STUDI TENTANG POTENSI AIR TERJUN
WAAI
SEBAGAI OBJEK WISATA ALAM
DI NEGERI WAAI KECAMATAN SALAHUTU
KABUPATEN MALUKU TENGAH
SKRIPSI
OLEH
NAMA
: HENDRISON BAULU
NIM
: 2008 – 32 – 053
KATA
PENGANTAR
Memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa, oleh karena rahmat dan penyertaanNya kepada penulis serta kesehatan
dan kekuatan ekstra lahir batin sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
ini hingga selesai.
Skripsi ini berjudul “Studi Tentang Potensi
Air Terjun Waai Sebagai Objek Wisata Alam Di Negeri Waai Kecamatan Salahutu Kabupaten
Maluku Tengah” merupakan hasil penelitian yang disusun sebagai salah satu syarat
dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Pendidikan padaUnversitas Pattimura.
Menyadari akan kekurangan dan keterbatasan
penulis sebagai manusia, maka dalam penelitian hinggat terselesainya penulisan skripsi
ini, begitu banyak tantangan dan hambatan yang penulis hadapi. Namun lewat bimbingan,
arahan dan motivasi yang berharga dari berbagai pihak, maka penulisan ini dapat
terselesaikan oleh karena itu patutlah penulis menyampaikan terimakasih kepada
:
1. Bapak
Prof. Dr. T.Pentury, M.Si, selaku Rektor Universitas Pattimura beserta Staf.
2. Ibu
Dr Thlaurens. M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan beserta Staf.
3. Ibu
F. Tutuarima, S.Pd, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
4. Bapak
Dr. J.K. Making, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi FKIP
Unpatti
5. IbuDra.
Ny. E. E. H.Woersok,
M.Pd, selaku Pembimbing I, yang telah meluangkan waktu ditengah berbagai kesibukan
untuk memberikan arahan, bimbingan dan motivasi sejak penulisan proposal,
mengadakan penelitian sampai pada penyusunan skripsi ini.
6. Bapak
Drs. F. Manuputty, selaku Pembimbing II yang mana didalam kesibukan, telah meluangkan
waktu dan kesempatannya untuk memberikan bimbingan, mengoreksi dan memotivasi penulis
dalam penyusunan proposal, mengadakan penelitian sampai pada penulisan skripsi ini.
7. Bapak
F. Leuwol, S.Pd, M.Si, M.Pd, selaku Penasehat Akademik yang telah banyak membantu
mulai dari masuk di bangku perkuliahan hingga dalam penulisan skripsi ini,
telah banyak memberikan bantuan, arahan, dan motivasi kepada penulis selama ini.
8. Seluruh
Staf Dosen Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Pattimura yang telah mengasuh, membina serta membekali penulis dengan
sejumlah pengetahuan selama perkuliahan.
9. SeluruhStaf
Registrasi Kemahasiswaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura.
Yang telah banyak membantu penulis menyangkut surat-surat penilaian sebagai prasyarat
dalam penulisan skripsi ini.
10. Raja Negeri Waai
dan seluruh Staf yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian di
Areal Air Terjun Waai
11. Bpk. Yunus Kayadu, selaku Tuan Tanah lokasi penelitian
Air Terjun Waai, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
mengadakan penelitian di lokasi Air Terjun Waai.
12. Kedua Orang Tua, yang telah membesarkan mendidik, menjaga
penulis dengan kasih sayang dan membantu dukungan doa, moril dan materil selama
penulisan mengikuti pendidikan.
13. Kaka Gusti, Ka Dian, Ka Ani, Ka Angky, Adik Aris, Adik
Ulen, Adik Ogan, Adik Leo dan yang tak sempat penulis sbutkan namanya, yang
telah banyak membantu dan saling memberikan motivasi kepada penulis
dalam penulisan skripsi ini.
14. Keluarga
besar Baulu dan Saa yang telah membantu penulis selama ini dengan memberikan dorongan
dan motivasi baik dalam susah maupun senang dan senantiasa memberikan dukungan besar
baik dalam doa, moril maupun materil selama penulisan skripsi ini.
15. Bung
Etok dan Luther yang telah membantu
penulis dalam penelitian.
16. Rekan-rekan
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi, terkhususnya angktan 2008 yang
turut membantu penulis (Luther,Jefry, Jossy, Jems, Paet, Fio, Opi dan yang tak sempat
penulis sebutkan namanya), yang telah banyak membantu dan saling memberikan motivasi
kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari sungguh bahwa penulisan
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun guna memperbaiki penulisan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua yang membutuhkannya.
Ambon
2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
|
|
HALAMAN
JUDUL
LEMBARAN
PENGESAHAN
KATA
PENGANTA……………………………………………………..
DAFTAR
ISI …………………………………………………………….
DAFTAR
TABEL ……………………………………………………….
DAFTAR
GAMBAR ……………………………………………………
DAFTARLAMPIRAN…………………………………………………..
BAB
I PENDAHULUAN
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
BAB
III METODE PENELITIAN
BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1. LetakdanLuas
…………………………………..…………..
2. Iklim ………………………………………………………….
3. Topografi
……………………………………………………..
4. Vegetasi
………………………………..…………………….
5. Hidrologi
……………………….……………………………
6. KeadaanPenduduk
……………………..……………………
6.1.
JumlahPenduduk ……………………………………………
6.2.
Pekerjaan (Mata Pencaharian) ……………………………....
6.3.
Agama ……………………………………………………….
6.4.
Pendidikan …………………………………………………..
1. PotensiFisik
………………………………………………….
a. PemandanganAlam
………………………………………..
b.Vegetasi
……………………….…………………..……….
c. Air
Terjun …………………….……………..……………..
d. Debit Air …………………………….…………………….
2. Aksesibilitas
………………………………………………….
3. Akomodasi
……………………………………………………
a. PrasaranaJalan
……………….………………………….
b. KamarMandiatauKamarGanti
……………………….....
4. ObjekWasataAlam
……………………………………….....
5. Recreation
Opportunity Spectrum (ROS) …………………...
BAB
V PENUTUP
DAFTAR
PUSTAKA
DAFTAR
LAMPIRAN
|
i
v
viii
ix
x
1
7
8
9
9
10
16
21
24
27
31
31
31
31
32
32
33
33
33
34
34
35
36
36
38
39
40
41
41
41
41
43
45
49
50
51
52
52
53
56
57
|
DAFTAR TABEL
Halaman
|
|
1. JumlahPendudukNegeriWaai
………………………………………..
2. Mata pencaharianPendudukNegeriWaai
…………………………….
3. Status
Agama PendudukNegeriWaai ……………………………….....
4. Tingkat
PendidikanPendudukNegeriWaai …………………………..
5. Jenis-jenisVegetasi
Yang TumbuhDisekitarLokasi Air TerjunWaai..
6. Suhulingkungan
Areal Air TerjunWaai ……………………………...
7. Data
Debit Air …………………………………………………………
8. Deskripsipeluangpengembangandestinasi
Areal Air TerjunWaai…...
|
36
38
39
40
42
44
46
53
|
DAFTAR GAMBAR
Gambar
|
Halaman
|
1. JenisVegetasi
………………………………..…………….............
2. TempatTinggalPetani
…………………………………………….
3. AirTerjunWaai
…………………………………………….............
4. PenampangBasah
……………………………………………..........
5. JalanSetapak
……………………………………………………....
6. TempatGantuYaangSudahRusak
………………………………
|
35
43
44
47
50
52
|

PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Indonesia
memiliki potensi wisata yang cukup besar dengan keanekaragam budayanya, adat
istiadatnya yang unik, pemandangannya yang indah, flora, fauna yang tersebar di
seluruh Nusantara.
Indonesia
termasuk salah satu daerah tujuan wisata alam di dunia.Bertolak dari penjelasan
dan dari kenyataan tersebut pemerintah Indonesia telah memasukan
kepariwisatawan dalam Undang-Undang RI No 10 Tahun 2009.Pariwisata
adalah berbagaimacam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas
serta layanan yangdisediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan
pemerintah daerah.
Kebutuhan
manusia dalam aktifitas hidupnya merupakan nilai seni dan budaya yang dilakukan
untuk mencapai kepuasan dan ketentraman batin, sehubungan dengan itu jika
ditinjau dari segi pariwisata sebenarnya merupakan salah satu kegiatan
perjalanan, sedangkan ditinjau dari akomodasi mereka menyediakan segala sarana
dan fasilitas yang dibutuhkan oleh wisatawan itu, maka pariwisata tersebut
bersifat produktif. Pariwisata yang berkembang selama ini berkaitan dengan
manusia untuk mengunjungi tempat-tempat yang mempunyai objek wisata dan potensi
alam.
Wisata
alam adalah bentuk kegiatan rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan potensi
sumber daya alam, baik dalam keadaan alami maupun setelah adanya perpaduan
dengan daya cipta manusia yang mempunyai daya tarik untuk dilihat dan
dikunjungi wisatawan.Dari pengertian diatas maka dapat dilakukan pemanfaatan
potensi alam yang ada baik itu alami maupun yang sudah dijadikan tempat wisata
untuk dikembangkan menjadi tempat wisata.
Perkembangan
dalam bidang pariwisata dalam Undang-Undang RI No 10 Tahun
2009, maka diharapkan kebijakan
pembangunan pariwisata di daerah diharapkan pada pengalihan sumber-sumber
potensi wisata yang dapat dikembangkan di daerah tersebut, oleh karena itu
didasarkan adanya motivasi atau kegiatan manusia untuk dapat melihat bagainana
potensi alam di lokasi tersebut.
Perkembangan
potensi alam di Indonesia sebagai daerah tujuan wisata alam, sejak tahun 1990
sampai sekarang telah meningkat diberbagai bidang berupa kebudayaan, kesenian
dan pariwisata sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Undang-Undang
No 10 Tahun 2009.
Pengembangan wisata alam sebaiknya perlu memperhatikan aspek pengembangan
pariwisata alam yang berwawasan lingkungan, suatu bahan pemikiran dalam
menyelesaikan pembangunan dan konservasi sumber daya alam yang akan semakin
kompleks dimasa yang akan datang.
Pengembangan potensi berkaitan erat dengan sumber
daya yang dimilikinya, sebagaimana disebutkan di dalam Undang-Undang No 9 Tahun 1990. Potensi alam merupakan
segala sesuatu yang berhubungan dengan alam, kekayaan dan kenampakan alam yang
memang memerlukan pengelolaan dan pengembangan yang sunguh-sungguh segingga
dapat bermanfaat bagi kemakmuran masyarakat dan kemajuan bagi bangsa dan negara
Indonesia. Pengembangan Potensi bukan berarti merubah secara total tetapi lebih
mengelola, melestarikan, mengembangkan serta memanfaatkan potensi-potensi
tersebut yang bisa dirangkaian menjadi salah satu daya tarik alam.
Geografi adalah ilmu yang mengkaji
segala sesuatu gejala / fenomena alam
maupun manusia (Bintarto, R dan
Surastopo H, 1984:42). Manusia sebagai
obyek dan segala aktifitas manusia, serta permasalahan yang timbul akibat
aktifitas tersebut. Kegiatan wisata merupakan salah satu aktifitas manusia yang
melibatkan interaksi dengan sekitarnya, dan saat ini kegiatan wisata sudah menjadi bagian dari kebutuhan hidup manusia
dan didalam kegiatan wisata ada hubungan timbal balik antara manusia dengan
lingkungan sekitar tempattujuan wisata.
Sebagai sektor yang kompleks, pariwisata
juga meliputi industri-industriklasik yang sebenarnya dan erat kaitannya dengan
kegiatan ekonomi sepertiindustri kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan,
penyediaan sarana dan prasarana, transportasi (usaha jasa perjalanan), bidang
restoran (usaha jasa pangan), dan sebagainya yang secara ekonomis juga
dipandang sebagaiindustri yang bisa diandalkan mampu meningkatkan pendapatan,
meningkatkan kesempatan berusaha dan memperluas kesempatan kerja yang
diutamakan bagi masyarakat sekitar wilayah obyek wisata, serta
menstimulasisektor-sektor produktifitas lainnya. Selain itu dari aktifitas
industri pariwisatadiharapkan pula mampu meningkatkan pendapatan daerah melalui
pajak danretribusi, yang secara tidak langsung juga meningkatkan Pendapatan
AsliDaerah (PAD).
Sektor pariwisata merupakan sektor yang
menarik dalam upayameningkatkan devisa baik kelas Nasional maupun Daerah
setelah sektor Migas dan sektor lainnya.
Peran yang diberikan adalah semakin banyak wisatawa yang datang, maka secara
otomatis semakin besar pula devisa yang diperoleh karena ada kegiatan ekonomi didalamnya.
Melihat kondisi alam Indonesia yang menjanjikan untuk menawarkan keindahan
alamnya, baik untuk wisatawan lokal maupun luar negeri, maka bisa dilakukan
pengembangan dalam sektor ini, baik dari segi kualitas obyek maupun kelengkapan
fasilitas. Pengembangan pariwisata dapat diartikan suatu proses pengembangan di
daerah tujuan wisata. Bentuk pengembangan pariwisata dapat berupa pengembangan
atraksi atau obyek wisata, pengadaan dan rehabilitasi sarana maupun prasarana
pariwisata.
Pengembangan pariwisata di suatu daerah
tujuan wisata harus didasarkanpada perencanaan, pengembangan dan arah
pengelolaan yang jelas agar semuapotensi yang dimiliki suatu daerah tujuan
wisata dapat diberdayakan secara optimal untuk kesejahteraan masyarakat.Tolak
ukur dari perkembanganpariwisata bisa dilihat dari jumlah pengunjung dari tahun
ketahun semakin meningkat maka dapat diartikan bahwa pariwisata tersebut
berkembang dengan baik. Sebuah obyek wisata akan banyak dikunjungi oleh wisatawanapabila didukung oleh fasilitas
penunjang, misalnya pembangunan fasilitas yang dibutuhkan oleh pengunjung.
Penyediaan fasilitas yang mendukung dapat menarik para wisatawan untuk
berkunjung kesuatu obyek wisata. Dalam
proses pengembangan pariwisata harus mampu
mengubah persepsi, sikap dan motivasi untukberbuat sesuai dengan arah
dan kriteria baru untuk pengembangan dan pendayagunaan berbagai potensi kepariwisataan yang ada, yaitu
memerlukanpengetahuan khusus untuk mencapai harga penjualan yang tinggi untuk
produk-produk pariwisata yang ada sehingga nilai jual obyek tersebutmemiliki
nilai jual pada wisatawan.
Daerah
Maluku dikenal sebagai daerah seribu pulau yang kaya akan potensi objek wisata
alamnya, namun objek wisata lainya telah dikenal sejak masa lampau dimana arus
kunjung wisata meningkat dari tahun ke tahun. Maluku memiliki potensi alam yang
sangat baik jika dijadikan sebagai daerah tujuan wisata alam.Salah satu potensi
alam di Maluku terdapat di Negeri Waai Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku
Tengah.
Negeri
Waai memiliki potensi alam berupa Air Terjun.Air terjun tersebut dinamakan Air
Terjun Waai.Dimana potensi alam air terjun ini memiliki keanekaragaman sumber
daya alam yang khas dalam menarik pengunjung untuk berwisata.Potensi alam air
terjun waai memiliki panorama alam yang dapat di kembangkan menjadi salah satu
daerah tujuan wisata alam, namun lokasi air terjun di Negeri Waai memiliki
aksesbilitas yang cukup jauh dimana masyarakat atau pengunjung yang datang ke
air terjun tersebut harus berjalan kaki.
Melaksanakan
pembangunan prasarana
Berdasarkan Rencana
Tata Ruang Wilayah ( RTRW) (Badan Standarisasi Nasional, 2001 ) tersebut
ada kriteria-kriteria tertentu untuk pengembangan kawasan pariwisata alam
antara lain:
Kriteria yang dipakai dalam penilaian adalah :
1. Kondisi lingkungan sekitar yang merliputi : Sumber daya fisik.
2. Aksesibilitas meliputi : Jarak dan
waktu yang ditempu.
3. Akomodasi meliputi : Sarana dan Prasarana.
Dari uraian riil dan
kriteria-kriteria tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti masalah
tersebut dengan judul “Studi Tentang Potensi Air Terjun Waai Sebagai Objek
Wisata Alam di Negeri Waai Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah”
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
Apakah Potensi Air
Terjun Waai dapat dijadikan sebagai objek
wisata alam di Negeri Waai Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah ?.
C.
Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini
yaitu untuk mengetahui potensi alam yang terdapat di Air Terjun Waai sebagai
objek wisata alam.
b. Manfaat Penelitian
1. Manfaat
Teoritis.
a. Menambah
pemahaman tentang pentingnya mengetahui potensi suatu objek wisata alam
b. Menambah
wawasan peneliti tentang kondisi Air Terjun Waai sebagai daerah tujuan waisata
alam.
c. Untuk
memperkaya pengetahuan khususnya pada mata kuliah : Geografi Pariwisata,
2. Manfaat
Praktis
Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Negeri Waai
maupun Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah, dan Instansi terkait agar dapat
memperhatikan objek wisata alam yang perlu dikembangkan.
D.
Variable Penelitian
Variable yang di gunakan dalam
penelitian ini yaitu : Potensi Air Terjun Waai dengan indikator :
1.
Potensi alam
2.
Aksesibilitas
3. Akomodasi
E. Penjelasan Istilah
1. Potensi alam adalah Kesanggupan
dalam mengelola segala sesuatu yang berhubungan dengan benda mati, berupa
(tanah, air, batu) yang dapat dikembangkan atau dikelola untuk kebutuhan
manusia. (Daryanto S.S, 1992:32). Potensi alam adalah menglola kekayaan alam
yang tekandung di dalam bumi berupa vegetasi, air, pemandangan alam yang dapat
di kembangkan menjadi salah satu objek wisata alam.
2. Air Terjun adalahAliran air melewati
jeram hingga air jatuh bebas ke dasar sungai lereng, lembah. (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 1992).


TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian Pariwisata
Pariwisata
terdiri dari dua suku kata yaitu “Pari” yang artinya banyak, berkali-kali dan
berputar-putar sedangkan “Wisata” artinya perjalanan atau berpergian. Jadi
pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar
dari suatu tempat ke tempat yang lain. (Oka A.Yoeti,
1996:112).
Pada hakikatnya berpariwisata adalah suatu
proses bepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar
tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan,
baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan
maupun kepentingan lain seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman
ataupun untuk belajar (Suwantoro.G, 1997:17). Istilah pariwisata berhubungan
erat dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu poerubahan tempat
tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan
bukan untuk melakukan yang menghasilkan upah. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa perjalanan wisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan oleh
seseorang atau lebih dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kenikmatan dan
memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu.
Sedangkan Wahab mengartikan
Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat
pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan,
standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya.Selanjutnya,
sebagai sektor yang komplek, pariwisata juga merealisasi industri-industri
klasik seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan dan
transportasi.(Salah Wahab 1975:55).
Sesuai dengan potensi yang dimiliki
atau warisan yang ditinggalkan nenek moyang pada satu negara, maka timbil
bermacam-macam jenis dan macampariwisata yang dikembangkan sebagai kegiatan,
yang lama-lama kelamaan mempunyai cirinya tersendiri. Jenis dan
macam pariwisata diantaranya meliputi letak geografis, pengaruh terhadap neraca
pembayaran, alasan/tujuan perjalanan, objek, alat angkut yang ditergunakan,
jumlah otang yang melakukan perjalanan dan jangka waktu, berikut penjelasan
mengenai jenis-jenis wisata (Yoeti, 1996;120-121).
1.
Letak Geografis
Menurut LetakGeografinya,wisata terbagi menjaditiga,yaitu:Wisata
Nasional (National DomesticTourism),Wisata Regional (Regional
Tourism), WisataInternasional(International
Tourism).Berikut penjelasan wisata menurut letak geografis:
a.
Wisata Nasional (National Domestic Tourism)
Yaitu jenis wisata yang
dikembangkan dalam wilayah suatu negara, dimana para peserta tidak saja terdiri
dari warga negara sendiri tetapi juga dari organisasi yang berdiam dalam negara
tersebut.
b.
Wisata Regional (Regional Tourism)
Yaitu kegiatan kepariwisataan
yang dikembangkan dalam suatu wilayah tertentu, dapat regional dalam lengkungan
nasional dan dapat pulas regional dalam ruang lingkup internasional.
c. Wisata Internasional (International Tourism)
Yaitu kegiatan kepariwisataan yang terdapat atau dikembangkan di beberapa negara di dunia, dalam
hal sinonim dengan wisata dunia (world tourism).
2. Pengaruhnya Terhadap Neraca Pembayaran
Menurut pengaruhnya terhadap neraca pembayaran, wisata terbagi menjadi
dua yaitu : wisata aktif (In Tourism), Aktif Wisata Pasif (Out-goingTourism).
Berikut penjelasan wisata menurut pengaruhnya terhadap neraca
pembayaran:
a.
Wisata Aktif (In Tourism)
Kegiatan wisata yang ditandai dengan gejala masuknya wisatawan asing
ke suatu negara tertentu.
b.
Wisata Pasif (Out-going Tourism)
Kegiatan wisata yang ditandai dengan gejala
keluarnya warga negara sendiri bepergian ke luar negeri sebagai wisatawan.
3.
Alasan/Tujuan Perjalanan
Menurut Alasan/Tujuan Perjalanan, wisata
terbagi menjadi tiga yaitu : bisnis (Business Tourism), berlibur(Vacational Tourism), memperdalam ilmu (Educational Tourism).
Berikut penjelasan wisata menurut alasan/tujuan perjalanan.
a. Bisnis (Business Tourism)
Wisatawan datang sendiri dengan tujuan Dinas, usaha dagang atau yang
berhubungan dengan pekerjaannya,kongres, seminar,Convention dan lain-lain
b. Berlibur (Vacational Tourism)
Wisatawan yang melakukan perjalanan wisata dalam keadaan berlibur atau cuti.
c. Memperdalam Ilmu (Educational Tourism)
Pengunjung atau orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan studi atau mempelajari sesuatu
bidang ilmu pengetahuan.
4. Pembagian Obyek
Menurut pembagian obyeknya, wisata terbagi menjadi tujuh, yaitu:
Wisata Budaya (Cultural Tourism), Wisata Kesehatan (Recoperational Tourism), Wisata Komersial (Commercial Tourism),Wisat OlahRaga (Sport Tourism), Wisata Politik (Political Tourism), Wisata Sosial (Wisata Sosial), Wisata Agama (ReligionTourism).
Berikut penjelasan wisata menurut objeknya.
a.
Wisata Budaya (Cultural Tourism)
Motivasi
orang - orangyangmelakukanperjalanandisebabkanadanya dayatarik seni budaya suatutempatataudaerah.
b.
Wisata Kesehatan (Recoperational Tourism)
Tujuandari orang-orang yang melakukan perjalananadalahuntuk untuk menyembuhkan satu penyakit.
c.
Wisata Komersial (Commercial Tourism)
Perjalanan wisata ini dikaitkan dengan kegiatan perdagangan nasional atau
internasional, misalnya Expo, Exibition dan
lain-lain.
d.
Wisata Olah Raga (Sport Tourism)
Tujuan
dari orang – orang untuk melakukan perjalanan adalah untuk melihat atau menyaksikan pesta olahraga disuatu
tempat atau negara tertentu.
e.
Wisata Politik (Political Tourism)
Suatu perjalanan dengan tujuan untuk melihat atau menyaksikan suatu peristiwa atau kejadian yang berhubungan
dengan kegiatan suatu negara.
f.
Wisata Sosial (Social Tourism)
Pengertianini hanyadilihat dari segipenyelenggaraannya yang tidak menekankan untuk mencari keuntungan,
sepertiStudy tour.
g.
Wisata Agama (Religion Tourism)
Tujuan dari perjalanan yang dilakukan untuk melihat atau
menyaksikan
upacara-upacara keagamaan.
Beberapa objek wisata lain, diantaranya:
a.
Objek wisata budaya, seperti seni tari, seni drama, seni musik dan seni
suara.
b.
Objek wisata maritim (marine/bahari), seperti berenang, menyelam dan
berselancar.
c.
Objek wisata cagar alam, seperti kesegaran hawa di udara pegunungan,
keajaiban hidup binatang dan marga sarwa dan tumbuhan-tumbuhan langka.
d.
Objek agro, wisata seperti mengunjungi ladang pembibitan perkebunan serta permainan.
e.
Objek wisata alam, merupakan objek wisata yang bukan buatan manusia
tetapi memang terbentuk dari alam atau dengan kata lain objek wisata (natural) alam dan bukan man bade ( buatan manusia).
f.
Wisata Sejarah, seperti aset Kota berupa urban heritage dan infrastruktur
berupa bangunan-bangunan lama yang menpunyai nilai arsitektur tinggi yang
sekarang berupa “space”
g.
Wisata Tradisi, seperti dugderan (merupakan tanda dimulainya puasa)
h.
Wisata Kuliner, seperti pusat jajanan makanan khas suatu daerah.
5. Alat Angkut yang Dipergunakan
Menurut alat angkut yang dipergunakan, wisata terbagi menjadi 4, antara lain :
a.
Wisata udara (air tourism)
b.
Wisata laut (sea and river tourism)
c.
Wisata darat (land tourism)
d.
Pedestrian tourism (hikers)
6. Jumlah Orang yang Melakukan Perjalanan
Menurut jumlah orang yang melakukan perjalanan, wisata terbagi menjadi dua, diantaranya :
a.
Wisata tunggal/individu (Individual tourism)
b.
Wisata rombongan (Group tourism)
7. Jangka Waktu
Menurut jangka waktu yang dipergunakan, wisata terbagi menjadi 2, antara lain :
a.
Wisata jangka pendek
b.
Wisata jangka panjang
B.
Potensi Alam
Potensi alam adalah kesanggupan dalam mengelola segala
sesuatu yang berhubungan dengan benda mati, berupa (tanah, air, batu) yang
dapat dikembangkan atau dikelola untuk kebutuhan manusia.(Daryanto S.S,1992:32).Pengertian
tersebut di atas menjelaskan adanya suatu upaya atau usaha yang lebih ditingkatkan
dalam melihat setiap potensi-potensi dimana alam sebagai faktor penentu dari
suatu pengembangan.
Menurut Wahab potensi adalah suatu objek yang dapat di lihat
dan dimanfaatkan dan dapat dilestarikan, guna mendapat kesempatan kerja bagi
masyarakat yang memperhatikan kondisi lingkungannya.(Salah Wahab.
1990:12).Sejalan dengan pengertian di atas maka dapat di simpulkan bahwa suatu
objek yang perlu dikembangkan harus memperhatikan lingkungan sekitar, dimana
lingkungan sekitar merupakan faktor pendukung dari terselenggaranya
pengembangan potensi tersebut.
Potensi yang memiliki sumber daya alam, perlu adanya
pemanfaatan lingkungan sekitar yang bisa dikembangkan untuk pembangunan objek
wisata alam.(Charfid Fandeli, 1995:9). Sejalan dengan itu pemerintah telah
mengeluarkan UUD No.5 tahun 1990 tentang pemanfaatan sumber daya alam yang
merupakan suatu kawasan dengan ciri khas tertentu baik di darat maupun di
perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pelestarian keanekaragaman
tumbuhan, satwa dan ekosistem lingkungan lainnya yang berfungsi sebagai sistem
penyangga kehidupan.
Potensi alam
yang dimaksud adalah alam fisik (gua, sungai, danau, topografi yang menantang,
dan pemandangan), fauna, dan floranya.Potensi alam juga berada di kota dan di desa berupa
pemandangan alam, taman, sungai, air terjun, kebun, sawah dan lain-lain.
Potensi alam ini tersebar mulai dari laut, pantai dan
gunung-gunung.Potensi pariwisata alam dalam suatu wilayah, seringkali belum
diandalkan sebagai suatu akses yang mampu mendatangkan penghasilan.Sumber daya
alam yang beranekaragam dari aspek fisik dan hayati serta kekayaan budaya
merupakan potensi yang dapat dikembangkan untuk pariwisata.Peran alam sangat
penting bagi sumber daya alam dalam kepariwisataan.Hal tersebut biasa dilihat
dari klasifikasi jenis objek dan daya tarik dimana wisata alam meliputi potensi
yang paling tinggi.
Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (1992:345), Potensi Pariwisata dapat didefinisikan
sebagai daya tarik, keunikan, kekuatan dan kesanggupan yang dimiliki oleh suatu
obyek yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan sesuatu yang menjadi aktual
atau nyata, atau dengan perkataan lain potensi pariwisata adalah segala sesuatu
yang dimiliki daerah tujuan wisata yang berguna untuk pengembangan industri
pariwisata di daerah tersebut.
Menurut
Soekadijo (1996:57), potensi pariwisata yang merupakan suatu modal nantinya
menjadi daya tarik dan dikembangkan menjadi atraksi wisata yaitu : Potensi Alam
Menurut Yoeti
(1996:158) potensi Pariwisata adalah suatu aset yang dimiliki oleh suatu daerah
tujuan wisata atau obyek wisata yang dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi
dengan tidak mengesampingkan aspek sosial budaya.
Menurut Hani S. H. Soemarno 2009:1, mengemukakan bahwa
potensi alam adalah sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa
keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan
alamnya merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa.Potensi sumber daya alam dan
ekosistemnya ini dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat
dengan memperhatikan upaya konservasi.
Potensi objek wisata alam adalah suatu sektor yang strategis
untuk dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, dengan hal tersebut masyarakat
dapat dan harus melihat pengembangan objek wisata itu sendiri, dengan melihat
faktor-faktor kondisi lingkungan setempat yang merupakan suatu ekosistem dari
objek tersebut.(Charfid Fandeli, 1995:29).
Potensi wisata alam adalah sumber daya alam yang berpotensi
serta mempunyai daya tarik baik dalam keadaan alami maupun setelah adanya perpaduan
dengan daya cipta manusia.Wisata alam juga bentuk kegiatan yang memanfaatkan
potensi sumber daya alam dan tata lingkungannya untuk dijadikan sasaran wisata.
Dari penjelasan yang telah dikemukakan diatas maka dapat
disimpulkan setiap tempat memiliki suatu potensi alam yang dapat dikembangkan
dengan memperhatikan kenampakan alam yang dimilikinya berupa tanah, air, batu
dan flora dan fauna yang semua itu bisa dijadikan sebagai suatu pengembangan
objek wisata alam.
Objek wisata alam adalah suatu kawasan yang mempuyai potensi
dan menjadi bahan perhatian wisatawan untuk dikembangkan menjadi tempat
kunjungan wisatawan seperti zona pemanfaatan TN.
Obyek wisata
alam adalah perwujudan ciptaan manusia,
tata hidup seni-budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang
mempunyai daya tarik untuk dikunjungi
(Anonymous, 1986). Selanjutnya Direktorat Perlindungan dan Pengawetan
Alam (1979) mengasumsikan obyek wisata adalah pembinaan terhadap kawasan
beserta seluruh isinya maupun terhadap
aspek pengusahaan yang meliputi kegiatan pemeliharaan dan pengawasan
terhadap kawasan wisata. Obyek wisata
yang mempunyai unsur fisik lingkungan berupa tumbuhan, satwa, geomorfologi,
tanah, air, udara dan lain sebagainya serta suatu atribut dari
lingkungan yang menurut anggapan manusia memiliki nilai
tertentu seperti keindahan, keunikan, kelangkaan, kekhasan, keragaman,
bentangan alam dan keutuhan (Anonymous, 1987).
Obyek wisata
alam yang ada di Indonesia dikelompokkan menjadi dua obyek wisata alam yaitu
obyek wisata yang terdapat di luar
kawasan konservasi dan obyek wisata yang terdapat di dalam kawasan konsevasi
yang terdiri dari taman nasional, taman wisata, taman buru, taman laut dan
taman hutan raya. Semua kawasan ini berada di bawah tanggungjawab Direktorat
Jendral Perlindungan dan Pelestarian Alam DEPHUTBUN. Kegiatan rekreasi yang dapat dilakukan berupa
lintas alam, mendaki gunung, mendayung, berenang, menyelam, ski air, menyusur
sungai arus deras, berburu (di taman buru). Sedangkan obyek wisata yang terdapat
di luar kawasan konservasi dikelola oleh Pemerintah Daerah, Pihak Swasta dan
Perum Perhutani, salah satunya adalah Wana Wisata.
Kelayakan sumber
daya alam merupakan potensi obyek wisata alam yang terdiri dari
unsur-unsur fisik lingkungan berupa
tumbuhan, satwa, geomorfologi, tanah,
air, udara dan lain sebagainya, serta suatu atribut dari lingkungan yang
menurut anggapan manusia
memiliki nilai-nilai tertentu seperti keindahan, keunikan,
kelangkaan, atau kekhasan keragaman, bentangan alam
dan keutuhan (Anonymous, 1987).
C.
Akomodasi
Akomodasi adalah jasa
pelayanan yang penting bagi kebutuhan-kebutuhan hidup yang harus disediakan
seperti kamar beristirahat apabila mereka lelah, juga harus tersedia kamar
kecil atau toilet untuk melayani keperluan buang air atau untuk menyegarkan
diri dan juga harus disediakan makanan dan minuman bagi wisatawan. (R. G. Soekadijo, 1996:69).
Panduan pelayanan fasilitas pariwisata merupakan
kebijaksanaan pengaturan ketentuan-ketentuan, instansi-instansi terkait baik itu
pemerintah maupun swasta.Agar semua panduan jasa pelayanan dapat memperlancar
perjalanan dan persinggahan wisatawan. Sejalan dengan hal itu, Djoko Poerwanto,
1994:32. Mengartikan sarana dan prasarana pariwisata sebagai berikut :
1. Sarana pariwisata adalah
perusahaan-perusahaan yang memberi pelayanan kepada wisatawan, baik secara
langsung maupun tidak langsung dan kehidupannya tergantung pada wisatawan. Yang
termasuk dalam kelompok ini yaitu perusahaan perjalanan, angkutan wisata,
sarana olah raga wisata dan sarana transportasi.
2. Prasarana adalah semua fasilitas
yang dapat memungkinkan sarana pariwisata agar dapat hidup dan berkembang serta
dapat memberikan pelayanan kepada wisatawan untuk memenuhi kebutuhan yang
beraneka ragam, yang termasuk dalam kelompok ini yaitu :
a. Prasarana perhubungan darat, laut
dan udara
b. Prasarana kesehatan, keamanan dan
pendidikan
c. Prasarana perbankan.
Dengan
adanya sarana dan prasarana penunjang diatas, maka dapatlah menunjang kegiatan
pariwisata pada suatu daerah. Ini berarti sarana dan prasarana tersebut satu dengan yang lainnya harus
saling mengisi.
Sejalan
dengan itu Oka A. Yoaeti, mengemukakan bahwa :
1.
Sarana
kepariwisataan adalah semua bentuk perusahaan yang dapat memberikan pelayanan
kepada wisatawan
2.
Prasarana
pariwisata adalah semua fasilitas yang memungkinkan pariwisata dapat hidup dan
dapat berkembang serta dapat memberikan pelayanan kepada wisatawan untuk
memenuhi yang menjadi kebutuhannya. Oka A. Yoaeti,1990:170.
Sedangkan menurut Gamal Suantoro.
SH. Sarana pariwisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang
diperlukan untuk melayani kebutuhan
wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Pembangunan sarana wisata di
daerah tujuan wisata maupun objek wisata tertentu harus disesuaikan dengan
kebutuhan wisatawan baik secara kuantitatif maupu kualitatif.Sarana kuantitatif
menunjuk pada jumlah sarana wisata yang harus disediakan dan secara kualitatif
yang menunjukan pada mutu pelayanan yang diberikan dan tercermin pada kepuasan
wisatawan yang memperoleh pelayanan.
Prasarana wisata adalah sumber daya
alam dan sumber buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam
perjalananya di daerah tujuan wisata.(Gamal Suantoro. SH, 1997:23).
Dari uraian di atas disimpulkan
bahwa sarana dan prasarana pariwisata penunjang yang merupakan keperluan para
wisatawan di daerah tujuan wisata.Hal ini perlu diperhatikan sehingga dapat
menarik peminat wisatawan untuk berkunjung pada daerah tujuan wisata dan
tinggal dalam jangka waktu yang agak lama.Selain fasilitas sarana dan prasarana,
maka fasilitas keamanan merupakan faktor pendukung utama dalam penunjang sarana
dan prasarana kepariwisataan.
Ketentraman dan kenyamanan tersebut
sangat tergantung dari keinginan baik masyarakat setempat yang didukung oleh
aparat keamana negara pada lokasi tujuan wisata. Seperti yang dikemukakan dalam
Sapta Pesona dalam program Sadar Wisata oleh Pemerintah (Pemerintah Propinsi
Dati I Maluku, 1989:7) bahwa: aman adalah suatu kondisi dimana wisatawan dapat
merumuskan nyaman dan mengalami suasana yang aman, bebas dari ancaman,
gangguan, serta tindak kekerasan dan kejahatan.
D.
Aksesbilitas
Aksesbilitas adalah konsep yang
menggabungkan sistem pengaturan tata guna lahan secara geografis dengan sistem
jaringan transportasi yang menghubungkannya.
Sedangkan faktor-faktor pengukur dari aksesbilitas adalah jarak, waktu tempuh, tata guna lahan, biaya perjalanan. (Black and Conroy dalam
Ofyar Z. Tamin, 2000:32). (Black and Conroy dalam Ofyar Z. Tamin, 2000:32).
“Perencanaan dan Permodelan Transportasi”. Sedangkan aksesbilitas menurut Black
adalah suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan mengenai tata cara guna lahan
berinteraksi satu sama lain dan mudah susahnya lokasi tersebut dicapai melalui
sistem jaringan transportasi.
Menurut W.Cremer dan H Keller,
aksesbilitas adalah konsep yang mendasari hubungan antara tata guna lahan dan
transportasi.Dalam konteks yang paling luas, aksesbilitas berarti kemudahan
melakukan pergerakan di antara dua tempat.Aksesbilitas meningkat dari sisi
waktu atau uang ketika pergerakan menjadi lebih murah. Selain itu, kecenderungan untuk berinteraksi juga akan
meningkat ketika biaya pergerakan menurun (Blunden, 1971; Blunden dan Black,
1984).
Ada yang mengatakan bahwa
aksesbilitas dapat dinyatkan dengan jarak.Jadi tata guna lahan yang berbeda
pasti mempunyai aksesbilitas yang berbeda karena aktivitas tata guna lahan
tersebut tersebar dalam ruang secara tidak merata.Hal tersebut sudah berkaitan
dengan kecepatan sistem jaringan transportasi, oleh karena itu ‘waktu
perjalanan’ menjadi ukuran yang lebih baik dan sering digunakan untuk
aksesbilitas.
Waktu perjalanan adalah determinan
perjalanan. Makin singkat waktu perjalanan yang diperlukan untuk mencapai suatu
tujuan makin baik, artinya makin besar harapannya bahwa orang akan melakukan
perjalanan ke tujuan. Waktu perjalanan itu sama dengan jarak dibagi kecepatan (Soekadijo. R. G, 1996:178).
Aksesbilitas adalah ukuran untuk
menghitung potensi perjalanan dibandingkan dengan jumlah perjalanan.Ukuran ini
dapat digunakan untuk menghitung jumlah perjalanan yang sebenarnya berhubungan
dengan potensi tersebut.
Dari penjelasan yang telah di
kemukakan diatas maka dapat di simpulkan aksesbilitas adalah alat untuk
mengukur potensi dalam mengukur perjalanan, dan menghitung jumlah perjalanan
itu sendiri dengan menggabungkan sebaran geografi tata guna lahan dengan
kualitas sistem jaringan transportasi, dengan kata lain aksesbilitas dapat
digunakan untuk menyatakan kemudahan suatu tempat dicapai.
Jarak adalah panjang, jauh antara
dua benda atau tempat. Misalnya jarak antara Kota satu dengan Kota yang lain,
pengukuran atau untuk mengukur kecepatan perjalanan, ( W.J.S. Poerwadarminto).
Di kecamatan Salahutu Negeri Waai terdapat air terjun yang dinamakan Air Terjun
Waai merupakan salah satu tempat wisata yang sering didatangi pengunjung pada
waktu-waktu tertentu misalnya hari-hari libur untuk mandi, berkreasi, menikmati
pemandangan alam dan sebagainya.
Jarak adalah perbedaan dua tempat
dipermukaan yang ditunjukan dengan ukuran panjang atau objek geografis dalam kehidupan
sosial, ekonomi dan pertahanan
keamanan. Jarak juga adalah sebagai faktor pembatas alami dan bersifat relatif,
sejalan keamanan teknologi dan perkembangan manusia konsep jarak berkaitan
dengan lokasi dalam pemenuhan kebutuhan pokok, seperti : air, tanaman subur,
sumber daya alam,serta pengangkutan barang dan manusia. Jarak merupakan
pembatas yang bersifat alami.Jarak berkaitan dengan lokasi dan upaya penumbuhan
kebutuhan pokok kehidupan.Misalnya : jarak untuk menempu lokasi air terjun
wisatawan harus berjalan kaki dari Negeri Waai.
Secara khusus konsep ini diterapkan
pada pokok bahasan pengetahuan peta pemanfaatan sumber daya alam, potensi alam
dan punduduk dunia sedangkan konsep keterjangkauan adalah keadaan objek
geografis yang dapat di capai penduduk dari satu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan sarana angkutan atau sarana komunikasi (Bintarto, R dan Surastopo
H. 1984: 67)
E.
Recreation
Opportunity Spectrum
1. Konsep
Recreation Opportunity Spectrum
Recreation
Opportunity Spekrum (ROS) adalah sebuah planning work yang di terapkan pada Landscape dan
Seacape dengan tujuan menangani terjjadinya Landuse conflik melalui
inventarisasi, perencanaan dan menejemen. Tujuan dari perencanaan ROS adalah
untuk mendapatkan keseimbangan antara pemanfaatan dan konservasi. ROS mendukung
zonasi dan pembangunan recreation expperilance dimana
wilayah diklasifikasikan dan dibagi
berdasarkan kondisi lingkungan aktifitas rekreasi. Pada umumnya berbagai alasan
yang ingin dicapai dalam sebuah aktifitas rekreasi akan mengarahkan ke wilayah
tertentu yang terproteksi dan tentunya hal ini akan menimbulkan konflik.
Dalam pengembangan sebuah recreation opportunities haruslah
memperhatikan faktor lingkungan, social
dan manajerial yang dapat dikombinasikan dalam cara yang berbeda.
Environmental condition merupakan kualitas
dari bentuk Landscape dan Seacape. Social
condition adalah bagaimana Landscape dan Seacape tersebut dimanfaatkan oleh
masyarakat dan managerial condition adalah bagaimana sebuah wilayah dikelola.
Total dari faktor diatas mencitakan spektrum.Spektrum terdiri atas kelas-kelas
yang berbeda dimana wilayah di zonasikan sebagai primitive, semi-primitive, non motorized, semi-primitive motorized,
rustic_centrased, und modern urban ( Manning, 1999 dalam I Gde Pitana, I
Ketut Surya Diarta 138 : 2001 ).
Faktor utama dalam menentukan kelas
ROS adalah setting. Setting menggambarkan keseluruhan lingkungan luar dimana
aktivitas terjadi, mempengaruhi keragaman aktifitas, dan pada akhirnya
menentukan keragaman rekreasi yang dapat dilakukan.
ROS merangkum keragaman dari
recreational setting berdasarkan pengalaman (experience) tertentu. Recreation
setting terdiri dari atribut lingkungan fisik, social dan managerial. Kombinasi
dari atribut-atribut tersebutmembentuk aktifitas tertentu yang mengarahkan pada
suatu pengalaman.
Tujuan dari seseorang berekreasi
adalah memperoleh kepuasan dengan pengalaman yang menyenangkan. Melalui
keterlibatan mereka dalam kegiatan-kegiatan yang disukai pada setting
lingkungan yang mereka sukai pula. Peluang untuk mencapai pengalaman yang
memuaskan tergantung pada elemen-elemen alami seperti, vegetasi, seacape dan pemandangan, serta
kondisi-kondisi yang dikontrol oleh manajemen kawasan, seperti pengembangan
kawasan jalan dan regulasi. Sehingga tujuan dari pengelolahan sumber daya
rekreasi adalah menjadikannya dapat memberikan peluang untuk dapat memperoleh
jenis-jenis pengalaman dengan mengelolah settingkealamian dan kegiatan-kegiatan
di dalamnya (Canada National Park Service,1997 dalam Badjah, 2004).
ROS dibagi ke dalam enam kelas
berkisar dari yang betul-betul alami atau ada pembangunan yang rendah, sampai
kepada pembangunan yang tinggi atau area penggunaan intensif
(fasilitas/kendaraan tergantung pada kesempatan berekreasi). Masing-masing
kelas didefenisikan dalam tiga komponen prinsip yaitu : setting lingkungan,
kemungkinan kegiatan-kegiatan dan pengalaman yang dapat di capai.
Kegiatan-kegiatan tersebut tidak
sepenuhnya tergantung pada kelas, kesempatan, dan kebanyakan dapat
dilangsungkan pada beberapa format sepanjang spectrum. Namun demikian,
kegiatan-kegiatan yang umum, dapat dibedakan pada masing-masing kelas ROS.
Untuk masing-masing orang pengalaman rekreasinya tergantung pada setting
lingkungan dan perbedaan individu berdasarkan latar belakang, pendidikan, jenis
kelamin, umur, dan asal.


METODE PENELITIAN
A.
Tipe Penelitian
Tipe penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan yaitu penulis
mendeskripsikan hasil di lapangan yang berhubungan langsung dengan fenomena-fenomena
yang diteliti .
B.
Lokasi Penelitian
Lokasi
penelitian ini adalah areal Air Terjun Waai di Negri Waai, Kecamatan Salahutu,
Kabupaten Maluku Tengah.
C.
Waktu Penelitian
Waktu penelitian yang diperlukan
untuk mengadakan penelitian ini selama 1 bulan yaitu bulan Juni – Juli 2012.
D.
Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah Air
Terjun Waai di Negeri Waai, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.
E.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk
memperoleh data dalam menunjang penelitian ini maka penulis menggunakan
beberapa cara sebagai berikut :
1. Observasi
Lapangan
Teknik
ini dilakukan dengan cara mengamati secara langsung tentang permasalahan yang
diteliti.
2. Studi
Dokumenter
Teknik
ini digunakan untuk mendapatkan sejumlah data yang diambil dari
dokumen-dokumen/buku/majalah dan lain-lain.
3.
Informan
Teknik
ini digunakan untuk mendapatkan informasi dari berbagai sumber.
F.
Teknik Analisa Data
Data yang diproleh dianalisa secara deskriptif dengan
tujuan mendeskripsikan potensi air terjun Waai.


HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1.
Letak
dan Luas
Air Terjun Waai adalah air terjun yang
belokasi di Negeri Waai dengan luas areal 3 Ha (Bapak Yunus Kayadu yang
mempunyai lokasi Air Terjun Waai). Untuk mengetahui dan mengenal Air Terjun
Waai lebih dekat lagi, khususnya tentang batas wilayah Negeri yang diatur
sebagai berikut :
Ø Sebelah
Utara berbatasan dengan Negeri Liang
Ø Sebelah
Selatan berbatasan dengan Negeri Tulehu
Ø Sebelah
Timur berbatasan dengan Selat Haruku
Ø Sebelah
Barat berbatasan dengan Negeri Momala dan Morela
2.
Iklim
Iklim merupakan keadaan cuaca pada suatu
daerah yang luas dan waktu cukup lama (25-30 tahun).
Iklim di Negeri Waai merupakan iklim tropis dengan keadaan
musim terbagi atas 3 bahagian yaitu :
1.
Musim Timur berlangsung pada bulan Mei –
Oktober yang dikenal dengan musim penghujan.
2.
Musim Barat berlangsung pada bulan
Desember – Maret, musim ini merupkan musim kemarau.
3.
Musim Pancaroba berlangsung pada bulan
April dan November.
3.
Topografi
Dari
hasil penelitian ditemukan topografi mulai dari Negeri Waai sampai ke Air
Terjun Waai, adalah perbukitan, lembah dengan daerah yang landai dimana mulai
berjalan kaki dari Negeri Waai berjalan menuju Air terjun ± 2 km terdapat
daerah yang landai kemudian melewati
perbukitan setelah itu berjalan ± 1 km melewati lembah sampai ke lokasi
air terjun. Adapun lokasi air terjun ini keadaan topografinya yang berbukit
dengan dataran yang sempit.
4.
Vegetasi
Vegetasi
merupakan kumpulan tumbuhan yang beranekaragam yang tumbuh dan berkembang pada
suatu wilayah pada kondisi tertentu. Berdasarkan hasil penelitian di areal
sekitar areal air terjun maka terdapat
beberapa jenis pohon besar maupun kecil antara lain Pohon cengkeh (Eugenia
aromatika),
beringin(Ficus banyamina), kelapa (Cocos
nucifera),
dulang-dulang (Glochidion obscurum), Jati (Tectona grandis), jambu mete (Anacardium
ocidentale),
gandaria (Baucea macrophylla), sagu (Metroxylon
sago),
Cemara angin (Casuarina equisetifoli), nangka (Artocarpus
heterophyllus),nanas (Aechmae
Aechma),
rumput-tumputan (Cyperus potandus),Paku pakis (Nephrolepis
exaltata) dan
alang-alang (Imperata cylindrical). Pada gambar terlihar keaneka ragaman
vegetasi yang terdapat pada lokasi air terjun.
Gambar
1
Jenis Vegetasi
![]() |
|||
![]() |
5.
Hidrologi
Berdasarkan
hasil penilitian terdapat air
terjun (Air Terjun Waai) yang bersumber
dari sungai yang bernama Waitasoi yang berada di areal Negeri Waai yang
mengalir dari kaki Gunung Salahutu dan terus
ke pantai/laut dan sungai ini tidak pernah kering walaupun musim kemarau
panjang. Disebkan karena lokasinya terletak di tengah hutan serta terdapat
banyak vegetasi.
6.
Keadaan
Penduduk
6.1.
Jumlah Penduduk
Sesuai
data pemerintahan Negeri Waai jumlah penduduk dapat dilihat pada table berikut
ini :
Tabel 1
Jumlah Penduduk Negeri Waai
NO
|
Kelompok umur
|
Jenis kelamin
|
Jumlah
|
Persentase (%)
|
|
Perempuan
|
Laki-laki
|
||||
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
|
0 – 4 tahun
5 – 9 tahun
10–14 tahun
15 – 19 tahun
20 – 24 tahun
25 – 29 tahun
30 – 34 tahun
35 – 39 tahun
40 – 44 tahun
45 – 49 tahun
50 – 54 tahun
55 – 59 tahun
60 – 64 tahun
56 tahun ke atas
|
128
275
334
315
266
219
205
217
193
196
188
180
196
233
|
132
278
339
313
274
221
218
229
203
212
197
182
188
240
|
260
553
673
628
540
440
423
446
396
408
385
362
384
473
|
4.1
8.7
10.6
10
8.4
7
6.5
7
6.2
6.4
6
5.7
6
7.4
|
Jumlah
|
3.145 Jiwa
|
3.226
Jiwa
|
6.371 jiwa
|
100
|
Sumber
:Kantor Negeri Waai 2012
Berdasarkan
tabel di atas maka dapat dilihat jumlah penduduk Negeri Waai 6.371 jiwa, yang
terdiri dari laki-laki 3.226 (50.6 %)
jiwa dan perempuan 3.145 (49.4 %) jiwa.
Berdasarkan hasil data tersebut dapat
dihitung dengan angka pebandingan SR (sex ratio) antara jumlah laki – laki dan
perempuan sebagai berikut: (sumber buku
Demografi umum Thn 2004)
SR
=
x 100%

=
x 100

=
102.6 = 103
Artinya
setiap 100 orang penduduk perempuan yang ada di Negeri Waai terdapat 103 orang
penduduk laki – laki, ini merupakan jumlah laki-lakilebih dari perempuan.
Disamping
itu penduduk Negeri Waai dibedakan menjadi tiga kelompok (3) menurut Umur
yaitu:
1.
Kelompok anak – anak (0 – 14 tahun)
2.
Kelompok usia kerja (15 – 64 tahun)
3.
Kelompok lanjut usia (65 tahun ke atas)
Berdasarkan tabel 1 diatas maka dapat dihitung angka beban
ketergantungan (Depedency Ratio) yang dinyatakan didalam perbandingan sebagai
berikut : (sumber buku Demografi umum Thn
2004)
DR =
x 100%

= 

=
x 100

=
x 100

= 44.2 = 44
Artinya setiap 100 orang penduduk Negeri
Waai yang produktif menanggung beban ketergantunngan sebanyak 44 orang yang
belum produktif.
6.2.
Pekerjaan (Mata Pencaharian)
Pekerjaan penduduk Negeri Waai adalah bervariasi adalah
Petani, Nelayan, Pengusaha, , PNS, Pensiun, TNI/Polri, dan lain- lain untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2
Mata
Pencaharian Penduduk Negeri Waai
No
|
Mata Pencaharian
|
Frekuensi (F)
|
Presentase (%)
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
|
Petani
Nelayan
Pengusaha
PNS
Pensiun
TNI/Polri
Peternak
Ojek
Mobil
Montir
|
1.183 orang
266 orang
108 orang
267 orang
65orang
32 orang
8 orang
111 orang
112 orang
17 orang
|
54.5
12.3
5
12.3
3
1.4
0.3
5.1
5.1
1
|
Jumlah
|
2.169 orang
|
100
|
Sumber : Kantor Negeri Waai 2012
Berdasarkan tabel di atas maka dapat
disimpulkan bahwa banyak penduduk Negeri Waai
bermata pencaharian petani berjumlah 1.183 (54.5%) orang, nelayan 266 (12.3%) orang, pengusaha 108 (5 %) orang, PNS 267 (12.3%) orang, Pensiun 65 (3%) orang, TNI/Polri 32 (1.4%) orang, Peternak 8 (0.3%) orang, ojek 111 (12.1%) orang, mobil 112 (12.1%) orangdan montir 17, (1%). Dari data tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa yang bekerja banyak
adalah petani 1.183 (54.5%)
orang dan yang paling sedikit adalah Peternak
8 (0.3%) orang.
6.3. Agama
Status keagamaan penduduk Negeri Waai dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 3
Status Agama Penduduk Negeri Waai
No
|
Agama
|
Frekuensi (F)
|
Presentase (%)
|
1.
2.
3.
|
Kristen Protestan
Islam
Kristen Katolik
|
4.646
1.641
84
|
72.9
25.8
1.3
|
Jumlah
|
6.371
|
100
|
Sumber: Kantor Negeri Waai 2012
Berdasarkan data tersebut di atas maka dapat disimpulkan
bahwa penduduk Negeri Waai yang beragama Kristen Protestan bejumlah 4.646 (72.9
%) orang, yang beragama Islam berjumlah 1.641
(25.8%), dan yang beragama Kristen Katolok 84 (1.3%). Dari data tersebut
maka dapat disimpulkan yang paling banyak
beragama Kristen Protestan 4.646 (72.9 %) dan yang paling sedikit
beragama Kristen Katolik 84 (1.3%) orang.
6.4.
Pendidikan
Status
tingkat pendidika penduduk Negeri Waai dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel
4
Tingkat
Pendidikan Penduduk Negeri Waai
No
|
Tingkat
Pendidikan
|
Frekuensi
(F)
|
Presentase
(%)
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
SD
SMP
SMA Diploma
S1
S2
S3
|
2.057
1.626
1.448
181
54
9
3
|
38.2
30.2
27
3.4
1
0.1
0.1
|
Jumlah
|
5.378
|
100
|
Sumber : Kantor
Negeri Waai 2012
Beradasakan
data-data pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa penduduk yang tamat SD
berjumlah 2.057 (38.2%)
orang, yang tamat SMP berjumlah 1.626 (30.2%)
orang, SMA berjulah 1.448 (27%)
orang, Diploma berjumlah 181 (3.4%)orang,
S1 berjumlah 54 (1%)
orang, S2 berjumlah 9 (0.1 %) orang dan S3 berjumlah 3 (0.1 %) orang. Maka
disimpulkan bahwa yang paling banyak adalah tamat SD berjumlah 2.057 (38.2%)
orang dan yang paling sedikit adalah S3 berjumlah 3 (0.1%) orang.
B. Analisis dan Pengolahan Data
Analisis data adalah proses
penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca atau
diinterpretasikan melalui tahap
penelitian lapangan. Berdasarkan penelitian tentang potensi Air Terjun Waai
sebagai wisata alam di Negeri Waai Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah,
maka yang berkaitan dengan beberapa hal di atas yaitu sebagai berikut :
1.
Potensi
Fisik
a.
Pemandangan
Alam
Peranan
alam sebagai sumberdaya alam dalam pariwisata adalah penting dan sangat besar
di Air Terjun Waai, merupakan salah satu lokasi yang ada di Kabupaten Maluku
Tengah, Kecamatan Salahutu, Negeri Waai dimana terdapat satu air terjun dengan
pemandangan alam yang sangat indah dan menarik.Tempat ini dikatakan indah dan
menarik karena udaranya sangat sejuk, walau siang hari selain itu juga terdapat
banyak vegetasi di sekitar lokasi yang masih sangat rimbun.
b.
Vegetasi
Di
areal Air Terjun Waai berdasarkan hasil penelitian ternyata terdapat banyak
kumpulan-kumpulan tumbuhan-tumbuhan atau vegetasi yang tumbuh di sekitar Air
Terjun Waai dari yang pohon yang besar sampai ke yang kecil dan berbagai semak
belukar.Untuk lebih jelasnya tentang jenis-jenis vegerasi yang tumbuh pada
areal air terjun dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel
5
Jenis-jenis
vegetasi yang tumbuh di sekitar lokasi air terjun Waai
No
|
Nama
Lokal
|
Nama
Latin
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
|
Cengkeh
Beringin
Kelapa
Dulang-dulang
Jati
Jambu
mete
Gandaria
Sagu
Cemara angin Nangka
Nanas
Paku
Pakis
Rumput-rumputan
Alang-alang
|
Eugenia
aromatika
Ficus
banyamina
Cocos
nucifera
Glochidion
obscurum
Tectona
grandis
Anacardium
ocidentale
Baucea
macrophylla
Metroxylon
sago
Casuarina
equisetifolia
Artocarpus
heterophyllus
Aechmae
Aechmae
Nephrolepis
exaltata
Cyperus
potandus
Imperata
cylindrical
|
Sumber
:Data Hasil Pengamatan Lapangan,2012
Adapun
jenis vegetasi yang terdapat di lokasi Air Terjun Waai adalah merupakan
sumber-sumber dari alam dan beberapa jenis vegetasi yang merupakan hasil kebun
masyarakat.
Seperti
Cengkeh dan Sagu merupakan hasil khas Maluku dimana pada saman Belanda Cengkeh
merupakan hasil rempah-rempah tang sangat menarik Wisatawan Mancanegara untuk
berkunjung ke Maluku, begitu juga denga Sagu. Sagu merupakan makanan Khas
Maluku yang perlu diperkenalkan ke dunia bahwa Sagu merupakan makanan khas
Maluku yang bisa diolah menjadi Papeda
dan Sagu. Selain itu juga ada
beberapa jenis buah-buahan yang ada dilokasi sekitar Air Terjun Waai seperti
gandaria, jambu mete dan nanas.
Pengunjung
yang datang ke lokasi Air Terjun Waai dan ingin mengambil buah-buahan tersebut
mereka harus membeli dari pemilik buah-buahan tersebut. Orang yang mempunyai
buah-buahan tersebut hampir tiap saat berada di kebunnya karena mempunyai rumah
(gubuk) di kebunnya seperti tampak pada gambar 2.
Gambar 2
Tempat Tinggal
Petani

c. Air Terjun
Air
terjun Waai ini adalah merupakan satu sungai yang berasal dari kaki gunung
Salahutu dimana sungai ini bernama Waetasoi. Sungai tersebut mengalir melalui
jeram atau lembah dan membentuk air terjun. Air terjun ini berlokasi atau
tempat yang merupakan pemilik masyarakat Negeri Waai dimana Air Terjun Waai ini
adalah lokasi yang dimiliki oleh Keluarga Kayadu atau mata rumah Kayadu (Yunus
Kayadu).Air terjun Waai memiliki ketinggian 17.26 m, diukur secara manual.
Dengan bentuk yang tidak lurus (terjal ke bawah), tetapi berkelok. Air terjun
tersebut diapit oleh dinding-dinding batu sehingga udaranya sangat dingin dan
tertutup.
Suhu
Air Terjun Waai sangat berbeda, ketika siang hari suhu lingkungan Air Terjun
Waai240 C dan ketika malam hari suhunya berubah menjadi 230
C. jadi suhu rata-rata lingkungan Air Terjun Waai adalah 23.50C. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6
Suhu Lingkungan Areal
Air Terjun Waai
No
|
Jam
|
Suhu (C0)
|
1
2
3
4
5
6
7
8
|
07.00
– 09.00 WIT
10.00
– 12.00 WIT
13.00
– 15.00 WIT
16.00
– 18.00 WIT
19.00
– 21.00 WIT
22.00
– 24.00 WIT
01.00
– 03.00 WIT
04.00
– 06.00 WIT
|
230
240
240
240
240
230
230
230
|
Suhu Rata-rata
|
23.50C
|
Sumber : Hasil Penelitian
Suhu
Areal Air Terjun Waai dipengaruhi oleh ketinggian 204 mdpl, vegetasi yang rimbun
dan juga diapit oleh dinding-dinding batu sehingga udanrahnya sejuk walaupun
siang hari.
Ketinggian
204 mdpl merupakan ketinggian yang ideal untuk dijadikan air terjun Waai
sebagai objek wisata alam karena pada ketinggian tersebut udarahnya sangat
sejuk disebabkan oleh ketinggian sebuah wilayah, tekanan udara makin kecil,
![]() |
|||
![]() |
Gambar 3
Air Terjun
Waai
Berdasarkan
data yang diamati, Air Terjun Waai di apit oleh dinding-dinding batu dan tutupi
oleh banyaknya vegetasi sehingga sangat sejuk dan terasa sangat menyenangkan
walaupun siang hari sehingga menarik para pengunjung yang datang.Air terjun ini
masih sulit dijangkau oleh pengunjung karena jalan yang masih sebagian besar
belum dirintis/dibuka (masih dalan keadaan jalan setapak/tempat jalan para
petani pergi ke kebun) menyebabkan para pengunjung yang pergi ke lokasi air
terjun harus berjalan kaki ± 3 km.
Tujuan
pengunjung yang datang ke lokasi tersebut untuk mandi, rekreasi, dan juga untuk
menikmati pemandangan alam di lokasi air terjun, pengunjung tersebut mulai dari
anak-anak sampai orang dewasa.
d.
Debit
Air
Menurut
Suyono (1985:86) menyatakan bahwa debit air merupakan ukuran banyaknya volume
air yang dapat lewat dalam suatu tempat atau yang dapat di tampung dalam sutau
tempat tiap satu satuan waktu. Aliran air dikatakan memiliki sifat ideal
apabila air tersebut tidak dapat dimanfaatkan dan berpindah tanpa mengalami
gesekan, hal ini berarti pada gerakan air tersebut memiliki kecepatan yang
tetap pada masing-masing titik dalam pipa dan gerakannya beraturan akibat
pengaruh gravitasi bumi.Suatu aliran dapat dipengaruhi oleh banyak faktor
antara lain angin, besar kecilnya aliran, hujan, dan lain sebagainya. Debit air
saluran merupakan jumlah air yang mengalir dalam saluran yang dinyatakan dengan
ukuran liter per detik.
Pengukuran
debit air dilakukan dengan cara menentukan
rata-rata luas penampang basah saluran dikalikan dengan kecepatan aliran air
rata-rata. Untuk menghitung debitair
diukur dengan dipilih lokasi yang lurus maka, pada dasarnya dapat
dipaparkan sebagai berikut:
Tabel 7
Data Debit Air
No
|
Panjang
Pengukuran
|
Waktu
Pengukuran
|
Kecepatan
Aliran
|
1
2
3
4
5
6
|
14 meter
|
22.12 dtk
24.01 dtk
20.46 dtk
23.52 dtk
24.23 dtk
22.36 dtk
|
|
Rata-rata
|
22.8
|
0.61m/dtk
|
Sumber:
Hasil Pengukuran di Lapangan2012.
Dari data yang dipaparkan di atas
berdasarkan hasil pengukuran, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata kecepatan
aliran pada air terjun Waai yang diukur dengan panjang jarak pengukuran 14
m adalah 22.8 detik. 22.8 detik didapat
dari jumlah waktu pengukuran dibagi dengan jumlah pengukuran. Untuk itu kecepatan
aliran air ditentukan berdasarkan pembagian jarak pengukuran terhadap lama
waktu pengukuran ( 14: 22.8 = 0.61),maka dapat diketahui bahwa kecepatan aliran
air adalah 0.61 m/dtk
Gambar 4
Penampang
Sungai
![]() |
Selanjutnya saat dilakukan pengukuran
pada penampang basah dari sungai yang diamati tersebut. Untuk menentukan luas
penampang basah saluran kita harus menghitung luas penampang basah dengan
menggunakan rumus :
A = I.d (Harsoyo1977:43)
Keterangan :
A=
luas penampang basah (m2)
I=
lebar saluran (meter)
d=
kedalaman air rata-rata (cm)
Dimana d1


A1 =
I x d m
A1 =
8.40 m x 0.79 m
A1 =
6.64 m
d2


A2 =
I x d m
A2 =
7.60 m x 0.35 m
A2 =
2.66 m
A = 
A = 1.51 m2

A = 1.51 m2
Jadi luas
penampang basah pada penampang adalah = 1.51 m2.
Dari luas
penampang basah selanjutnya dapat dihitung debit air dengan rumus :Q = V x A(Suyono 1985:86).
Keterangan :
Q
= debit air yang mengalir (m3/detik)
V=
kecepatan aliran air (m/detik)
A=
Luas penampang basah (m2)
Dimana Q = 0.61 m/dtk X 1.51 m2
Q
= 0.92m3/detik
Berdasarkan
hasil yang telah diperoleh dan sesuai perhitungan dengan menggunakan rumus maka
diperoleh hasil perhitungan debit saluran air pada aliran Air Terjun Waai pada
hari Senin, 02 Juli 2012 adalah 0.92 m3/detik atau 920 l/detik. Dengan debit aliran air 920 l/detik sangat
baik untuk jika dijadikan wisata air audbond.
2.
Aksesibilitas
Transportasi
atau pengangkutan yang menunjukan jarak dan waktu dalam menempuh sebuah
perjalanan adalah salah satu unsur utama yang merupakan roda pariwisata mulai
dari tempat pengunjung melangkah menuju tempat-tempat objek wisata sampai
kembali ke tempat semula.
Pengunjung
yang ingin pergi ke lokasi air terjun Waai untuk berwisata harus membutukan
akses/jarak tempu± 35 Km dari Kota Ambon – Waai danberjalan ke air terjun Waai
± 3 km . Wisatawan bisa menggunakan kendaraan beroda dua maupun beroda empat.
Bagi pengunjung yang menggunakan kendaraan beroda dua dari pusat Kota Ambon menuju
Negeri Waai harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 70.000 dengan lama perjalanan ±
1 jam perjalanan dan pengunjung yang menggunakan kendaraan beroda empat dengan
jarak tempu dari Terminal Mardika ke Negeri Waai ± 1.5 jam perjalanan, pengunjung harus
mengeluarkan biaya sebesar Rp10.000.
Ketika
sampai di Negeri Waai wisatawan harus berjalan kaki dari Negeri Waai dengan akses/jarak
yang dibutuhkan oleh pengunjung yang datang ke lokasi air terjun harus berjalan
kaki ± 3 km dari Negeri Waai. Lamanya perjalanan yang di tempuh
pengunjung/wisatawan dari Negeri Waai sampai ke air terjun ± 2 jam perjalanan.
Hal itu disebabkan karena jalan atau medan yang di tempuh berkelok-kelok,
berbukit dan lembah. Selama
menyusuri hutan ada jalan setapak (masih dalan keadaan
jalan setapak/tempat jalan para petani pergi ke kebun) yang akan pengunjung lewati, dan
disini diberikan penunjuk jalan yang memang sengaja disediakan oleh pengelola
objek wisata ini. Namun, jika pengunjung memang takut tersesat, pengunjung bisa
menyewa pemandu wisata yang akan memandu sampai di air terjun Waaiini, harganya
pun tidak terlalu mahal hanya Rp 100.000 sampai 200.000 saja. Setelah sampai
disana, semua rasa lelah selama perjalanan akan hilang ketika melihat keindahan
air terjun Waai ini jadi tak usah ragu untuk berkunjung ke objek wisata di
Negeri Waai.
Ketika
dalam perjalana menyusuri hutan wisatawan dapat melihat dan menikmati vegetasi
khas Maluku yaitu Cengkeh ( Eugenia
aromatika ) dan Sagu(Metroxylon sago), dihempasan jalan menuju air terjun dengan berbagai
vegetasi lainnya. Untuk lebih jelasnya kita dapat melihat vegetasi seperti
Cengke dan Sagu pada gambar
5.
Gambar 5
Vegetasi
Khas Maluku
![]() |
Medan
yang ditempuh dari Negeri Waai ke Ari Terjun berupa jalan setapak (tempat jalan
para petani pergi ke kebun) sehingga pengunjung yang pergi ke Air Terjun harus
berjalan kaki ± 3 km dengan waktu tempuh 2 perjalanan melalui medan yang
landai, bukit dan lembah.
Dari perlajalan yang menantang setebut
pengunjung merasa lalah dalam menyusuri medan tersebut dan ketika pengunjung
tiba di Air Terjun Waai rasa lalah tersebut hilang ketika melihat keindahan dan
keunikan air terjin waai yang terhampar didepan mata.
3.
Akomodasi
Akomodasi
adalah jasa pelayanan yang penting bagi kebutuhan-kebutuhan hidup yang harus
disediakan seperti kamar beristirahat apabila mereka lelah, juga harus tersedia
kamar kecil atau toilet untuk melayani keperluan buang air atau untuk
menyegarkan diri dan juga harus disediakan makanan dan minuman bagi wisatawan,
kebutuhan sarana dan prasarana pengunjung yang berkunjung ke Air Terjun Waai.
Berdasarkan
hasil penilitian, diketahui bahwa sarana dan prasarana yang belum memadai
dengan kondisi sebagai berikut :
a. Prasarana
Jalan
Gambar 6
Jalan
Setapak
![]() |
|||
![]() |
Jalanan menuju air terjunini
masih sulit dijangkau oleh pengunjung karena jalan yang masih sebagian besar
belum dirintis/dibuka (masih dalan keadaan jalan setapak/tempat jalan para
petani pergi ke kebun) seperti gambar 5. Jalan yang harus dilalui pengunjung
yang pergi ke lokasi air terjun harus berjalan kaki ± 3 km dengan medan yang
landai, bukit dan lembah.
Dari hasil pengamatan di lapangan jalan
raya yang menuju ke Air Terjun Waai masih dalam keadaan yang sangat parah
(masih dalan keadaan jalan setapak/tempat jalan para petani pergi ke kebun), sehingga
pengunjung yang ke Air Terjun Waai tidak terlalu banyak seperti objek wisata
alam lainnya.
b. Kamar
Mandi atau Kamar Ganti
Kamar
mandi atau kamar ganti merupakan sarana penting dalam dunia pariwisata, dimana
kamar mandi ini digunakan pengunjung pada saat selesai menikmati pemandangan
alam, untuk mandi, rekeriasi.Setelah selesai dengan kegiatan atau
aktifitas-aktifitas tersebut maka pengunjung harus membersihkan diri.
Telah
dipersiapkan kamar mandi atau tempat ganti bagi pengunjung yang datang ke air terjun.Kamar
mandi atau kamar ganti tersebuat dibuat
oleh pemilik lokasi tersebut, kamar ganti dibuatdari bambu, kayu dan zenk, akan
tetapi kamar ganti tersebut sudah rusak disebabkan karena pohon tumbang. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 7 sebagai berikut :
Gambar
7
Tempat Ganti Yang Sudah Rusak
4.
Objek
Wisata Alam
Air terjun Waai ini
merupakan salah air terjun yang ada di Negeri Waai yang bisa dikelola dan
dikembangkan bahkan dilestarikan untuk dijadikan sebagai salah satu objek
wisata alam.
Objek wisata alam berupa
air terjun yang berada di Negeri Waai ini memiliki panorama atau pemandangan
alam yang masih alami dan baik untuk menenangkan diri dari kesibukan selama seminggu.
Objek wisata alam ini
sering didatangi oleh pengunjung/wisatawan, tetapi pengunjungyang datang ke air
terjun tidak terlalu banyak kecuali hari libur. Dari hasil wawancara dengan
Bapak Yunus Kayadu hal ini ditegaskan bahwa di lokasi ini belum adanya upaya
dari instansi-istansi tertentu dalam
mempromosikan Air Terjun Waai kepada
masyarakat luar.
5.
Recreation
Opportunity Spectrum (ROS)
ROS
merupakan teknik identifikasi karakteristik dari suatu kawasan atau destinasi
dengan settingyang berbeda dan
memadukannya dengan peluang rekerasi untuk keuntungan terbaik bagi penggunaan
penggunaan kawasan/destinasi lingkungan.
Tabel
8
Deskripsi
peluang pengembangan destinasi Areal Air Terjun Waai


PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil yang ditelit maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Air Terjun Waai dapat dijadikan sebagasi objek wisata
alam karena memiliki potensi sepertiair terjun yang sangat
indah disebabkan karena lokasinya masih alami dan air terjun tersebut diapit
oleh dinding batu.
2. Air
Terjun Waai berasal dari Sungai WaeTasoi di bawah Gunung Salahutu berlokasi di
Negeri Waai Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah yang dapat dikembangkan sebagai objek wisata
alam.
3. Suhu
lingkungan pada Areal Air Terjun Waai rata-rata 23.50C, dengan
ketinggian 204 mdpl.
4. Ketinggian
Air Terjun Waai 17.26 meter, dengan debit saluran air pada aliran Air Terjun
Waai pada hari senin, 02 Juli 2012 adalah 0.92 m3/detik atau 920
l/detik.
5. Air
Terjun Waai merupakan lokasi yang indah dan menarik untuk berwisata atau
berlibur.
6. Lokasi
Air Terjun ini belum terdapat akomodasi berupa sarana dan prasarana penunjang
untuk berwisata.
7. Pengunjung
yang datang ke Air Terjun Waai hanya
pada waktu tertentu saja, disebabkan karena
aksesibilitas yang ditempuh cukup jauh dari Negeri Waai (± 3 Km ) dengan
lama prjalanan ± 2 jam perjalanan.
8. Dengan
menggunakan analisis Recreation
Oppportunity Spectrum(ROS), maka ROS memberikan
peluang pengembangan destinasi areal Air Terjun Waai sangat baik jika
dikembangkan menjadi tempat wisata alam.
9. Pengunjung
yang datang ke air terjun tersebut dengan tujuan yang berbeda-beda seperti
berfoto, mandi, rekeriasi dan berjalan-jalan melihat keindahan alam di sekitar
Air Terjun Waai.
B.
Saran
Berdasarkan
kesimpulan di atas, maka penulis mengemukakan saran sebagai berikut:
1.
Harus adanya peranan pemerintah dalam
melihat, memepromosikan Air Terjun Waai.
2.
Kepada Pemerintah, baik Pemerintah
Kabupten, maupun Pemerintah Provinsi agar dapat melihat potensi-potensi yang
dimiliki Negeri Waai seperti Air Terjun Waai, dan dapat dijadikan sebagai objek wisata alam guna menambah devisa daerah
di Negeri Waai Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.
3.
Kepada pengunjung yang datang ke Air
Terjun Waai harus menjaga kelestarian dan keindahan alam di air terjun
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar