lain :
1.1. Sebagai wisata alam
Obyek
wisata pantai Natsepa didasarkan pada daya tarik keindahan alam, didominasi
oleh laut dan pantai, sebagai sumber daya alam atau sesuatu yang tidak
diciptakan oleh manusia dan teknologi. Lokasi di pesisir pantai yang landai,
ditumbuhi pepohonan liar dan pohon buah-buahan seperti kelapa, mangga dan
lain-lain, pasir putih sepanjang pantai, juga laut yang bening membiru, bebas
dari pencemaran. Tentulah merupakan panorama yang asri untuk dinikmati setiap
orang yang ingin berpiknik.
1.2. Paling sering dikunjungi masyarakat
pulau Ambon
Jumlah
pengunjug ke objek wisata pantai Natsepa dari tahun ke tahun selalu mengalami
peningkatan. Tahun 2010 sebanyak 19.547 orang sampai dengan tahu 2014 sebanyak
64.595 orang atau 179 orang/hari. Rata-rata 40.317 orang/tahun atau 111 oran
perhari, berarti meningkat setiap tahunnya 27,65 %.
1.3. Lokasi yang strategis
Lokasi yang strategis dapat dilihat
dari dua hal, yaitu :
a. Letak pantai Natsepa yang tepat
berbatasan dengan kota Ambon sebagai pusat kota propinsi dengan jumlah penduduk
yang lebih besar dan tingkat eknomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
wilayah kabupaten Maluku Tengah. Berarti potensi permintaan dari penduduk kota
Ambon atau dari luar kawasan lebih besar dibanding dari dalam kawasan Maluku
Tengah.
b. Tingkat aksesbilitas dari dan ke
objek wisata pantai Natsepa terhadap semua daerah pemukiman di pulau Amon cukup
baik, juga dari luar wilayah dan negara lain, ditunjang oleh jaringan sarana
dan prasarana transportasi lokal maupun transportasi udara dan laut.
Berdasarkan perhitungan jarak tempuh
rata-rata terdekat antara desa-desa di pulau Ambon ke obyek wisata Pantai
Natsepa dan objek wisata lain sebagai pembanding, diperoleh hasil :
o Jarak rata-rata antara pantai
Natsepa (Suli) dengan semua desa di kota Ambon adalah 15,65 km, dan semua desa
di pulau Ambon adalah 24,19 km.
o Jarak rata-rata antara pantai
Namalatu (latuhalat) dengan semua desa di kota Ambon adalah 30,66 km, dan semua
desa di pulau Ambon adalah 71,5 km.
o Jarak rata-rata antara pantai
Hunimua (Liang) dengan semua desa di kota Ambon adalah 38,65 km, dan semua desa
di pulau Ambon adalah 47,19 km.
b.
Kelemahan
Berdasarkan hasil penelitian dan
observasi di objek wisata pantai Natsepa, terdapat beberapa kelemahan, antara
lain
a. Jenis hiburan/ifen yang ditawarkan
Terlihat
sangat minim jenis hiburan/sarana permainan bagi pengunjung di pantai Natsepa,
dan kurangnya kegiatan olahraga pantai dan air yang mungkin lebih menarik
pengunjung, misalnya pernah dilakukan lomba layar tingkat nasional tahun 2007
lalu.
b. Pengelolaan
Adanya
hak kepemilikan areal kawasan pantai Natsepa oleh beberapa pihak, sehingga
pengelolaanya juga terkesan masing-masing berdiri sendiri.
c. Keamanan
Faktor
keamanan untuk pengunjung terabaikan, karena tidak saja harus dilihat dari segi
ketertiban yang memangnya tidak menonjol, namun letak objek wisata yang dilalui
jalur transportasi umum cukup bersar risikonya ( riskan), bising, tidak ada
petugas yang mengawasinya. Tidak ada regu siaga bencana khususnya regu penolong
di laut.
d. Penataan yang tidak asri
Terlihat
bangunan-bangunan milik pedagang makanan dan minuman yang terhampar di tepian
pantai, ini sebenarnya mengganggu arti dari wisata alam pantai dan laut.
Pandangan pengujung ke arah laut terhalang dan tidak leluasa duduk didalam
bangunan/tenda tersebut, keculi mau besedia membeli apa yang dijual pemilik
bangunan/tenda tersebut.
e. Sarana air dan kamar mandi yang
masih kurang memadai
Air
bersih dimanapun tak terkecuali dalam obyek wisata Natsepa merupakan salah satu
kebutuhan utama untuk membersihkan badan serta kamar mandi dan ruang ganti
masih kurang, baik kebersihan maupun jumlahnya yang masih terbatas
|
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pantai Natsepa adalah merupakan
suatu komoditi yang potensil di Negeri Suli diminati oleh penduduk dari luar
kawasan, ibarat mengeksport komoditi untuk mendatangkan penerimaan di dalam
wilayah kepada pemerintah sebagai PAD, dan pendapatan masyarakat sebagai balas
jasa turut serta dalam industri pariwisata.
Sarana dan prasaran pendukung belum
seutuhnya memenuhi syarat-syarat daetah tujuan wisata, Untuk itu perlunya dilakukan
pelestarian dan pengembangan pariwisata khususnya obyek wisata pantai Natsepa,
dengan melihat pada faktor interal yaitu kekuatan/kelebihan dan kelemahan yang
dimiliki serta faktor eksternal yaitu berbagi peluang dan tantangan agar
strategi yang dilakukan efektif dan efisien.
B. SARAN
|
DAFTAR
PUSTAKA
Binarto,R
( 1997 ). Geografi social,yokjakarta : U. P. Spring.
Bungin
Burhan ed. ( 2001 ). Metode Penelitian Kualitatif.Raja Wali Pers,Jakarta.
Fandeli,
Chafid. 1995. Dasar-Dasar Manajemen
Kepariwisataan Alam. Yogyakarta : Liberti.
Gamal
Suwantoro. 1997. Dasar-Dasar
Pariwisata. Yogyakarta : Andi
Hadinoto,K.
( 1996 ). Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata, Jakarta.
Hamalik,
Oemar 1978. Travel dan Tour
Asas-Metode-Teknik.Jakarta : PT Pradnya Paramita.
Nyoman
S Pendit. 1990. Ilmu Pariwisata Sebagai Pengantar Perdana. Jakarta: PT.
Pradayaparamita.
Pratikto,
W. A., H. D. Armono, dan Suntoyo. 1997. Perencanaan
Fasilitas Pantai dan Laut. BPFE. Yogyakarta.
Spillance,
J. ( 1987 ).Pariwisata Indonesia, Jogjakarta.
Sujali,
1989. Geografi Pariwisata Dan
Kepariwisataan. Yogyakarta : Fakultas Geografi Univeresitas Gadjah Mada.
Sugiyono
( 2011 ). Metode Penelitian Kuantitatif, Dan Kualitatif. PT Alfabeta Bandung.
Supardi
Imam ( 1985 ). Lingkungan Hidup Dan Kelestariannya. PT Alumni.
Undang-Undang
kepriwisataan No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan
Wibowo Fred ( 2007 ). Kebudayaan Menggugat .
Yogjakarta, Pinus Book Publisher.
Wahab
Salah. Ph.D.1989. Pemasaran Pariwisata. Jakarta : Pradnya Pramita.
Yoeti,
Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata.
Bandung : Angkasa
1995. Anatomi Pariwisata. Bandung : Angkasa
1995.
Penuntun Praktis Pramuwisata Profesional
: Angkasa
2003. Tours and
Travel Marketing. Jakarta : Pradnya Pramita
1980. Pemasaran
Pariwisata. Bandung : Angkasa Offet
PEDOMAN WAWANCARA

Pengantar,
I.
Keterangan
1.
Daftar pertanyaan (angket) ini disusun
untuk digunakan sebagai alat mengumpulkan data, fakta dan informasi sebagai
bahan penulisan sktipsi
2.
Judul Skripsi yang di tulis adalah :
Upaya Pelestarian Pantai Natsepa Guna Menarik Minat Wisata Pada Negeri Suli Kabupaten
Maluku Tengah
3.
Kepada Yth Bapak/Ibu/Sdr/Sdri, dimohon
utuk dapat memberikan tanggapan terhadap pernyataan (angket) ini, dengan cara
memilih dan menberikan tada
4.
silang (X) pada salah satu alternatif
tanggapan yang telah disediakan (a, b, c, d, e) yang dianggap paling tepat.
5.
Atas partisipasi dan bantuannya Penulis
ucapkan terima kasih.
Identitas/
Identity of Respondent





Nama : …………………………………… 





DAFTAR
PERTANYAAN
Persepsi
Wisatawan yang Berkunjung ke Pantai Natsepa
- Menurut Bapak/Ibu/Sdra/i Objek wisata apa yang menarik di Negeri Suli?
b
Pantai Natsepa
c
Pantai Suli Bawah
Jelaskan:
2.
Ada rencana apa Bapak/Ibu/Sdra/i ke pantai Natsepa?
a.
Liburan
b.
Kegiatan
c.
Mengunjungi saudara
d.
Lainnya
Jelaskan;
- Apakah daya tarik Pantai Natsepa bagi Bapak/Ibu/Sdra/i?
a.
Rujak
b.
Pantai pasir putih
c.
Ramai
Jelaskan:
- Menurut Bapak/Ibu/Sdra/i apakah objek daya tarik wisata di Pantai Natsepa telah memadai?
a.
Sangat memadai
b.
Cukup memadai
c.
Memadai
- Bagaimana harga tarif masuk ke pantai Natsepa sudah sesuai dengan fasilitas yang disediakan bagi Bapak/Ibu/Sdra/i?
- Sesuai
- Tidak sesuai
Jelaskan :
- Menurut Bapak/Ibu/Sdra/i bagaimanakah fasilitas infrastruktur seperti tempat beristirahat di pantai Natsepa?
a
Sudah baik
b
Cukup baik
c
Tidak baik
Jelaskan;
- Fasilitas apa yang harus diperbaiki untuk menarik minat para wisatawan?
a.
Tempat duduk
b.
Tempat beristirahat
Jelaskan;
- Apakah pantai Natsepa memiliki daya tarik tersendiri?
- Ya
- Tidak
Jelaskan
:

Tidak ada komentar:
Posting Komentar